Qq

22.2K 2.2K 252
                                    

Saya capek:) tapi inget, kamu dulu lebih capek.

Gana sudah keluar dari rumah sakit setelah seminggu disuruh badrest tanpa melakukan apapun, sampai sekarangpun ia tidak boleh melakukan hal berat apalagi sekolah, padahal ia merasa tubuhnya sudah Fit. Malam ini Gana tengah duduk santai eh tegang dengan Mamanya. Mendegar semua ocehan Mamanya ingin sekali Gana memasang aerphone.

"Gana nurut sama Mama, kamu balik lagi sama Nak Qialla ya," lirih Syanum membuat Gana meringis. "Mah ... ijinin Gana buktiin, Triana itu apa-adanya," balas Gana sembari mengecup tangan Syanum.

Syanum mencibir. "Kamu sama brengseknya sama Papa kamu!" seru Syanum.

"Mah maafin Gana gak bisa jadi yang Mama pengenin, Qialla yang minta putus sama Gana duluan Mah," bantah Gana membuat Syanum menghela nafas. Setidaknya anaknya tak seperti Papanya yang menalaknya tanpa persetujuan atau apapun.

"Gana, bilang Mama lebay! Tapi Mama bener, mau remaja, dewasa ataupun tua. Maenin cewek itu gak baik," ujar Syanum membuat Gana mengangguk.

"Gana dulu pas pacaran sama Qialla gak pernah respon Triana Mah. Tapi setelah putus, Gana ngerasa udah gak ada lagi yang perlu di jaga, Gana gak salahkan? Jatuh sama yang selalu ngejar-ngejar Gana," jelas Gana membuat Syanum terdiam.

"Terserah kamu! Besok bawa Triana 12 jam di rumah ini, biar Mama yang tes sendiri," ujar Syanum walau dengan muka sombong, Gana tetap tersenyum. Artinya MAMANYA SEDIKIR TERBUJUK. "Buat Angga Mama udah urus, dia di kenain hukuman masyarakat dari polres," sambungnya mengalihkan pembicaraan.

Gana sumringah dan mencium Pipi Mamanya. "I love you," bisik Gana dan berjalan tergesa ke kamarnya.

Ia mencari ponsel jadulnya.

Tut

Tut

"Hallo calon pacar," sapa antusias suara di ujung sana membuat Gana semakin tersenyum.

"Lagi apa?" tanya Gana.

"Lagi mencintai Bang Gana sepenuhnya nih, Bang Gana lagi apa?"

Gana terkekeh. "Sama."

"Astagaa Triana mau terbang! Cariin pegangan buat Triana Bang!"

Gana kembali terkekeh, dapat ia tebak ... Triana berpura-pura panik dengan muka liciknya itu.

"Tadi saya bujuk Mama saya, dia akhirnya bilang besok bakal tes kamu, 12 jam di rumah ini," ujar Gana membuat Triana yang di ujung sana menelan ludah.

"Tes apa Bang? Kalo Matematika Triana pesimis dapet restu, 12 jam lagi ... keluar-keluar botak," ringis Triana di sebrang sana.

"Masalah itu gampang, mama gak mungkin tes gitu-gitu," ujar Gana. Terdengar suara hembusan nafas lega dari Triana membuat Gana terkekeh.

"Triana ... ayo jalan!" ajak Gana. Sementara di kamarnya Triana sudah menahan pekikannya.

"Bentar Bang! Triana bakal jawab abis jungkir balik," ujar Triana seketika membuat Gana tergelak.

Bregh.

Brugh.

"Tri? Kamu baik-baik aja?" tanya Gana panik.

"Ashh. Fine-fine! Jadi jawabannya MAU!" jerit Triana di telfon membuat Gana menutup telinganya yang sudah berdengung.

"Siap-siap, 30 menit saya sampai," ujar Gana.

TUT

Gana terkekeh, saat dengan tergesa Triana mematikan sambungannya. Gana kembali mengutak-atik handphonenya, ia akan menelfon Cakra yang selama ini menjadi dokter cintanya.

Cupu Ganteng [LENGKAP]✅Where stories live. Discover now