BAB 6 : Stalking Her

6.1K 515 72
                                    

Happy Reading.

Iqbaal duduk di samping Aldi, meluruskan kakinya yang terasa pegal akibat bertanding futsal. Laki-laki itu menerima terbuka botol mineral yang tersisa separuh dari Aldi.

"Gak ada Cassie gak enak nih. Gak ada minuman sama anduknya," celoteh Bastian yang merebut botol mineral dari Iqbaal.

"Lo kira pacar gue pembokat!" Aldi menendang kaki Bastian yang tengah selonjor di depannya.

"Gak gitu, Ald. Kalo ada Cassie kan kane bisa minum ndiri lah ini? Sebotol buat bertiga."

"Kayak orang susah aja lo! Tinggal beli apa sih susahnya," jawab Aldi yang membuat Bastian menyentuh hidungnya sendiri.

"Mata lo ketutup belek? Itu toko kalo buka jam lima! Bego itu dibuang jangan dipelihara mulu."

Aldi menggeram hendak memukul Bastian namun terhenti ketika gerombolan Kak Al berjalan ke arah mereka.

"Kalian gak mandi?"

"Nanti aja Kak. Lo duluan aja," sahut Bastian. Mereka bertiga memang sudah kenal dekat dengan kakak Salsha ini. Bukan hanya Kak Al sebenarnya, ada juga Kak El yang saudara Kak Al, Kak Jeje, Kak Farhan, dan Kak Daniel.

"Eh si Jaelan ke mana? Kok ujung rambutnya gak keliatan?" tanya Kak El, fyi, kakak ini punya adik yang juga masuk club futsal mereka. Nama bekennya Dul tapi kakak Al sama El yang usil suka manggil nama panjangnya. Abdul Rei Jaelani yang biasanya dipanggil Dul ini biasanya satu tim sama Iqbaal cs buat ngelawan Kak Al bareng Fahri juga sebenernya.

"Mandi, Kak, tadi ke sana bareng Fahri juga," jawab Iqbaal.

"Emang tuh berdua makhluk perangko, ke mana-mana nempel mulu," dumel Kak El yang mengundang tawa semua.

"Baal, gak main ke rumah? Udah lama juga nih gak keliatan jemput Salsha."

Iqbaal menghentikan tawanya. Gugup hendak menjawab apa. Semuanya pun ikut terdiam. Bastian sendiri melirik Iqbaal sembari bertanya lewat bahasa tubuh yang sama sekali tak bisa ditangkap oleh Iqbaal.

"Eum... iya Kak, entar aku main, kok," katanya gugup.

"Yailah, Baal, jangan gugup gitu. Ketauan banget kan kalo si Al-nya nyeremin."

"Gue remes tuh mulut lo ya, El."

"Mau dong di remes sama Kakak tamvan." Kak El memonyongkan bibirnya lucu membuat semua tertawa akibat tingkahnya yang kocak.

"Jijik ya, El," Kak Al mengedikkan bahunya jijik, "lo jangan kaku gitu ah sama gue, santai aja gue cuma gigit Yuki, kok," kata Kak Al yang mengundang wajah mual dari teman-temannya. Kalau si Aldi dan Bastian sih senyum karna memang otak mereka udah terkontaminasi, beda sama Iqbaal yang hanya mengangguk canggung.

"Si Yuki matanya lagi julit pas nerima si Al." Kak Jeje yang omongannya sepedas bubuk cabe ini menyuara.

"Bagus juga sama gue," sahut Daniel yang sejak tadi fokus dengan ponselnya.

Al menoleh, "Yang ada nih ya Yona yang matanya julit pas dulu nerima elo. Baru sekarang aja dia dibuka penglihatannya."

"Sial ya lo, Al."

"Lah emang si kakak cantik napa, Kak Al? Putus sama Bang Daniel?"

"Iya, Bas. Si Daniel selingkuh," sahut Fahri.

"Gue gak bilang ya, Niel." Al mengangkat tangannya sedangkan si Daniel udah cemberut.

"Ada kesempatan dong gue deketin Kak Yona lagi," kata Bastian yang membuat Daniel mendelik. Mata sipitnya tampak lucu membuat Aldi tertawa refleks.

My Sweetest ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang