BAB 20 - What's My Fault?

6.3K 518 124
                                    

Happy Reading.



"Aku minta maaf."

Salsha tak pernah sekalut ini sebelumnya, jantungnya berdegup kencang, pun bulu kuduknya yang berdiri karena merinding. Tangannya kaku, hanya karena sebuah genggaman yang sudah tiga bulan ini hilang.

"Aku sadar perkataanku di UKS kemarin salah, aku minta maaf, Sha." Iqbaal masih belum melepaskan genggamannya.

"Untuk?"

"What i've doing to you, aku sadar kalau perkataan aku salah."

"Jangan merasa bersalah gini, aku gak apa-apa, beneran deh." Salsha tersenyum canggung.

"Terus?"

Iqbaal menatapnya dengan pandangan memohon, "Maaf ya?"

Oh ayolah, ini semua bahkan di luar pikirannya. Dia tahu Iqbaal akan meminta maaf padanya, namun mengajaknya bertemu berdua seperti ini benar-benar di luar jangkauan angannya.

"Okay! Jangan bolos lagi ya, tugas aku jadi makin banyak entar."

Salsha sweetdrop. Hah?

"Kamu minta maaf supaya tugas kamu gak bertambah gitu?" Salsha menyentak tangan Iqbaal, bibirnya mengerucut serta matanya yang memicing-menatap laki-laki di depannya dengan pandangan marah.

"Pipi kamu makin lebar ya, Sha?" Iqbaal mencubit gemas pipi Salsha membuat gadis itu merengek kesakitan.

"Sakiiiiit..."

"Gak mau."

"Iqbaaal ih!"

"Kamu gemesin gini, mana bisa dilepasin."

"Salsha?"

"Salshabilla Valencia!"

Salsha terlonjak. Kaget. Gadis itu sampai berjingkat karena oktaf suara yang menyakiti gendang telinganya.

"Kamu tau apa hukuman kalau tidur di pelajaran saya kan?" Bu Cicik yang entah sejak kapan berdiri di depan mejanya itu bertanya dengan nada sarkasme.

Salsha menghela napas, kemudian bangkit dari duduknya meski kepalanya masih pening luar biasa. Tanpa sengaja pandangan matanya bertemu dengan manik Jeha dan Steffi. Salsha menarik atensinya kembali kemudian berjalan keluar kelas dengan langkah gontai.

Bodoh. Bagaimana mungkin dia bisa tertidur di jam pelajaran Bu Cicik? Apalagi dengan posisi bangku di urutan depan? Akhirnya, gadis itu memilih untuk melanjutkan langkah ke kantin. Dia butuh selembar sandwich dan susu kotak strawberry untuk mengganjal perutnya.

Suasana lorong begitu sepi karena jam pelajaran masih berlangsung, namun ada dua kelas yang sedang berolahraga di lapangan. Ah, salah satunya adalah kelas Iqbaal. Tapi... dimana laki-laki itu?

Bodoh. Bahkan disaat hatinya terluka karena sikap Iqbaal pun ia masih mencarinya.

Ketika dia berada di belokan menuju kantin, matanya menangkap jelas sosok Cassie yang tengah bercengkrama dengan dua laki-laki yang posisinya membelakanginya. Dia kira itu teman sekelasnya, namun ketika berjalan lebih mendekat ia baru sadar jika yang berada di depannya adalah Iqbaal dan Aldi.

Senyuman sinis terukir dari bibir si gadis bule yang tak dimengerti apa maknanya.

"Baal, perasaan lo ke Salsha itu gimana sih?" Pertanyaan itu terucap begitu saja dari bibir Cassie.

"Kenapa tanya gitu?"

"Ya pengen tau aja, kenapa bisa suka sama Salsha."

Salsha memilih untuk berbalik badan, dia tau permainan semacam apa yang tengah dibuat gadis bule itu. Gadis itu beranjak meninggalkan kantin, mengabaikan perutnya yang lapar minta diisi nutrisi sebelum celetukan Aldi berdengung di telinganya.

My Sweetest ExWhere stories live. Discover now