Be my mistake

4.8K 679 377
                                    

—April

Rasanya masih sama. Erat dekapnya yang memeluk tubuhku saat ini, rasanya masih sama. Hangat, nyaman, tenang... aman.

Rasanya, walaupun dunia saat ini runtuh tiba-tiba (and it already has, a little bit), semua akan tetap baik-baik saja.

Karena dia di sini. Jeff di sini, memelukku erat seperti dulu. Seperti seharusnya.

"Sssh... It's gonna be okay" aku mendengarnya berbisik pelan, sementara jemarinya dapat kurasakan membelai kepalaku lembut berusaha menenangkan sisa tangis dan gemetar yang belum mau meninggalkan tubuhku.

"Aku takut, jeff..." ujarku lirih. "Takut banget..."

"Hey, it's okay. it's gonna be okay." Jeff masih berusaha menenangkanku.

Have I ever told you how soothing his voice always felt? It is. Suaranya adalah antidote favoritku di hari-hari berat yang rasanya menguras sisa energiku sampai titik penghabisan. Berbicara dengannya via ponsel atau sekedar mendengarnya mengulik lagu baru selalu berhasil menenangkan risau apa pun yang menghinggapi hatiku dan membuat segalanya kembali baik-baik saja seperti semula.

He's my anchor, my lighthouse, the one that could calm even my most monstrous storm.

Dan aku ingin selamanya begitu. If only...

"Hey, Senja. Liat aku" Jeff menarik tubuhnya untuk menatapku lurus di mata. "Liat aku. Ayah bakal baik-baik aja, okay? You said it yourself, kondisinya udah mulai stabil. Ayah bakal baik-baik aja, jangan takut..."

Kamu punya aku di sini. Seharusnya itu kalimat yang keluar dari mulutnya setelahnya. Aku masih punya dia di sini, jadi aku tidak perlu lagi merasa takut.

"...he's gonna be okay. It's all gonna be okay"

Tapi tidak. Kalimat tersebut tidak keluar dari mulutnya. It's not for him to say that anymore, karena aku sudah tidak lagi memilikinya. He's not mine and so am I.

Kita sudah tidak lagi memiliki satu sama lain kini.

Aku menarik nafas panjang dan mengusap air mata yang tersisa di pipiku. "I'm... I'm sorry..."

"Don't be." Jeff berujar lembut, membantuku mengusap sisa-sisa air mata tersebut. "Ini bukan salah kamu, Nja. Accident happens all the time, if anything Ayah masih beruntung langsung cepet dibawa ke sini sama supir kamu—"

Aku menggeleng."No... not... that... Bukan itu. I'm sorry... aku gangguin kamu... Sabtu-sabtu gini... You know, nggak seharusnya aku ngerepotin kamu kayak gini... You must've got..."

Kalimatku menggantung di udara saat mataku menangkap seraut wajah yang tidak asing di ujung lorong rumah sakit. Berdiri dalam balutan terusan bunga-bunga yang tampak serasi dengan setelan kemeja dan dasi yang dikenakan Jeff sekarang, perempuan itu terlihat bingung dan serba salah atas posisinya saat ini.

Itu pasti dia.

"You must've got... something better to do..."

***

—Mentari

All my life, I have never felt so out of place, not like the one I do today.

Kalian tahu 'kan? Perasaan saat kita datang ke sekolah dengan seragam yang salah—seharusnya hari Selasa adalah baju Pramuka, tapi kita malah datang dengan seragam putih-merah. Seharusnya kelas dimulai jam tiga, tapi kalian malah masuk ke dalam kelas jam dua. Seharusnya kalian tidak berada di suatu tempat, tapi kalian malah... berada di situ.

Entah untuk apa, dan entah mau apa.

Melihat Jeff memeluk perempuan itu dengan erat dan bagaimana sang perempuan menenggelamkan seluruhnya di dalam dekapan tersebut, aku langsung mengerti apa yang sebenarnya terjadi di sini.

Tegang ekspresi wajahnya saat menerima telepon itu, enggannya menjawab pertanyaanku saat ia memutar arah, erat cengkramnya pada kemudi seraya memacu mobil dengan kecepatan yang kurasa di atas batas kecepatan aman yang ditentukan ditjen lalu lintas—terjawab sudah semua kebingunganku akan hal tersebut.

It's her. That, right there in his embrace, it's her.

Aku pun tersenyum sendu. Enam tahun memang bukan waktu yang sebentar ya? Jangan tanya aku bagaimana aku mengetahuinya, I just did. Enam tahun menghabiskan hari-hari bersama, susah senang dilewati berdua, I can only imagine how hard the separation must have felt like.

Aku nggak tahu apa yang menyebabkan perpisahan itu—heck, if anything, kayaknya aku bahkan merupakan orang yang paling nggak berhak untuk tahu. Satu-satunya hal yang kuketahui adalah bagaimana setiap gerak-gerik Jeff di hadapan sang perempuan saat ini, menunjukkan apa yang sebenarnya ia rasakan.

No, they can't end like this. They don't deserve to end like this.

Aku menghela nafas panjang seraya menatap Jeff dan perempuan itu dari jauh. Pernah kalian merasa begitu bersalah karena telah berharap? Karena kalian merasa telah cukup berhak untuk meminta lebih atas apa yang kalian dapatkan—padahal, nyatanya yang kalian minta sama sekali bukan porsi kalian untuk dimiliki.

Aku cukup tahu diri untuk tidak membiarkan harapanku menggantung begitu tinggi, tapi berada di sini sekarang, melihat Jeff mendekap tubuh sang perempuan dengan erat, rupanya rasanya menyesakkan juga. Bukan, bukan karena harapanku itu nggak bisa terwujud—kalau ini, aku sudah selalu mempersiapkan diri jika terjadi—tapi, karena kini aku baru sadar bahwa harapanku berada di atas derita orang lain.

Ada hati yang terluka di setiap senyum yang terkembang. Ada air mata yang jatuh, di setiap tawa yang tercipta.

You don't belong here, Mentari, you don't have the right to, hatiku berujar mengingatkan.

Ini momen mereka, dan selamanya akan seperti itu. Tidak ada tempat untukku maupun untuk harapan yang telah tergantung untuk dapat menjadi nyata.

Karena aku tahu, tatapan itu, cara mereka saling merengkuh satu sama lain, semua hanya berarti satu hal: tidak seharusnya ada tempat yang tersisa untuk orang ketiga.

***

A/N:

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

A/N:

Jeezus, such a long time for one short insignificant chapter i know you guys don't deserve this IM SORRY. Next chapter, you'll have more. I promise!!!!

Anyway, beberapa waktu yang lalu aku sempet nulis Types of Kisses-nya Jeff sama Senja buat project Bercerita Bercharity, should I post it here buat yang nggak sempet beli e-booknya? Let me know what you guys think ok!! (no spoilers buat yg udah baca!!! I see u all!!! wkwk)

HollowWhere stories live. Discover now