D

30.3K 3.3K 150
                                    

Penyihir Cantik.

Krikk ... krikk.

Suara jangkrik terdengar bersahutan, beberapa tepukan terdengar dari dalam mobil yang terus berjalan lambat dan tak teratur karena pengemudi sedikit mengantuk. Gabri beberapa kali menguap, namun ia harus tetap segar karena tengah mengendarai, sementara Fani telihat sesekali memejamkan matanya dan tersuntuk-suntuk di kursi depan.

"TRIANAA AYO DONG! GANANYA MANA! GUE NGAN- hmmpfttt!"

Mendengar teriakan tak sadar dari Fani, Triana segera membekap mulut sahabatnya itu. "Hei! Ini tuh kompleks elit! Mau lo dikira maling!"

Fani dan Gabri memutar bola mata malas, "emang mau maling!" Dengan kompak mereka berdua berseru membuat Triana terkekeh kecil.

"Lagian lo ngapain sih nguntit orang jam satu malem? Keong aja udah tidur!" Protes Gabri menatap jengah Triana yang asik mengutak-atik ponsel pintarnya untuk melihat maps.

"Hoaaam ... iya tuhh!" Fani ikut menimpali sembari sesekali menguap. Bayangkan saja jam satu malam,Triana menggedor-gedor pintu rumah, tersenyum tanpa dosa dan mengatakan hal yang sungguh di luar akal manusia.

Triana berdecak mendengar kebawelan kedua temannya ini, ia menempelkan telunjuk di bibir sambil berkata, "sutss! Cowok gak pernah tidur ... mau jam satu, dua, tiga, sepuluh! Kalian diem aja deh! Berisik! Enakan juga suara jangkrik."

Fani tertawa mengejek, ia mendengus sinis, "mana mungkin cupu belum tidur ... udah di ninabobo'in sama mamanya," ejek Fani.

"Isshh ... sibuk banget kalian! Gue jodohnya, kalian orang luar gak akan paham!" Triana mengibaskan tangannya dan kembali menatap layar.

"Kita kemana lagi Tri?"
"Lurus aja di blok V, Jalan. Melati nomor 12."
"Lu tahu dari mana rumah Gana, Tri?"

Fani bertanya dengan heran, bagaimana bisa Triana tahu rumah Gana? Sedangkan Gana tidak mungkin memberitahu dimana rumahnya pada Triana, ia semakin menyerngit menatap Triana yang malah tersenyum bangga.

"Jadiiii ...."

Flashback

Triana menatap kanan-kiri, ia berjalan mengendap-endap mencoba membuka pintu ruang guru tanpa suara. Triana tersenyum senang saat tak menemukan satu guru-pun di sini. Sekarang memang waktu tanggung ... jam 9, jam untuk belajar jadi para guru masuk ke kelas untuk mengajar. Tadi, waktu pelajaran kimia Triana ijin ke toilet padahal ke ruang guru.

"Mana lagi meja wali kelasnya." Triana bergumam sedikit kesal, ia mengedarkan pandangannya dengan dengusan sesekali.

Triana sedikit bersorak saat si pucuk yang dicinta menibakan ulamnya. Itu meja gurunya, ia tersenyum sumringah dan dengan santai berjalan ke meja gurunya itu.

Sedang apa Triana di ruang guru mencari meja wali kelasnya? Tentu saja Triana tengah mencari biodata Gana dan mencuri alamatnya, demi kelancaran ekpedisi malam ini.

Nama: Argana Angkasa Zyni.
Lahir: 2-2-200*

"Tanggal lahirnya cantik banget kaya orangnya."

Agama: Islam
Tinggi: 172 cm.

"Huftt seiman namun tak seamin ini namanya! Paraah ... paraah ... paraah.  Umm Bang Gana tinggi banget sihh ... setinggi harapan." Triana terkikik sendiri mendengar ucapan ngaurnya, ia tersenyum senang dan kembali melanjutkan aktivitasnya.

Cupu Ganteng [LENGKAP]✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora