Part 49-Menyakitkan

463 104 13
                                    

Setelah kurang lebih 2 jam mereka melakukan operasi untuk anak ini, Dan pada akhirnya para dokter senang karna operasinya berjalan sangat lancar! Tanpa ada kendala sedikit pun.

"Alhamdulillah," lirih Riano bersyukur.

"Saya kira paru parunya tidak cocok dengan anak tersebut, Tapi nyatanya mukjizat" ucap Rendy tersenyum.

"Kalau saya kira anak tersebut tidak akan selamat karna anak itu sudah 2 hari yang lalu tidur di depan rumah sakit ini dan saya fikir fisik ia akan melemah tapi nyatanya, Syukurlah" gumam Dokter Rachel gembira.

"2 hari yang lalu di depan rumah sakit ini? Terus bagaimana anda bisa tau kalau ia mengidap kebocoran paru paru?" tanya Riano mengernyitkan dahinya heran.

"Security rumah sakit ini yang menceritakan kepada saya dok, Dan ia juga yang membawa anak ini ke dalam rumah sakit karna pingsan" jelasnya.

"Kasihan sekali anak itu," Riano menunduk lesu.

***

Bi Siti tetap setia menunggu Non Riella sampai bisa di perbolehkan untuk pulang ke rumah.

Ia melihat Riella dari pintu kaca ruang rawat.

"Saya sudah telfon Pak Rian, Tapi masih saja tidak aktif" lirih Bi Siti yang terus menatap Riella dari kejauhan.

"Dia kan lagi praktek Bi, Sibuk pasti" ucap Pak Doni.

"Tapi kalau gak salah ini bukannya rumah sakit tempat bekerjanya Pak Rian ya?" tanya Bibi.

"Ah iya ya? Bukannya ini? Coba saya cari Pak Rian dulu siapa tau ketemu" usul Pak Doni.

"Yaudah sana,"

***

Riano dan Rendy sedang berbincang bincang mengenai kawasan Rumah sakit ini.

"Iya, No" lirih Rendy.

"Makanya saya juga heran, Haha" umpat Riano sambil tertawa, Tapi ia melihat sesuatu yang ia kenal.

Riano memincingkan matanya "Bi Siti? Ngapain dia ada disini? Siapa yang sakit?" lalu ia kefikiran mengenai istrinya RIELLA!

"Ya ampun! Apa jangan jangan Riell yang--" ucapan Riano terpotong.

"Positive dulu No, Ayuk kita susuli" ucap Rendy lalu ia dan Riano langsung menghampiri Bi Siti.

"Bi?" Riano memegang bahu Bi Siti dari belakang.

Bi Siti kaget "Eh ayam ayam, Eh ayam kalkun, Eh?! Pak Rian!"

"Bi siapa yang sakit? Riella gapapa kan di rumah??" tanya Riano panik.

"Riella gak lagi di rumah Pak," ucap Bibi lesu.

"Terus dimana Bi?!" pekik Riani yang suaranya sudah naik beberapa oktaf.

"Itu ada di dalam," lirihnya sambil menunjukkan arah Riella menggunakan dagu.

"Ya ampun Riella!" Riano langsung menerobos pintu rawat itu.

Suster yang sedang manaruh obat di atas nakas langsung kaget melihat kedatangan Riano, "Pak Rian jangan ngagetin dong. Disini sedang ada pasien cantik" ucap si suster, Iya cantik ia gak tau kalau yang cantik ini istrinya Riano.

"Iya cantik! Dia istri saya, Sudah sana keluar kerjakan tugas kamu yang lain!" pekik Riano yang masih amat panik.

"Pasien ini is.. is.. istri bapak?! Ah maaf Pak kalau gitu, Yaudah sana permisi dulu.." cicit Suster itu gugup lalu keluar dari ruang rawat.

Namun ia kembali lagi "Tapi jangan pecat saya ya Pak.. Maaf saya tadi omelin bapak! Saya juga gak tau kalau itu istri bapak hihi!!"

"Bacot!" pekik Riano sarkas, Suster itu bergidik takut dan langsung pergi.

Riano kembali menatap Riella, Istrinya. Ia reflek mengelus perut Riella, Namun.. Kenapa datar? Kenapa tak lagi buncit?

"Bi Riella kenapa Bi?? Kok perut Riella datar!" paniknya.

"Anu Pak.. Non Riella pendarahan setelah bapak pergi dari rumah, Lalu kata Dokter Okta, Non Riella keguguran" Bi Siti menunduk.

"Hah?! Riella keguguran?" batin Rendy terkejut, Karna ia tak melihat kalau perut Riella rata.

"Keguguran?! Ya ampun Riell.." Riano mengelus ngelis tangan lembut Riella.

"Riell bangun dong.. Maaf aku gak jagain kamu Riell" lirih Riano, Kini hati ia tertusuk karna calon buah hatinya sekarang sudah tiada.

Tak lama kemudian, Jari jemari Riella bergerak dan ia menyebut nama Riano Riano Riano.

"Riell?! Aku disini Riell buka mata kamu" Riella mendengar suara yang sering ia dengar, Lalu perlahan lahan ia membukakan matanya lebar lebar.

"Rian!! Tadi aku pendarahan tau, Terus aku gak sadarin diri deh" ucap Riella yang sepertinya ia tak sadar kalau buah hatinya sudah tak ada lagi di dalam perutnya.

"Iya Riell" Riano tersenyum hambar.

"Rian Rendy!! Gimana operasi anak kecil itu? Selamat gak??" tanya Riella yang masih sempat untuk memikirkan kondisi orang lain.

"Alhamdulillah selamat Riell" ucap Rendy tersenyum, mewakilkan Riano.

"Oh iya, Kata dokter calon Baby kita gapapa kan?" tanya Riella yang masih memancarkan seyumnya.

"Iya udah gapapa Riell, Tapi sekarang dia udah di surga" ucap Riano berbinar.

Senyuman di bibi Riella pudar, Kelopak matanya tak kuasa untuk menahan bendungan air mata.

"A.. A.. Apa? U.. U.. Udah di surga? Haha kamu bohong ya? Kamu bohong kan? Iya kan? Jawab! Jawab Rian, Bercanda kamu gak lucu! Hikss.." pekik Riella yang tertawa sambil menangis, Riano tak sanggup melihat istrinya seperti ini.

"Aku gak bohong sayang"

Riella memegang perutnya ia baru sadar kalau perutnya itu sudah tidak buncit lagi.

"Rian! Rendy! Bibi! Kemana perut Riella kok gak besar lagi? Kalian umpetin ya? Hayo jawab haha, Hikss kemana?" Riella menangis, menangis se keras kerasnya. Lalu Riano langsung memeluk tubuh Riella erat, Agar Riella bisa menenggelamkan rasa sakitnya di pelukan Riano.

•••

Next? Coment dulu yg bnyk!
Vote Bintang dulu!

Oh iya, Gengs
Riano mau dibuatin
TRAILER lho!
Giman gimana?
Penasaran?
Hahah tungguin ya^^

RIANO[✔]Where stories live. Discover now