26. Jalan Santai

399 74 59
                                    

26. Jalan Santai

Jarum jam baru menunjukkan pukul 06

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jarum jam baru menunjukkan pukul 06.40 pagi, namun kondisi lapangan hijau di hari Jumat ini terpantau sudah ramai diisi siswa-siswi dari tiga angkatan. Seorang pengurus OSIS yang berdiri di dekat tiang bendera tanpa henti bersuara melalui microphone memberi arahan.

"Seluruh siswa harap berbaris per angkatan dengan satuan terpisah. Kelas 12 ada di timur dan kelas 10 ada di ujung barat."

"Sekali lagi, harap seluruh siswa ...."

Sayangnya, walaupun sudah diberi arahan yang sama berkali-kali barisan pun belum rapi. Beberapa siswa masih berjalan berlenggak-lenggok di sisi lapangan hijau, tidak berniat menyegerakan langkah untuk bergabung ke dalam barisan. Bahkan, mereka-mereka yang sudah berkumpul sesuai angkatan pun belum berderet rapi. Semuanya masih sibuk dengan obrolan sendiri-sendiri.

"Seluruh siswa mohon dipercepat." 

Dan ketika kalimat ini akhirnya keluar diikuti beberapa anggota Kamtib atau SATGAS yang turun tangan mengatur barisan, barulah keadaan menjadi lebih kondusif.

"Kak, tolong maju ya buat barisan yang baru."

Ya begini kalau kebagian baris paling belakang.

Kiandra refleks menoleh saat seorang adik kelas dengan baret biru, anggota SATGAS, bersuara di sampingnya. Bukannya langsung mengikuti arahan yang diberikan, Kiandra malah beringsut mendekat pada Nara yang berbaris di sebelahnya.

"Ra, ayok bikin barisan baru."

"Dih gak mauu," tolak Nara cepat bahkan berniat melarikan diri untuk menyusup ke barisan depan. Namun, Kiandra sudah lebih dulu menahan tangan perempuan itu dan membuatnya  tidak bisa bergerak.

"Ayook dah, lo depan gue ngikut di belakang deh."

"Lo aja, Ki."

"Gak mau gue."

"Gue juga."

"Ayo Kak , nggak pa-pa kok." Suara SATGAS yang ternyata masih menunggu itu menghentikan perdebatan kecil antara Kiandra dan Nara. Walaupun Kiandra melihat adik kelasnya itu tersenyum dengan kalem, tapi Kiandra yakin dibaliknya ada perasaan jengkel karena ia tidak bergerak cepat mengikuti arahan.

"Raaa ..." Kiandra mencebikkan bibir, hampir pasrah melangkahkan kakinya keluar barisan saat Maya yang berbaris terpisah dua orang di depannya memanggil.

"Sini, Ki, tar gue yang baris paling depan," ajak Maya sambil menggerakkan tangannya agar Kiandra mengikuti.

Nah gitu dong, Kiandra kembali tersenyum cerah.

"Lop u Mayy," bisik Kiandra sambil menghela punggung Maya untuk maju ke depan. Nara pun turut mengekor di belakang Kiandra.

"Din, Ra, sini ikut." Nara memanggil Dina dan Mira yang dilewatinya untuk ikut mengisi barisan baru yang tepat bersebelahan dengan barisan putra dari kelas 12 itu.

run to youWhere stories live. Discover now