18. Kebohongan Kecil Wira

541 125 35
                                    

18. Kebohongan Kecil Wira

"Ya, karena gue mantannya, Wik, makanya gue biasa-biasa aja," hanya berlaku saat Kiandra mengucapkannya pada Dwi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya, karena gue mantannya, Wik, makanya gue biasa-biasa aja," hanya berlaku saat Kiandra mengucapkannya pada Dwi.

Nyatanya, selama jam olahraga berlangsung, Kiandra selalu curi-curi mata mengamati tiap motor maupun mobil yang masuk ke sekolah. Posisi lapangan hijau yang tepat berada di bagian depan sekolah dan dekat dengan gerbang, memudahkan Kiandra mengamati setiap murid yang datang. Namun sayangnya, ia tidak melihat mobil Garda sama sekali.

Atau mungkin laki-laki itu hari ini membawa motor dan Kiandra kecolongan?

Saat Kiandra kembali pulang untuk mandi, LINE yang dikirimnya kemarin belum juga dibalas Garda saat ia mengecek ponsel yang sengaja ditinggalkannya di rumah. Begitu juga, tidak satupun dari Joshua atau Deka yang balas menghubunginya.

Setengah hari itu Kiandra mengikuti pembelajaran dengan setengah hati. Buk Armeli sedang menjelaskan materi Perjanjian Renville yang bagi Kiandra hanya seperti siaran radio yang menemani lamunannya. Ia hanya mencatat sekiranya, kebanyakan bertopang dagu sambil memandang kosong papan tulis yang penuh coretan Buk Armeli. Berulang kali ia menghela nafas membuat Nara meliriknya.

"Ki?" Nara menyodok lengan Kiandra yang kesekian kali menghela nafas, kali ini lebih panjang sehingga Nara memberanikan diri untuk bertanya.

"Hmmm," balas Kiandra bergumam.

"Garda gimana tuh, kabarnya?"

"Ya gitu ...." Kiandra menempelkan punggungnya ke sandaran kursi. "Nggak tau masuk atau enggak. Tadi di kantin nggak keliatan sama-sekali, MIPA 9 juga kosongkan waktu kita lewat barusan."

Kiandra memang sengaja langsung pergi ke kantin saat sampai di sekolah, bahkan perempuan itu belum sempat meletakkan totebag-nya ke kelas. Sayangnya, ia sama sekali tidak menemukan Garda di sana. Bahkan, ketiga teman dekat laki-laki itu juga tidak terlihat batang hidungnya. Pun Kiandra tidak bisa melihat kehadiran Garda saat melewati kelas XII MIPA 9 yang kosong-melompong karena seisi kelas tersebut sedang mengikuti praktik di lab biologi.

"Masuk sih ... kayanya." Nara menimpali dengan ragu. '"Makanya tar istirahat kedua anterin gue minjem jas lab ke MIPA 9 sekalian lo ngecek Garda."

"Lo nggak bawa jas lab, Nay?" heran Kiandra sampai memutar kepalanya untuk benar-benar melihat Nara.

Padahal, Maya tiada hentinya berkoar-koar di grup sejak kemarin agar tidak ada yang lupa membawa jas lab atau mereka bisa tidak ikut praktik biologi hari ini.

"Kagak. Kotor sama lecek banget, Ki, males gue bawanya," sahut Nara.

"Ohh ok."

Kedua perempuan itu menghentikan obrolannya saat Buk Armeli menyuruh seisi kelas untuk mencari materi di internet. Tentu saja, Kiandra hanya pura-pura menarikan jarinya di layar ponsel dan berselancar di google. Aslinya, perempuan itu hanya menaik-turunkan roomchat-nya dengan Garda. Di tengah itu, Kiandra sontak menegakkan tubuhnya saat mendengar keributan di koridor.

run to youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang