Keberuntungan Hari Berseling

13 3 0
                                    

"Ayo, El. Jangan mati dulu sebelum lihat pria tua itu menebus dosanya!" pikirnya.

Perstevi menurunkan tangannya lalu segera berposisi siaga menerima bola Celzau. Kondisinya masih belum fokus hingga dengan cepat menyebabkan penonton bersorak atas perolehan nilai 15:20. Satu poin lagi Perstevi lengah, maka kariernya harus direlakan.

"Perstevi fokus!" teriak Bapak Pelatih. Beliau mencoba menyalurkan semangat dengan memberi tanda tepukan dua kali. Perstevi menundukkan badan dan memegang lututnya. Hampir putus asa adalah kondisinya saat itu.

Akan tetapi, ia langsung mendongak ketika sorakan bergemuruh dari bangku penonton. Terlihat Riki memimpin mereka untuk menyalurkan energi melalui teriakan nama Perstevi, tepukan tangan, dan balon tepuk. 

Walaupun penonton sudah tidak seramai pagi atau siang, semangat mereka mampu mengembalikan kepercayaan diri Perstevi. Kali ini Perstevi melontarkan senyum kepada Riki, berterima kasih atas kebaikan hatinya.

Permainan berlanjut, Perstevi siaga menerima bola dari Celzau setelah wasit memberikan aba-aba 'play'. Rasa percaya dirinya muncul dan terus memuncak.

Akhirnya, ia berhasil memperoleh poin serta terus menambahkan poin. Setiap bola mati di lapangan Celzau, Riki dan suporter di sampingnya berteriak senang. Tentu, kesenangan itu terasa jelas oleh Perstevi.

Sampai akhirnya kedudukan seri 20:20. Yang seharusnya nilai menang adalah 21, kini berganti sistem menjadi selisih 2. Jadi, atlet dikatakan menang ketika mendapatkan 22:20 atau 23:21 atau kelipatannya.

Mental Celzau terpengaruh dan cepat menurunkan performanya. Kebangkitan Perstevi membuat kesempatan menang semakin besar.

Terima kasih kepada semesta, hari berseling berpihak padanya malam itu. Perstevi menang 22:20 sehingga skor akhir adalah 2:0. Ia langsung berlari menuju Bapak Pelatih lalu mendekap beliau. Sungguh firasat awal berjalan dengan baik.

"Semoga takdir benar-benar membalaskan dendammu," kata Bapak Pelatih sembari menepuk bangga punggung Perstevi. 

***

Photo by Edgar Hernandez

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Photo by Edgar Hernandez

Thank you || https://www.pexels.com/photo/blue-skies-783944/

Toko Buku di Desa Sangaleya 7 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang