BAB 18 : Heartbreaking

6.2K 546 144
                                    

Happy Reading.





BUGH! Suara hantaman keras  membuat laki-laki yang diserang secara tiba-tiba itu terhuyung ke belakang. Deruan napas menggebu si penyerang membuat melodi di Rabu sore.

"Lo gila?!" Alwan—yang notabenya adalah korban langsung berseru marah pada si pelaku, Iqbaal.

Iqbaal tersenyum sinis, "Itu pantes buat lo yang udah mempermainkan hati sepupu gue," katanya dengan sorot amarah yang tak bisa dihindarkan.

"Jangan mentang-mentang lo ketua OSIS jadi sok berkuasa ya, bocah," kata salah satu teman Alwan tak bername tag.

"Hak lo gak ada buat ngatur kehidupan gue." Alwan mengusap sudut bibirnya yang meneteskan darah. Laki-laki manis itu berjalan maju dengan hati menggelap dan tangan mengepal.

"Apa sih kurangnya Jessi buat lo? Kurang apa dia berkorban buat lo? Gue heran kenapa sepupu gue bisa sebodoh itu mencintai laki-laki brengsek kayak lo."

Alwan berdiri dua langkah di depan Iqbaal mendengar untaian kata-kata terucap oleh yang lebih muda.

"Gue tanya, apa lebihnya Salsha dibanding Jessi? Apa lebihnya cewek yang udah ngehancurin hub—"

BUGH!

"Gue gak suka cara bicara lo nyebut Salsha."

Iqbaal meringis mendapati hidungnya yang begitu nyeri akibat pukulan tak main-main dari Alwan.

"Lo boleh gak suka tapi enggak dengan mencap dia sebagai orang yang udah buat gue mutusin Jessi. Gue punya alesan dan lo gak perlu ikut campur akan itu!"

Iqbaal mendengus sinis, "Karna alesan lo mutusin dia adalah jalan buat lo jadian sama Salsha kan? Brengsek emang."

Alwan bersiap untuk menonjok Iqbaal namun ditahan oleh ketika temannya di belakang.

"Udah, Wan, gak usah ditanggepin lagi."

"Woy! Gue lempar hape kalian kalo masih ngevideoin!" teriak satu lagi temannya.

"Kalo emang mau gelut jangan di sini di tempat lain aja," ujar lainnya.

"Gue selama ini diem bukan berati gue nggak tau ya, gue tau lo sering jalan sama Salsha. Lo juga ke Puncak kan sama dia? Jangan jadi cowok munafik yang—"

BUGH! Iqbaal menghantam wajah Alwan hingga membuat laki-laki itu jatuh tersungkur. Hidunya mengeluarkan darah pekat, pukulan Iqbaal tak main-main rupanya. Alwan yang tentu tak terima langsung bergerak maju bersiap membalas pukulan Iqbaal yang sayangnya malah meleset mengenai pipi seseorang. 

"Awsh..," Gadis bersurai cokelat itu mendesis merasa perih di bagian pipi kirinya.

"Kurang ajar ya lo," laki-laki itu sudah bersiap maju mengayunkan tonjokan sebelum tangan seseorang merangkulnya. 

"Udah ya, Kak, obatin Kak Jessi biar aku yang bawa Iqbaal." Salsha menarik Iqbaal menjauhi Alwan yang masih bengong menatap ke arah Jessi yang tertunduk.

"Maaf...," ujar Alwan pelan. Laki-laki itu mulai mengambil langkah maju mendekati Jessi.

"Gak papa," Jessi mengangkat wajahnya, pipinya merah.

"Aku obatin ya."

Jessi menggeleng sembari tersenyum, "Gak apa-apa, i am fine anymore, duluan ya," katanya lalu melenggang pergi meninggalkan laki-laki yang masih menatap kepergiannya dengan perasaan bersalah.

***

"Aku gak apa-apa, berhenti bertindak seolah aku—awsh..." Iqbaal meringis ketika Salsha menekan lukanya dengan kapas berisi alkohol.

My Sweetest ExWhere stories live. Discover now