Elok berbalik ke arah Haira dan kursi penonton dengan tangan menelungkup mulutnya. Matanya masih berbinar tidak percaya bahwa semesta se-nggak-bisa ditebak kayak gini.
Elok jongkok sembari menunduk. Ia membungkam mulutnya rapat lalu berteriak. Satu teriakan cukup untuk mengekspresikan syukur kepada sang maha.
Lantas, Haira menghampiri kemudian menanyakan mengapa tingkah lakunya demikian.
"Ra, gua masuk final tanpa tanding!" kata Elok sembari mendekap sohibnya itu.
"Aduh, El! Lo nyekek gua bego!"
"Maaf. Terlampau seneng, Ra."
Elok melepas pelukannya. Ia melanjutkan kegirangan dengan melompat-lompat kecil di depan Haira. Seperti anak ayam yang baru saja dikabulkan keinginannya oleh sang induk.
"Selamat, El. Tapi jangan kebablasan juga. Semesta adil ke siapa pun. Lo harus melek sama rencana nggak ketebak dari sang maha buat orang lain."
"Ra ...."
"Ya kan nggak tau lawan lo kenapa nggak dateng. Entah takdir nggak terduga apa yang dia terima sampai harus ninggalin semifinal."
***
Photo by Josh Hild
Thank you || https://www.pexels.com/photo/silhouette-of-trees-during-night-time-8185253/
KAMU SEDANG MEMBACA
Toko Buku di Desa Sangaleya 7 (SELESAI)
Teen FictionTokoh perempuan bernama Elok sudah memiliki karier yang ia mau. Akan tetapi, seketika hancur karena kuatnya otoritas keluarga. Kejadian itu membuatnya tidak lagi percaya akan dirinya sendiri dan hidup tanpa keyakinan bisa meraih keberhasilan kembali...