Part 71-HANCUR!

1K 87 22
                                    

Ansyah yang melihat Riano tengah jalan ke arahnya merasa kesal.

"SUAMI GAK BERGUNA KAMU!" bentak Ansyah yang kini matanya terlihat sangat sembab.

Plak!

Plak!

Plak!

"JANGAN BERANI TAMPAR ANAK SAYA! SAYA SEBAGAI ORANG TUA KANDUNG DARI RIANO GAK PERNAH MENAMPARNYA!" teriak Adella yang sangat kesal.

"Gapapa Bun, Aku pantas mendapatkan ini semua" ucap Riano lalu menangis, Menangis bukan karna kesakitan sebab di tampar oleh Ansyah, Melainkan menangis karna ia merasa tak berguna untuk menjadi suami dari mataharinya, Riella.

"Tapi ini semua belum setimpal! Kamu tak bisa menjaga anak saya! Suami macam apa kamu?! Kamu suami tak bertanggung jawab Rian!" sarkas Ansyah lalu menumpahkan kembali aliran air matanya itu.

"Ini takdir Yah! Jangan terus terusan untuk menyalahkan Riano! Karna ia tak bersalah! Dia tak bersalah! Hiks.. Hiks.." teriak Rivia yang membela kebenaran Riano.

Tangis Riano semakin pecah, Mendengar penuturan Bunda kandung Riella yang membelanya, Ia fikir Adella akan mencacinya seperti Ansyah namun itu semua berbeda dengan apa yang ia fikirkan.

Riano memeluk tubuh Bunda Riella erat, "Maafin Rian Bun.. Rian gagal jadi suami untuk anak Bunda.. Hiks.. Hiks.."

"Hei, Jangan nangis dong! Apa kata Istrimu nanti? Masa Dokter ganteng cenggeng, Sini Bunda hapus air matanya" ucap Rivia lembut, Bak seperti Bunda kandung Riano, Adella.

"Bunda juga nangis, Ah Bunda mah payah haha" tutur Riano yang tertawa sambil menangis, Hati Rivia yang melihat Riano tengah menangis sambil tertawa itu membuatnya sesak nafas, Karna ia tau Riano sangat mencintai anaknya itu, Riella.

"Sini air mata Bunda aku hapus dulu, Biar cantiknya sama persis kayak Riella" Riano menghapus linangan air mata yang ada di pelupuk mata Rivia, Lalu ia memeluknya kembali.

Sebenarnya hati Riano sangat hancur saat ini, Sangat terpukul saat ini.

Tapi ia bersikap untuk tak terjadi apa apa, Bersikap seakan akan Riella masih ada di sampingnya, Masih bisa untuk menemani hari harinya.

Namun itu semua hanya halusinasi Riano saja, Ia hanya ingin menyembunyikan luka serta kehancuran hatinya saja.

"Maafin aku Riell, Aku gagal jadi suami yang baik untuk kamu. Aku gagal menjaga kamu, Mungkin kalau aku selalu ada di samping kamu pasti saat ini aku yang akan masuk ke liang lahat, Bukan kamu" batin Riano teriris.

***

La illa hailallah la illa hailalah

Riano serta kerabat yang lain membopong keranda Riella menuju tempat peristirahatan terakhir.

"Suami dari saudari Riella, Bisa bantu untuk memasukkan Almarhum ke liang lahat?" tanya salah satu penjaga gali kubur.

Riano mengangguk, "Kamu kuat?" tanya Ayahandanya, Rafiq.

"Kuat Yah" Riano tersenyum lalu berjalan menuju mayat istrinya.

"Riell.. Yang tenang di sana, Aku sayang sama kamu" batin Riano lalu mengangkat mayat Riella bersama kerabat yang lain.

"Hiks.. Hiks.. Riella" Rivia menangis, Ia lemas, Tubuhnya sudah tak berdaya saat ini.

Tina mengusap usap bahu Rivia, Lalu menuntun kepalanya untuk bersandar di pelukan Tina.

"Tante yang sabar, Riella udah tenang disana. Dia udah gak ngerasa kesakitan lagi," air mata Tina mulai berjatuhan, Namun dengan cepatnya ia langsung menghapus air mata itu.

"Tante yang tabah untuk menerima ini semua, Tante harus kuat tanpa Riella" lanjutnya.

"Hiks.. Hiks.. Tante gak mau kehilangan Riella, Tina.." ucap Rivia terisak, Tina tau betul saat ini hati Rivia tengah hancur. Sama sepertinya dan juga seperti Riano.

Dari arah kejauhan ada segerombol orang yang tak asing bagi Riano.

Itu sahabatnya. Septian dengan Naysell, Kelvin, Rendy, Okta dan Syams. Namun, Dimana Candra dan juga Fransisca?

"Septian.. Riella.. Hiks.. Hiks, Dia gak mungkin pergi kan?? Dia masih ada kan? Bilang ke aku kalau dia masih ada!! Bilang.. Bilang.. Hiks.." tangis Naysell pecah, Ia menangis, Menjerit tak percaya, Histeris karna ia berfikir kalau ini semua hanya bunga tidur. Tapi, Yang kejadian yang sesungguhnya itu nyata, Bukan mengkhayal ataupun bermimpi.

"Sabar Nay, Jangan nangis gini. Kamu harus kuat, Oke?" titah Septian lalu merangkul istrinya itu.

Mereka semua menghampiri keluarga Riano dan Riella, Lalu mencium punggung tangan orang tua Riano beserta Riella.

"Om, Tante yang tabah ya. Kami semua turut berduka cita" ucap Okta mewakilkan.

"Makasih nak Okta dengan yang lainnya untuk bisa hadir di pemakaman Almarhum Riella" ucap Rafiq lalu menepuk bahu tegap Okta.

"Sama sama Om" jawab Okta.

"Apa saya boleh mebantu memasukkan Almarhum ke liang lahat?" tanya Rendy, Riano serta yang lainnya menatap Rendy penuh arti.

"Boleh" jawab Riano singkat, Rendy tersenyum lalu ia segera turun untuk masuk ke liang lahat.

***

Kini tertinggalah Riano beserta keluarganya dan juga sahabat dekatnya.

Riano mengelus papan nisan yang bertulisan nama istrinya itu, Gabriella Devantihull binti Ansyah Devantihull.

Tapi kini, Ia tak akan bisa mendengar nama 'Gabriella Devantihull' lagi. Sebab orang yang memiliki nama itu sudah pergi meninggalkannya, Meninggalkannya untuk selama lamanya.

"Aku bolehkan? Menjadi Riano yang belum kamu kenal seperti dulu? Riano yang dingin, Yang sulit untuk di taklukan dan juga gak pernah peduli dengan apa yang ada di sekitarnya. Boleh kan?" ucap Riano yang tengah berbicara dengan kayu nisan Riella.

"Pasti boleh lah, Karna matahari serta penghangatku udah pergi ninggalin aku. Ninggalin untuk selamanya, Dia gak akan pernah kembali lagi. Jadi izinkan aku untuk menjadi manusia salju seperti dulu" lanjut Riano, Tanpa sadar air matanya jatuh ke pipinya.

"Aku sayang kamu Riell, Matahari yang bawel haha!!" Riano tertawa, Tertawa sambil menangis.

"Yang cerewet, Petakilan, Berisik tapi bisa buat hati dinginku mencair seketika, Aku sayang kamu Riell, Aku sayang kamu hiks hiks.." Riano menangis, Ia terisak. Ia tak bisa menahan genangan air yang ada di dalam pelupuk matanya, Ia sudah tak berdaya. Ia ingin bersandar di bahu mungil Riella, Tapi itu semua mustahil!

"No, Udah udah. Tenangin diri kamu" Ansyah mengangkat bahu Riano agar ia berdiri.

Riano memeluk tubuh mertuanya itu, "Ayah.. Maafin Rian.. Rian gak bisa jagain berlian Ayah.. Rian nyesel Yah, Rian nyesel.. Hiks"

"Payah kamu, Strong dong kayak Ayah" Ansyah bersikap tegar di depan semuanya, Ia menyembunyikan rasa sakitnya. Menyembunyikan kehancurannya, Karna ia takut Riella kecewa disana.

•••

Selamat jalan Gabriella Devantihull

RIANO[✔]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora