BAB 30 : Dating Agency

6.4K 423 65
                                    

Happy Reading.




"Gimana? Lo mau gak jadi cewek gue?" kata lelaki yang tengah duduk di balik piano.

"Emang ada alesan buat gue nolak lo?" jawab si gadis.

Lelaki itu tersenyum lebar. Tidak sia-sia persiapannya. Danau terbuka yang dihias sedemikian rupa dengan lilin mengapung dan juga lampu lampu yang menjalar di atas pohon membuat kerlipan tersendiri.

Aldi berdiri memberi pelukan pada gadis yang saat ini tengah menangis bahagia.

"Maafin gue ya," katanya sembari mengusap punggung Steffi.

"Jahat banget sih lo! Pake acara jalan segala sama Caitlin," ujar Steffi menyuarakan kekesalannya karna seharian ini dibuat marah akibat postingan Aldi di media sosial bersama mantannya itu.

"Bagian skenario, Sayang."

Steffi tidak bisa menyembunyikan rona bahagianya. Gadis itu memeluk lebih erat lelaki yang baru saja resmi menjadi kekasihnya. Keduanya saling menebar kehangatan tanpa tau kelima manusia yang tengah memandang mereka sebal.

"Yaudah sih, ini gue bisa kurus disedotin mulu sama nyamuk," protes Kiki yang sejak tadi berdiri di balik pohon.

"Tau nih! Gak elit banget mainnya sampe ke kebon begini," tambah Bastian yang sudah cukup banyak mengoleksi bekas gigitan nyamuk karna celana yang dia gunakan hanya selulut.

"Lo berdua protes aja, noh liat Iqbaal yang dari tadi megangin lampu juga biasa aja."

Iqbaal yang namanya disebut hanya tersenyum. Lelaki yang masih setia menyangga galah untuk lampu berbentuk love itu memilih bungkam karna canggung.

"Iyalah doi diem orang disini ada Salsha. Canggung katanya." Tuhkan. Memang pada dasarnya Bastian itu pembokar segala aib.

Salsha yang namanya disebutkan hanya pura-pura diem. Well, memangnya dia harus merespon bagaimana? Karna pada nyatanya dia pun juga canggung.

"Udah yuk pulang, lama-lama ngeri tau udah jam satu juga ini," ujar Jeha memecah suasana.

"Kamu pulang bareng aku aja pulangnya," kata Bastian pada Jeha.

"Terus mobil gue mau ditinggal disini? Udah gue bareng Salsha aja."

"Gak lah biar mobil lo dibawa Iqbaal besoknya gue anter pagi-pagi ke rumah lo. Gila aja cewek-cewek pulang sendirian jam segini. Lo bareng gue aja," kata Bastian memaksa.

"Ya terus Salsha gimana? Dia gabawa mobil tadi aja mereka berdua nebeng gue," kata Jeha sembari menunjuk Salsha dan Steffi.

"Salsha bareng Iqbaal aja," sahut Steffi.

"Ih enggak!" kata refleks itu membuat semua yang di sana menoleh ke Salsha. Gadis itu dengan gerakan refleks menutup mulutnya. "Ma..maksud gue tuh gue kan emm.. bisa bareng Bang Kiki atau gak Aldi?" kata Salsha kemudian.

"Ya Sha, lo tadikan tau gue bawa motor trail. Mana bisa boncengin elo?" kata Kiki sok menyesal.

"Iya, lo juga tau kan mobil yang gue bawa juga cuma dua kursi. Ya masa lo mau pangku-pangkuan sama Steffi?" tambah Aldi dengan nada sok menyesal juga.

Salsha jadi bingung dan dilema. Keputusannya untuk tidak membawa ponsel sepertinya salah. Jika begini jadinya dia kan bisa meminta jemput Kak Al atau Kak El kalau perlu Mark juga.

"Gimana? Lo bareng sama kita?" tawar Jeha.

Salsha jadi bimbang. Rumah Jeha dan Salsha itu berbeda kutub, dia merasa tak enak pada Bastian nantinya. Tapi jika dia tak nebeng Bastian masa dia harus...

My Sweetest ExWhere stories live. Discover now