B

41.7K 4.4K 370
                                    

Copyright Penyihir Cantik.

Hari ini, hari kedua di sekolah baru Gana, berarti ada Triana dengan sejuta gombalan alay bin lebay baru hari ini. Mengingatnya saja Gana mual. Gana menghela nafas, ia memarkirkan Vespa metic kuning kesayangannya sambil melepas helm dan masker.


Gana berdiri, ia sesekali merapihkan seragamnya yang sedikit lecek akibat berkendara. Ia membuka tasnya dan mengambil buku untuk mengalihkan kegugupannya. Berjalan layaknya cupu biasa sambil menenteng buku dan membacanya di tengah koridor.

Brugh.

"Sa-Saya minta ma-maaf," gugup Gana tanpa memandang siapa yang ia tabrak, entahlah mungkin ia terlalu fokus tapi rasanya ia masih bisa menghindari orang.

"Bang Gana gak perlu minta maaf hehe, Triana sengaja nabrak Bang Gana biar romantis."

Jawaban itu sontak membuat Gana mendongak dan membelalak, ternyata miss centil itu yang menabraknya. Dan apa katanya? Sengaja menabrak? Romantis? Rasanya Gana benar-benar ingin pindah lagi saja, ini bahkan lebih buruk dari para si nakal yang menyuruhnya mengerjakan PR.

"Sa-Saya duluan." Gana memilih menghiraukan Triana, ia melangkah pergi tanpa peduli Triana yang sudah mencebikkan bibir.

Gana mendengus dalam hati, cebikan bibir seperti itu dari Triana sangat membuat Gana mual ... beberapa orang mengatakan itu imut, tapi bagi Gana Triana sangatlah lumut! Parasit yang menempel dan mengotori benda yang ditempeli.

Tanpa Gana duga, Triana berlari lagi menghampirinya. Gana menoleh sedikit, ia bergidik melihat senyum Triana yang tak kunjung pudar dari tadi pagi.

"Jangan buru-buru dong Bang! Btw, abis ini mau kemana?"
"Saya mau naro tas."

"Gimana kalo abis ini kita sarapan bareng?"
"Saya udah sarapan."

"Ih sama pacarnya sendiri masa gitu." Triana menghentakkan kakinya pura-pura sebal, padahal mana mungkin Triana punya rasa sebal. Gana yang mendengar kata pacar menyerngit heran, tak lupa ia bergidik ngeri bila berhasil berpacaran dengan cewek di sampingnya ini.

"Si-siapa yang pacar ka-kamu? Sa-saya bukan pa-pacar ka-kamu."

Gana mengutuk kemampuan public speakingnya yang sangat rendah, sehingga saat berbicara saja ia gugup. Sialan.

"Mungkin Bang Gana bukan pacar aku tapi, aku pacar bang Gana." Gana mencibir dalam hati, ingin sekali ia memberi sarkas pada cewek di sampingnya yang sesekali ia lirik ini, seenaknya saja menklaim.

"Bang Gana biasanya ngapain?"
"Baca buku?"
"Dimana?"
"Dimana aja."

"Ngebosenin, Aku mau jajan aja Bang ... kalau kangen merem yaa, dipikiran abang ada aku kok."

Triana mengibaskan rambutnya, ia berbalik pergi meninggalkan Gana yang sedikit bersorak. "Iya kamu terlalu jadi beban pikiran saya." Gana akhirnya mempercepat langkahnya sebelum Triana berubah pikiran dan berbalik.

----

Triana, Gabri dan Fani mengendap-endap menengok ke kanan dan ke kiri, khas komplotan pencuri. Mereka memang akan mencuri ponsel Gana, ide-ide Triana untuk modus lagi pada Gana. Di jam istirahat seperti ini kelas memang sepi, jadi mereka leluasa mencuri apapun.

"Miskin mendadak lo? Sampe hape orang mau diembat juga!" sindir Fani menatap sinis Triana, ia merasa kesal dengan tingkah Triana yang tengah jatuh cinta itu. Mana ada orang jatuh cinta mencuri ponselnya.

Cupu Ganteng [LENGKAP]✅Where stories live. Discover now