N

20K 2.4K 218
                                    

Aku banyak membual, tak perlu kau percayai kataku selain aku mencintaimu.

Cakra dan Triana tengah bertatap-tatapan sinis saat ini.

Malam ini mereka ada janji bertemu di cafe, saat itu Triana tengah bersantai dan mendapati telfon dari sahabat terbaik pacarnya.

"Semurah itu lu sampe mau jadi simpenan?" tanya Cakra membuat Triana mendengus.

"Seserius itu lu di masa SMA? Heii! Cakra sahabatnya Bang Gana yang sok serius. Ini masih remaja! Gak usah lebay," ucap Triana membuat Cakra mendengus.

"Otak lu gak dipake ya!"

"Ups ... lebih gak dipake elu yang suka sama pacar sahabat sendiri!" seru Triana menatap Cakra nyalang.

"Maksud lu gue suka sama si Qialla? Gak Tri! Gue cuma kasian sama Gana yang dikintilin orang kaya lu," ucap Cakra menggebu.

"Gana gak masalah!"

Mendengar itu Cakra menatap Triana nyalang. "Gak masalah kata lu! Dia cuma segan sama lu yang orang baru! Dia pengen luasin pertemanan! Sayangnya dia bego," ucap Cakra.

"Kalo gitu gue bakal gunain kebegoan dia buat gue dapetin dia," ucap Triana sembari terkekeh.

"Cak lu ada tau kebiasaan Gana gak?" sambung Triana.

"Dia sabtu minggu ngedate sama pacarnya! Lu gak perlu ganggu!" Ucapan Cakra sontak menjadi kartu AS untuk menghalang-halangi dating mereka seperti tema merayakan patah hati saran dari pensiunan setan itu.

"Kalo makanan favorit dia?"

"Gana cerita kalian makan bekal bareng di kelas, itu dari Qialla ... pacarnya. Semua makanan yang Qialla masak itu kesukaan Gana," ucap Cakra membuat Triana membelalak.

"Gana cukup brengsek," celetuk Triana sembari terkekeh. Tentu saja Gana brengsek. Pertama dia sok manis meminta bekalnya kepada cewek pertamanya dan dengan polosnya makan bersama selingkuhannya.

"Gana itu bisa dibilang cupu tampilan doang, dia normal kaya orang-orang lain. Cuma dia anaknya gak mau cari gara-gara, gak akan pernah hajar balik orang yang pukulin dia."

"Ups lu lambe turah juga, but! Next," ujar Triana santai.

"Dan terakhir Qialla bakal kesini buat labrak lu." Cakra tersenyum miring menatap Triana yang sedikit tersedak.

"Lu apaan sih! Mikir pake otak!" pekik Triana yang belum bertanya bagaimana menghadapi pacar resmi pacarnya, pada pensiunan setan.

"Lo panik? Kenapa gak panik pas rebut pacarnya di belakang?" tanya Cakra menyulut emosi Triana.

"Lu! Sialan."

"Itu dia," ucap Cakra masih dengan entengnya.

Terlihat wanita manis berkulit agak coklat turun dari motornya, MOTOR VESPA! Apa ini? Lifestyle-nya boleh di bilang 11 12 dengan Triana. Namun untuk kulit dan wajah, memang Triana menang.

"Cih selera Gana."
"Seenggaknya moral dia sama lu beda."
"Maksud lu apa Cak? Gue cewek juga!"

Cakra terdiam menatap Triana sinis, tak mau mengeluarkan kata umpatan berikutnya yang mungkin menyakiti Triana.

"Qi!" pekik Cakra girang membuat Triana berdecih.

"Hai Cakra! Sorry nunggu lama agak macet tadi, huh padahal Bandung yaa," ucap Qialla sembari terkekeh sok cantik.

Cupu Ganteng [LENGKAP]✅Where stories live. Discover now