Y

17.6K 2.1K 274
                                    

Suka bngt sama komentar kalian♡
Biglove buat yng mau bertahan sama cerita amburadul ini♡.

Kalau kamu memikirkanku, kamu gak akan biarin aku diposisi seperti itu.

"Arghhh! Gana maunya apa sih, kenapa dia makin mempesona, gue harus gimana?" pekik Triana ditelfon. Saat ini ia tengah mengobrol via panggilan WA dengan Gabri dan Fani.

"Lo bodoh sih mau-mau aja ditarik ulur sama dia," ucap Fani diujung sana membuat Triana mendengus.

"Iya tuh Tri, gue setuju ... dia beneran narik ulur lo dan lo malah makin baper, dah bego ya?" Kali ini Gabri yang menyahut.

"Kalian bikin keki aja!" sengit Triana dan segera menutup sambungan telfonya.

Ia dan sahabatnya belum sepenuhnya berbaikan, tapi dengan bodohnya Triana malah menelfon mereka.

"Bodoh banget gue nelfon sahabat gak pengertian kaya mereka! Gue lupa lagi kalo kita lagi marahan ... ck, mereka ngapain jawab coba?" dumel Triana membanting handphonenya di ranjang.

Ngomong-ngomong soal ponsel, Triana menatap ponsel jadul yang ia beli via online itu. Ia terkekeh, "lo tau gak? Gue gak pernah ngarepin lo ... ini semua demi orang yang gue perjuangin, tapi sayangnya sekarang nyampakin gue-"

BRAK

Dibantingnya ponsel kisaran 300 ribu itu ke lantai.

Ia menatap ponsel yang tetap utuh itu keki. "Apa ini gambaran hati gue yang udah dihancurin tetep aja gak goyah?" tanya Triana benar-benar sudah gila, berbicara pada ponsel jadul.

"HARUSNYA LO ANCURRR! HATI GUE ANCURR! GUE GAK SEKUAT LO!" pekik Triana dan dengan brutal menginjak-injak ponsel yang masih setia tak mau retak itu.

BRUK

"Ashh malah gue yang jatoh! Pekok! Bego! LO KENAPA SIH! KALO ADA MASALAH SAMA GUE BILANG!" teriak Triana menatap ponsel yang sudah agak-agak remuk itu keki. "Gara-gara elo gue tergelincir," sungutnya dan kembali berdiri.

Apa ini? Meluapkan kegalauan pada seekor ponsel jadul tak berdaya?

Lattar waktu kali ini adalah pagi, Triana-pun sudah siap dengan seragamnya. Memilih telat, dengan bodohnya ia menelfon dua sahabatnya dan meluapkan amarahnya terlebih dahulu pada ponsel. 'Lagian masih jam setengah tujuh' begitu pikirnya.

----

"Kita lagi marahan! Gak usah lirik gue!" seru Triana menunjuk-nunjuk dua sahabatnya yang berani-beraninya melirik.

"Iewh! Gue sih gak level lirik cewek bodoh!" Gabri berbicara nyolot sembari menatap sahabatnya yang saat ini berstatus break dari persahabatan.

"Murahan!" Kali ini seruan Fani membuat emosi Triana memuncak.

"Yang lo sebut murahan itu gak pernah OPEN PO apalagi udah ready! Gimana bisa dijual! Lo kali yang bodoh. Gue gak pernah jual diri!" sanggah Triana bersedakep tangan.

"Lo lagi bucin ya dipelajar Indonesia yang bahas majas? Sampe gak ngerti diksi orang?" sulut Gabri dibalas dengusan Triana.

"Lha? Bukannya kita sama-sama kepoin IG Om-Om DPR? Lo khilaf atau amnesia?" tanya Triana asal membuat Gabri dan Fani membelalak.

Berbeda dengan sekelas yang sudah tertawa mendengar perdebatan random mereka.

"Lo itu berdosa banget! SOLIMI! Gak pantes pake hijab!" racau Fani membuat Triana bergidik dan memilih duduk dibangkunya yang sudah terisi MANTAN dengan aerphone tanpa terganggu drama alay didepannya.

Cupu Ganteng [LENGKAP]✅Where stories live. Discover now