Smash Pertama Riki

15 2 2
                                    

Restu dan izin dari profesornya mengantarkan Elok untuk izin hari ini demi latihan final. 

"Dua hari terakhir buat istirahat penuh, Mbak?" tanya Riki sembari menyodorkan air mineral.

"Kuliah." Ia berencana tidak menggunakan 2 hari terakhir untuk kembali ke kampus dan fokus melatih mental. 

"Mahasiswa teladan ternyata. Kirain fokus atlet aja."

"Maunya juga gitu," respons Elok sambil mengaduh.

"Kenapa nggak gitu?'

"Rik, ambil raket. Kita tanding. Kalau turnamen besok menang karena latihan sama lu, gua traktir seminggu," alih Elok. 

Riki mengiyakan ajakannya lalu segera masuk lapangan. Elok tidak menanyakan alasannya menghampiri. Pasalnya, Elok menambah jam latihan di luar jadwal. Namun, ia sungguh berterima kasih atas kedatangannya.

Selama pertandingan dengan Riki, Elok berkesempatan mengetes berbagai strategi baru. Karena, ia menyaksikan sendiri bagaimana rumor terkait pukulan epik dari Riki adalah benar. Memang Riki belum pandai menyerang, ia hanya bertahan, tetapi teknik pertahanannya meningkat dibanding pertama kali bertanding dengannya.

Skor sementara 13–0

"Rik! Ambil jam tambahan latihan juga ya?" tanya Elok saat mengambil bola dan hendak melakukan servis.

"Iya!" jawab Riki dengan nada ditebalkan karena ia juga menjawab sembari menerima servis dari Elok.

"Kenapa ambil? Balas dendam kemarin nggak jadi ditraktir?" Mereka melakukan percakapan selama rally.

"Enggak, Mbak."

"Pingin dapet 5 poin ya!"

"Enggak, Mbak."

"Dasar!"

"Lima belas!" Teriakan Riki berhasil mencetak satu poin karena ia juga menjawab sembari melakukan smash. Jiwa Riki terbakar ambisi mendapatkan tiga kali lipat. Dan, secercah cahaya sebab usaha kerasnya tidak sekalipun berkhianat: smash-nya tidak dapat dikembalikan oleh Elok.

Sontak Elok menatap Riki, bersimpuh, menaruh raket, dan menepukkan kedua telapak tangannya. Jarang sekali ia bertemu atlet yang mampu menembus dinding permainannya apalagi dengan pukulan keras. Dan, Riki menjadi salah satunya.

"Eh? Jangan, Mbak!" Riki menghampiri Elok dan menyuruhnya berdiri.

"Seminggu traktir makan diterima," kata Elok. Ia tersenyum lalu menepuk pundak Riki dengan penuh kebanggaan.

***

Photo by Ahmad Saeed

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Photo by Ahmad Saeed

Thank you || https://www.pexels.com/photo/close-up-shot-of-a-white-shuttlecock-10375321/

Toko Buku di Desa Sangaleya 7 (SELESAI)Where stories live. Discover now