22. Kiandra yang Tidak Tahu Apapun

502 101 23
                                    

22. Kiandra yang Tidak Tahu Apapun

 Kiandra yang Tidak Tahu Apapun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pukul 17.50, lebih dua puluh menit dari yang diperkirakan Kiandra, kerja kelompok prakarya itu akhirnya selesai. Seperti pesan yang dititipkan Garda melalui Yudha, Kiandra hendak langsung menuju parkiran mobil saat ia melewati lapangan basket yang ramai dengan anak ekskul basket yang latihan. Joshua yang duduk di kursi beton pinggir lapangan basket melempar senyum, membuat Kiandra menghampiri laki-laki itu.

"Loh, belum pulang, Jo?" Kiandra menatap Joshua dengan dahi mengernyit samar. Laki-laki itu masih menggunakan seragam putih-abu lengkap, bahkan dasinya masih terjalin rapi di kerah kemejanya.

"Belum. Gue abis rapat pramuka," sahut Joshua, menjawab rasa penasaran Kiandra yang tadi melihat sendiri laki-laki itu melenggang pergi lebih dulu dari Garda.

"Baru selesai kerpok?"

"Kok tau?"

"Garda yang bilang."

"Duduk, Ki, Garda bentar lagi ke sini kok." Joshua menepuk kursi kosong di sebelahnya, yang selanjutnya diduduki Kiandra. Kiandra meletakkan totebagnya di atas meja setelah menggeser beberapa tas yang juga ada disana. Perempuan itu melepas gelungan asal rambutnya dan membiarkannya tergerai. Melingkarkan scrunchie ungu itu di pergelangan tangannya, Kiandra duduk dengan kaki menyilang dan jarinya yang mengetuk dengkul.

Hening terjadi selama beberapa saat di antara dua remaja itu. Baik Kiandra maupun Joshua memandang fokus jalannya permainan basket. Di antara kumpulan laki-laki berjersey di lapangan basket, ada Deka dan Wira di sana. Saat Wira berhasil memasukkan bola ke dalam ring dengan lemparan jarak jauhnya, Joshua sedikit bersuara, ikut merayakan poin yang dicetak sahabatnya itu.

"Garda kenapa nggak ikut basket, ya?" Kiandra memecah keheningan dengan satu tanya yang membuat Joshua langsung menoleh penuh ke arahnya.

"Padahal waktu SMP mereka bertiga kan sama-sama ikut basket," lanjutnya, memerhatikan saksama Deka dan Wira yang saling bertos ria di lapangan basket.

Pemandangan itu sedikit terlihat janggal bagi Kiandra. Seharusnya ada 3 orang yang saling merangkul sambil tertawa riang saat ada yang berhasil mencetak poin.

"Keluar dari zona nyaman, Ki." Joshua meluruskan kakinya untuk menarik bagian lutut celana abunya sebelum kembali menekuk kaki. "Nyoba hal-hal yang baru kan nggak ada salahnya," lanjut Joshua.

"Nggak mungkin," sanggah Kiandra.

Joshua mengernyit.

"Garda sesuka itu kan sama basket? Nggak mungkin kayanya dia ninggalin basket buat fotografi."

Kiandra melirikkan ujung matanya pada Joshua, "Maksud gue kalaupun dia tertarik sama fotografi, dia kan masih bisa ikut basket gitu, Jo."

"Coba lo tanya sendiri ke Garda." Joshua menyahut, tidak menjadi jawaban bagi pertanyaan Kiandra. 

run to youWhere stories live. Discover now