Aa

19.5K 1.9K 94
                                    

Bagaimana ini? Memilih sungguh atau mundur secara teratur?

"Hikss guys, gue tau kita lagi marahan tapi Bang Gana bikin potek hikss sakittt banget."

"Lo kenapa Tri?" tanya Gabri yang penik menatap Triana yang datang dengan kacamata hitam dan tiba-tiba menangis.

Air matanya bahkan mengalir dari bali kacamata hitam itu menuju pipinya.

"Buka kacamata lo!" titah Fani membuat Triana cepat-cepat membuka kacamata itu.

"AAAAA IEWH MATA LO! BURUAN KE KLINIK! Jijik ih! Triana lo gak pake eye cream hah?" pekik Gabri menatap kondisi mata Triana yang tiba-tiba bertransformasi menjadi tembem dan sesipit orang Korea, matanya juga dipenuhi kubangan air.

"Iewh mau muntah! Triana ih sayang banget treatment timun sama masker lo ... please gue mau muntah," timpal Fani menatap keadaan sahabatnya.

"Huaaa gue jelek ya?"

"Ralat yaa Tri, lo jelek pake banget mau muntah ih!" balas Fani cepat.

Trio centil adalah mereka yang sangat-sangat peduli dan terlalu lebay dengan kecantikan, satu saja jerawat cerocosan mereka sampai 7 hari 7 malam. Mereka begitu care dengan kulit dan kecantikan seperti remaja kebanyakan namun memang terlalu lebay.

"Hiks Bang Gana buat gue potek semaleman ah," sungut Triana kembali tersedu-sedu.

"Gue udah nyoba gak nangis, gue sayang sama skincare tapi tetep aja mata gue goblok," rengek Triana membuat Gabri dan Fani memeluk sahabatnya itu dari sisi kanan dan kiri.

"Dia udah dateng?" tanya Triana membuat Gabri mendengus.

"Udah! Lagi lakuin rutinitas kutu buku, dia ke perpus," jawabnya malas membuat Triana kembali bersungut.

"Gue didorong dua kali sama dia cuma gara-gara Qialla!" seru Triana memulai aduannya membuat kedua temannya membola.

"Wah parah tuh cupu jadi-jadian! GAK TERIMA GUE."

BRAK

Fani menggebrak meja setelah meluapkan kekesalannya dengan murid baru berkedok cupu satu itu.

"Iya tuh! Liat aja bakal gue bikin remepeyek," timpal Gabri membuat Triana meringis.

"Jangaaan remepeyek dongg! Ihh gue gak mau ... gimanapun dia cintanya gue," rengek Triana membuat Fani dan Gabri memutar bola mata malas.

"Mulai lagi lo! Jijik gue iewwh," tukas Gabri mengeluarkan ekpresi ingin muntah.

"Dahlah sikat aja!" celetuk Fani dan berdiri dari bangkunya.

Triana menatap was-was Fani. "Mau kemana lo?" tanyanya.

"Mau bikin perhitungan sama Gana," balas Fani sembari menggulung lengan seragamnya. "Gab! Lo contact Angga suruh pegangin Triana! Abis itu lo susul gue ke perpus," sambungnya bersikap sok jagoan.

"APAAN SIH FAN! HEH! FANIIII," teriak Triana yang tak bisa apa-apa karena Gabri sudah memeganginya terlebih dahulu.

"Ih kok ngamokkk! Sabar yaa sayang aku WA si Angga dulu ... kamu nurut-nurut ya Pus," ujar Gabri sembari menepuk-nepuk kepala Triana yang sudah mengeluarkan tanduk. "APAAN SIH GAB LEPASIIN!" pekik Triana yang tak dihiraukan Gabri.

Tak lama, Angga datang membuat Triana semakin kelimpungan. "IHH GUE GAK MAU! GANA GUE HIKS ... LEPASIIN ... lepasss!" pekiknya yang berakhir melirih.

"Angga pegangin! Gue ada urusan," ucap Gabri dengan muka sok berani dan segera pergi dari sana.

"Sahabat kakak kayanya gila semua, sok-sokan gaya kaya serip," ujar Angga masih setia memegangi Triana yang asik mengamuk.

Cupu Ganteng [LENGKAP]✅Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz