BAB 2 : Mark My Words

7.8K 534 28
                                    

Happy Reading.

"Gue bener-bener proud sama elo Baal! Sumpah gak nyangka banget bisa kek gitu tadi." Cassie menatap mata sahabat pacarnya itu dengan berbinar.

"Iya, by. Aku juga kaget gitu pas denger dia ngomong dihadapan tuh nenek lampir," celetuk Aldi yang baru saja datang dengan empat gelas es jeruk.

"Nenek gayung dia mah," sangkal Bastian yang membuat ketiganya tertawa. Iqbaal hanya diam menatap nasi goreng yang baru saja dihidangkan Bastian.

Dalam hati, ia masih merasa tak enak sebenarnya. Namun mau bagaimana lagi? Tindakan Salsha sudah kelewat batas. Dia melirik ke arah ketiga sahabatnya itu. Mereka tampak bahagia mengingat kejadian tadi.

"Kalian liat gak gimana wajahnya tuh nenek sihir pas si Iqbaal bilang kita udah selesai, Salsha. I swear, gue liat matanya berkaca-kaca," kata Cassie.

"Jangan lupa pas si Iqbaal bilang, kamu udah gak ada hak buat ngelarang aku. Andai aja tadi hape gue gak lowbat udah gue video terus upload di instagram," tambah Aldi.

Bastian mengangguk. Ia menelan baksonya kemudian berkata, "Kelakuan kamu yang kayak gini ngebuat aku jenuh sama hubungan kita," katanya mengikuti suara serius Iqbaal tadi, "lo liat? Dua dayang-dayangnya udah sigap nahan tuh nenek yang mau pingsan kayaknya."

"Ahahaha, iya Bas. Gue inget. Komuk dia kalo dijadiin meme gitu cocok banget." Cassie tak bisa menahan tawanya lagi. Bahkan gadis berdarah campuran itu sampai memegangi perutnya yang kesakitan karena terlalu banyak tertawa.

"Baal? Lo kenapa diem aja?" Aldi mengerutkan alis menatap Iqbaal yang tak kunjung membuka suaranya. Kontan Cassie dan Bastian menghentikan tawanya.

"Jangan bilang lo nyesel?" kata Cassie dengan wajah kaget, "open your mind. Cewek kayak gitu gak pantes buat disesali. She's deserve it!" lanjutnya.

"Gue gak enak aja sama Bang Al, Cass." Iqbaal mengaduk esnya tanpa minat meminumnya.

Bastian merangkul bahu sahabatnya itu. "Yailah Baal, gue yakin Bang Al pasti ngerti kok," ujarnya menenangkan.

"Iya. Bang Al tuh cuma gak ngerti gimana kelakuan adeknya. Gue yakin Bang Al pasti ngerti kok," timpal Aldi yang dibalas anggukan oleh Cassie.

"Hmm.. Semoga aja ya," jawab Iqbaal lesu.

***

Jeha dan Steffi saling berpandangan memikirkan cara untuk menenangkan Salsha lewat tatapan mata mereka.

"Sha, udah ya. Jangan sedih lagi. Gue yakin lo bisa dapetin cowok yang lebih dari apa pun dibanding dia." Steffi mengusap bahu sahabatnya yang tak henti-hentinya bergetar. Tisu berserakan dimana-mana membuat kamar itu jauh dari kata rapi.

"Iya, Sha. Lo masih bisa sama Kak Bryan, Kak Ari, atau mungkin sama Kak Alwan?"

Steffi memukul tangan Jeha, "Mau lo didamprat sama pacar seremnya Kak Alwan? Lo gak inget kejadian si Sabrina yang diguyur air kopi?"

"Ah ya, blacklist. Angga anak sebelas A-3 juga lumayan, Sha."

"Angga udah pacaran sama Becca ya, Jeh!" Steffi menatap kesal ke arah Jeha yang menunjukkan calon-calonnya.

"Oh iya gue lupa!" Jeha menepuk dahinya, "gimana kalau Kak El?"

Steffi yang geram akhirnya melempar kotak tisu ke Jeha membuat gadis itu mendelik tak terima. Untuk sekedar informasi saja, Jeha itu pemegang sabuk hitam karate.

My Sweetest ExWhere stories live. Discover now