Bola Pertama, Servis Pertama, dan Bukan Nilai Pertama

8 2 1
                                    

"Ya kan nggak tau lawan lo kenapa nggak dateng. Entah takdir nggak terduga apa yang dia terima sampai harus ninggalin semifinal." Haira menepuk pundak Elok meyakinkan sesuatu. Ia berkata, "Tapi, lo punya hak untuk egois karena ini takdir tak terduga khusus buat lo. Nggak pantes kalo kesempatan ini disia-siain, El."

"Semoga ini bukan hal buruk ya, Ra," kata Elok khawatir ada maksud lain dibalik keberuntungan ini.

"Buru siap-siap sana."

Sekitar pukul 10.

Kondisi fisik dan mental Elok sangat stabil untuk menghabisi lawan. Sembari menunggu lapangan siap, ia memutar ringan pergelangan kakinya bergilir kiri lalu kanan. Raket pun siap di genggaman tangan kanan. Kondisi raket dinilai aman. Handle-nya tidak lembab dan tidak ada yang putus pada area senar.

Setelah mendapatkan suara panggilan, Elok masuk dengan segala persiapan matang demi balas dendam terakhir. Musuh telah berada di depan matanya. Tidak mungkin ia lepaskan pandangan tajam kepadanya kecuali permainan berhasil dibabat.

Ketika pemilihan pemulai permainan, Elok terpilih. Sejak awal ia tidak pernah dapat bola pertama. Kali ini ia merasa lebih percaya diri sebab bola pertama ia artikan trofi pertama.

Permainan dimulai. Ia langsung terkejut poin pertama adalah milik lawan. "Bodoh banget, El," pikirnya segera setelah melakukan kesalahan servis yang mengakibatkan poin lawan unggul 1:0. Sebenarnya ia cukup panik, bagaimana bisa semangatnya tidak mempan. "Nggak berkelas banget, El," batinnya lagi.

Setengah permainan babak 1, lawan memimpin 11:7. Mereka jeda sebentar ke pinggir lapangan. Di pinggir lapangan ada Bapak Pelatih yang sontak mengklarifikasi, "Pengajar sama orang suruhan ayah kamu ada di bangku penonton belakang kamu, El. Mereka datang."

Seketika ingin menengok, tangan Bapak Pelatih menahannya. "Jangan. Pura-pura nggak tahu aja, El."

***

Photo by SHVETS production

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Photo by SHVETS production

Thank you || https://www.pexels.com/photo/a-shuttlecock-on-a-badminton-racket-8007408/

Toko Buku di Desa Sangaleya 7 (SELESAI)Where stories live. Discover now