BAB 10 : They Are Fight

5.7K 472 45
                                    

Happy Reading.

Pagi ini, seluruh siswa SMA Garuda dihebohkan dengan berita tenggelamnya ratu sekolah di kolam renang saat praktek. Hampir semua siswa yang ada di lorong membicarakan topik panas itu. Beritanya begitu cepat menyebar, hingga sampai ke telinga Iqbaal.

Lelaki yang melewati lorong dengan Celine hendak menunaikan tugasnya selaku ketua OSIS itu mendengar bisikan yang begitu jelas terdengar di telinganya.

"Gue bilang juga apa! Si Iqbaal mana perduli sama dia. Sekarang aja dia kayak biasa gitu," ucap seseorang yang tak dia ketahui namanya.

"Betul tuh! Bahkan nih, kemarin dia abis jalan sama Vanes," sahut yang lain.

"Yaa... Gue sih gak heran, mungkin dia udah keki sama sikapnya tuh nenek lampir. Sampe ogah jenguk ke rumah sakit."

Kemudian mereka tertawa. Tawa yang terdengar jahat ketika seseorang di sana terbaring dengan infus di tangannya. Iqbaal sendiri terhenyak akan fakta yang baru ia ketahui. Salsha masuk rumah sakit? Dia sungguh tak tahu akan hal itu. Dia kira Salsha hanya dirawat di rumah.

"Cel?" panggilnya ke arah kawan sekompleknya itu.

"Iya Baal? Ada apa?"

"Salsha masuk rumah sakit?"

Celine menghentikan langkahnya, gadis yang sejak tadi fokus akan buku agenda rapat kemarin itu menatap Iqbaal heran.

"Lo gak tau?"

Iqbaal menggeleng yang mana membuat Celine ternganga.

"Masa sih? Salsha emang dibawa ke rumah sakit pake ambulans sekolah. Keadaannya kemarin tuh lemes banget, mukanya pucet gitu. Makanya pihak UKS suruh petugas buat anter ke rumah sakit," jelas Celine.

"Serius?" ucap Iqbaal tak percaya.

"Untungnya gue boong?" Celine mengangkat alisnya ke atas.

Iqbaal menghela napasnya. Dia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ada besitan rasa khawatir di hatinya. Bagaimana keadaan gadis itu sekarang? Apa sudah membaik? Mengapa kejadian itu bisa terjadi? Dan pertanyaan-pertanyaan lain hinggap di benaknya saat ini.

"Jangan bilang lo gak tau." Celine menatap rekannya itu dengan pandangan menuduh. Iqbaal membalasnya dengan tatapan polos, pun senyum tak berdosanya yang mana membuat Celine berdecak. "Lo gak ada sedikitpun rasa gitu ke dia? Kalian pacar gak sebentar loh," kata Celine kemudian.

"Percuma juga kan kita pacaran lama kalau gak ada sedikitpun rasa di antara gue ke dia."

"Ya tapi kan, cinta bisa tumbuh seiring jalannya waktu, Baal."

Iqbaal tertawa sumbang. Cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu? Yeah, mungkin saja jika kita menjalani dengan sosok orang yang menyenangkan. Bukan dengan orang bersifat seperti parasit yang menempel dimanapun berada, mengatur apapun tindakannya, melarang ini itu, manja, dan juga berlaku kasar. Bagaimana mungkin dia jatuh cinta dengan gadis yang mengekangnya?

"Omong kosong, Cel," jawab Iqbaal sembari menatap ke arah gadis di sampingnya. Celine memandangnya penasaran, seolah tak puas dengan jawaban singkat Iqbaal.

"Gimana gue bisa suka sama dia kalo hanya ada sifat buruk yang dia tunjukkin ke gue?" kata Iqbaal santai.

Celine hanya diam. Tak juga menyangkal karna memang itu benar adanya. Salsha memang punya seribu sifat buruk yang bisa membuat orang terganggu. Suka melabrak seseorang, melanggar peraturan, bertindak bak penguasa, dan sifat-sifat menyebalkan lainnya. Yang mana membuat gadis itu mendapatkan predikat sebagai siswa paling dibenci.

My Sweetest ExWhere stories live. Discover now