BAB 36 : Pregnancy and The Wedding

7.8K 445 49
                                    

Happy Reading.

Aktivitas padat yang dijalankan Salsha selama sebulan untuk merampungkan acara pameran membuat daya tahan tubuhnya menurun. Salsha tergolek lemah di atas ranjang dengan posisi meringkuk sembari memegangi perut. Semenjak kemarin, gadis itu mengeluhkan sakit perut disertai dengan muntah yang membuatnya semakin lemas.

Semalaman, ia bolak-balik kamar mandi untuk muntah membuat sang Mami khawatir.

"Ke rumah sakit aja ya," ujar Maminya sembari memijat lembut bahu Salsha.

"Gak mau, Mii..." Salsha merangsek lebih dalam ke bantal, menyembunyikan wajah kusutnya.

"Mami panggilin dokter Kyungsoo ya," tawar Maminya lagi.

Salsha menggeleng, "Malu ah, dokter Kyungsoo ganteng gitu. Salsha jadi salting nanti kalo diperiksa."

Maminya menggelengkan kepala. Heran dengan anak gadisnya yang benar-benar enggan berhubungan dengan kata medis.

"Terus kalo dibiarin gini kapan sembuhnya?"

Salsha hanya diam. Gadis yang berpura-pura tidur itu memilih untuk mengabaikan Maminya. Uh! Dia itu paling anti dengan dokter, rumah sakit, dan segala perkakasnya. Di bandingkan dirinya harus berurusan dengan hal yang dibenci lebih baik ia memilih diam saja.

"Adek belum mau ke dokter, Mi?" Suara Yuki masuk ke dalam indra pendengaran Salsha. Meski dirinya memejamkan mata, jiwanya masih terbuka, bahkan Salsha dapat merasakan tangan kurus kakak iparnya itu mengusap rambutnya.

"Iya nih, Ki, Salsha emang bandel banget. Susahnya kayak dipaksa nikah."

Yuki tergelak dengan candaan si ibu mertua.

"Selamat pagi, Mami, Kak Yuki!" Suara mengagetkan itu muncul bersamaan dengan dua gadis yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar Salsha tanpa sungkan.

Salsha mengernyit ketika mendapati dua sahabat anehnya itu tersenyum selebar lapangan golf. "Ngapain?"

Pertanyaan yang bisa dibilang tak penting itu keluar dari mulut Salsha membuat Jeha dan Steffi menurunkan senyuman berganti mengernyitkan dahi-lagaknya bingung dengan si gadis.

"Ngapain? Ya jenguk lah."

"Lo berdua malah bikin kepala gue pusing. Udah sana pulang!"

Memang pada dasarnya bebal dan tidak tau malu. Keduanya malah semakin mendekat dan memasang wajah sok imut.

"Dimana-mana tuh ya, orang ngejenguk bawa buah atau gak roti. Nah ini, malah minta oleh-oleh." Salsha bergumel membuat tawa aligator Jeha dan Steffi berkumandang.

"HAHAHA... Lo sih gak bilang sakit apaan, ya kan kita bisa bawain sesuatu. Ntar kalo lo nya gak bisa makan gimana? Kan sayang nanti dianggurin," Steffi mengeles yang mana membuat Salsha mendecih.

"Udah, Mami sama Kak Yuki ke bawah dulu. Kalian mau minum apa?"

"Bawain air putih aja, Mi, nanti kalo ditawarin malah ngelunjak."

Steffi menggeleng, "Apa aja deh Mi yang manis-manis, Hehe..." Gadis itu menyengir lebar membuat Mami Salsha juga tersenyum.

"Iya deh, suruh Salshanya makan ya abis itu paksa minum obat."

"Oh, siap Mamii!" Steffi dan Jeha berlagak hormat membuat Helena menggelengkan kepala dengan tingkah kedua gadis itu.

Salsha memutar bola matanya, tiba-tiba dia merasa mual dengan kedua tingkah kedua sahabatnya membuat dirinya langsung berlari ke kamar mandi.

"Lho Sha? Kenapa?" Jeha panik karena gadis di sampingnya tiba-tiba berlari secepat kuda.

Salsha tak menanggapi pertanyaan Jeha. Gadis itu malah memuntahkan susu yang baru saja diminumnya tadi. Jeha dan Steffi memandangnya curiga. Setelah merasa perutnya baik, Salsha membasuh bibirnya bersiap untuk kembali bermalas-malasan di ranjang sebelum pertanyaan Steffi membuatnya kaget setengah hidup.

My Sweetest ExWhere stories live. Discover now