Keabsahan saat Kembali

6 1 2
                                    

Kehadiran Mas Ranook dicap sebagai penyumbang terbesar kegagalan pada pertandingan. Elok dilarang membawa pulang status sang juara dengan begitu mudahnya. Ia dilumpuhkan dikedua babak tanpa bisa berkutik.

Partai final berakhir begitu saja tanpa hawa-hawa sengit nan panas. Penonton, penyelenggara, juga juri pulang cepat lalu merebahkan diri karena rasa kecewa.

Setelah berjabat tangan dengan sang pemenang sesungguhnya, Elok memungut raket, botol minum, handuk kecil, dan semua barang yang ikut menyaksikan kebodohan hari ini. Sisa tenaga pada kakinya digunakan untuk menyeret tas raket serta tubuh pecundangnya ke ruangan kosong yang telah menjadi tempat kabur terdekat bagi Elok selama perasaan kalut menyerang. Bapak Pelatih membiarkan atlet kesayangannya itu hengkang. Ia memahami bak ayah yang baik bahwa Elok butuh spasi.

Ruang kosong

Rupa ruangan itu mirip tempat kecil untuk ibadah. Ada keran air yang sepertinya sempat digunakan untuk penyucian anggota badan sebelum menghadap. Rak kaca dengan 4 bilik kosong. Ia kira rak tersebut difungsikan layaknya penyimpanan mukena dan sarung. Lantainya pun masih dilapisi karpet lumayan tebal walaupun hanya setengah bagian.

Elok bersandar pada tembok pembatas antara karpet dan jajaran keran. Salah satu kakinya ditekuk ke atas supaya kepala beratnya itu bisa sedikit berleha-leha. Sekarang, terlihat wajahnya tidak hanya basah oleh keringat tetapi, juga kesengsaraannya.

"Kakung, apa Desa Sangaleya bisa dipindah ke sini sebentar?" batinnya merengek pada manusia terpenting di hidupnya selama kabur—kakek yang ia panggil Kakung.

"Seperti dugaan, kamu cuma punya keberanian bodoh." Elok tidak menduga akan muncul penerobos sebab selama ini orang-orang hanya lewat bahkan dikunci atau tidak bukan hal krusial. Kendati demikian, tiba-tiba penjahat datang dan berkata seenaknya.

***

Photo by Kassandre Pedro

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Photo by Kassandre Pedro

Thank you || https://www.pexels.com/photo/white-and-brown-concrete-buildings-11502644/

Toko Buku di Desa Sangaleya 7 (SELESAI)Where stories live. Discover now