12. Jus Bayam

149 31 20
                                    


Aini baru saja selesai menunaikan sholat maghrib bersama Uminya. Sementara menunggu Haris pulang dari masjid, mereka tampak sibuk di dapur untuk memasak menu makan malam hari ini.

"Sayang, kalau kamu capek enggak usah dipaksain. Umi bisa masak sendirian, kok" ujar Farida kepada Aini yang dengan telaten memotong sayur sawi.

Bukan apa-apa, Farida adalah tipe ibu yang sangat pengertian terhadap anaknya. Ia akan sangat panik dan kelabakan bila Aini jatuh sakit atau sedang tidak enak badan.

Aini terkekeh sambil terus melanjutkan pekerjaannya, sekarang ia mengupas bawang putih. "Aini enggak capek, umi" jawabnya yang justru berbanding terbalik dengan apa yang ia rasakan.

Jujur saja, sebenarnya badannya pegal. Ia sangat ingin beristirahat. Tapi, Aini tidak akan tega membiarkan umi nya menyiapkan semuanya sendiri. Hitung-hitung kan Aini latihan sebagai calon ibu yang harus serba bisa, hehe.

Haris yang baru pulang dari masjid langsung menghampiri istri dan anaknya di dapur. "Abi bantu, ya ?" tawar nya.

"Enggak usah, bi. Udah ada Aini kok yang bantu. Abi istirahat aja" jawab Farida sambil tersenyum kearah suaminya.

"Ya sudah kalau gitu abi bantu beresin piring yang kotor"

Selang beberapa menit, bel rumah Aini berbunyi
"Ni, tolong bukain pintu dulu. Mungkin ada tamu"

Sebelum meninggalkan dapur, Aini menyempatkan menyuci tangan terlebih dahulu. Mengingat ia baru saja selesai mengupas bawang.

Saat Aini membuka pagar, ia mendapati seorang ojek online. Siapa yang pesan ?, pikirnya.

"Permisi pak"

"Iya mbak. Ini pesanannya" ujarnya lalu menyerahkan sebuah kantong kresek besar berisi makanan dan berapa snack tapi Aini tak menerimanya.

Aini mengerutkan kening. Pesanan siapa ? Seingatnya ia tidak memesan makanan apapun. Apa mungkin uminya ? Tapi untuk apa ? Uminya kan sedang memasak berbagai macam masakan.

"Maaf, pak. Tapi saya enggak mesen. Mungkin salah alamat, pak" ujar Aini sopan. Tidak mungkin, kan ia mengambil sesuatu yang bukan miliknya.

Bukannya pergi, ojol itu justru menyerahkan kantong kresek itu lagi kepada Aini. "Alamatnya bener kok mbak. Saya disuruh ngantar ke sini" jelasnya

"Tolong diterima mbak. Saya mau ngambil orderan lagi".

Aini mengambilnya dengan keadaan terpaksa. Setelah mengucapkan terima kasih, ojol itu langsung tancap gas meninggalkan pekarangan rumah.

Perempuan itu menutup pagarnya kembali lalu membawa kresek itu ke ruang tamu.

"Siapa yang datang, Ni ?" tanya Haris yang berjalan menghampirinya.

"Ojol, bi" jawabnya. "Nganter ini" ujarnya lalu mengangkat kresek tadi bermaksud untuk memperlihatkannya pada Haris.

"Kamu pesan makanan sebanyak itu ?"

"Aini enggak pesen, bi. Tiba-tiba tadi bapak ojolnya nyerahin ini ke Aini. Salah alamat kali"

"Kamu cek dulu coba" saran Farida yang disetujui oleh Aini.

Perempuan itu lalu mengeluarkan isi dari kresek itu. Ada banyak sekali cemilan dengan merk yang berbeda. Kemudian ada dua box yang setelah Aini cek ternyata isinya donat. Dan terakhir ada dua botol jus bayam segar. Didepan botol itu tertempel sticky note.

Aini mencoba menyembunyikan senyumnya tatkala ia selesai membaca isi dari catatan kecil itu. Farida yang merasa penasaran pun mendekat lalu meraih catatan kecil itu.

BimbangWhere stories live. Discover now