"Haira!" Elok langsung berlari menuju Haira ketika mengetahui happy pill-nya muncul tidak jauh dari pandangannya.
"Nggak usah lari!" teriak Haira. Perintahnya tidak dihiraukan. Pun, kejadian sesudahnya telah diperkirakan—Elok jatuh. Bahkan kali ini bersama mangkok keramik kecil, tempat Wedang Rondenya.
"Aa, pecah ...."
"Makin bodoh ceroboh aja ni anak." Haira melipat lengannya. Ia memandangi tanpa membantu.
Di lain sisi, Riki cekatan meminta plastik untuk membereskan pecahannya. Perbedaan respons kedua makhluk ini—Haira dan Elok—sungguh kentara. Ya, bisa diasumsikan bahwa Riki adalah orang baru. Sedang, Haira sudah kolot sejak zaman Sapiens.
"Udah kesandung berapa kali pagi ini?"
"Tiga ini ... tadi waktu muterin bandara nggak lihat ada polisi tidur," jawab Elok seperti sedang mengadu pada induknya.
"Kalo sekali lagi jatuh, pulang aja."
"Nggak bisa dong, main aja belum."
"Ya itu gimana mau tanding. Kaki-tangan luka mulu. Bukannya dibaik-baikin, malah dijatuh-jatuhin."
"Ya kan ... nggak minta jatuh, Ra."
"Ya lu harusnya totalitas dong."
Elok mendongak lalu melihat tepat pada bola matanya. Haira begitu membara memarahi anak ayam itu. Dari sinar mata Elok, ia hanya bisa mengangguk pada titah induknya. Namun tiba-tiba, ia mengutarakan, "Ra, harusnya gua nyerah aja ya?"
"Nyerah aja. Jangan sampai nyesel karena nggak nyerah dari sekarang. Yang lu kejar udah nggak ada."
Elok adalah sosok yang masih terus menggantungkan persembunyian paling aman di belakang punggung Haira. Ia adalah benteng terkokoh dalam hal pertahanan saat kabur. Dengannya, ia mustahil mencemaskan hal tidak penting. Aman dan hangat. Walaupun sikapnya keras juga tajam.
Perkataan Haira membuat Elok berpikir berulang kali lagi. Apakah benar, atlet merupakan jalan terindah. Ia tidak memperoleh dukungan dari berbagai sisi. Mungkin kalau ditanya sekarang, dirinya sendiri pun ragu.
"Ra ... gua dapet jadwal malem."
"Tau. Takdir juga mau ngarahin lu buat udahan."
"Kalau ternyata ... gua lolos?"
"Lu lagi dipermainin."
***
Photo by Thiago Matos
Thank you || https://www.pexels.com/photo/mirror-fragments-on-gray-surface-with-the-reflection-of-a-person-s-hand-3022456/
YOU ARE READING
Toko Buku di Desa Sangaleya 7 (SELESAI)
Teen FictionTokoh perempuan bernama Elok sudah memiliki karier yang ia mau. Akan tetapi, seketika hancur karena kuatnya otoritas keluarga. Kejadian itu membuatnya tidak lagi percaya akan dirinya sendiri dan hidup tanpa keyakinan bisa meraih keberhasilan kembali...