04. Tumpangan

2.1K 246 9
                                    

04. TUMPANGAN

"Kita pindah syuting ke rumahnya Hugo ya!" ucap Sergio melalui toa yang mendapat sorakan 'siap'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita pindah syuting ke rumahnya Hugo ya!" ucap Sergio melalui toa yang mendapat sorakan 'siap'.

Kiandra seketika menghentikan tangannya yang ingin membuka tutup botol. Ia menoleh kesana-kemari melihat anak-anak CIPS mulai mengemasi peralatan syuting juga para aktor yang mengambil barang-barang mereka.

"Ki, lo nggak ngambil barang-barang lo?" Tika muncul di depan Kiandra yang berdiri kebingungan.

Perempuan itu nampak sudah siap pergi dengan jaket yang disampirkan di tangannya.

"Hari ini syutingnya enggak di sekolah aja, ya, Tik?"

"Enggak, di rumah Hugo juga." Tika memicingkan matanya, menatap Kiandra curiga. "Lo enggak baca group chat, ya?"

Kiandra meraih ponselnya dari saku rok. Dengan cepat ia membuka group chat yang dimaksud Tika dan mulai men-scroll obrolan yang tidak sempat ia baca. Tika ikut merapat ke sampingnya untuk mengintip.

"Nah itu Ki-" seruan Tika menghentikan gerakan jari kiandra, "-tuh Sergio ngingetin syutingnya nggak jadi di sekolah aja."

"Astaga!" Kiandra mengusap wajahnya.

Perempuan itu ingat semalam ia sangat mengantuk sampai tidak sempat mengecek group chat project film ini. Ia baru sempat membukanya tadi pagi, itupun tidak sampai membaca dari awal chat saat teman-teman se-grupnya membahas perubahan lokasi syuting.

Ia hanya membaca chat sergio yang riweuh mengingatkan untuk tidak datang terlambat pagi ini.

"Lo bener-bener nggak tahu, ya?" Kiandra menggelengkan kepala, lesu.

"Nggak bawa baju ganti juga buat scene selanjutnya, dong?"

"Enggak, Tik. Gue cuma sempet baca chat-nya Sergio pagi ini. Beneran nggak tahu kalau syuting-nya di rumah Hugo juga." Kiandra hampir menangis menjawabnya.

Tika jadi ikutan panik. Masalahnya, scene yang akan diambil di rumah Hugo adalah bagiannya dan Kiandra.

"Halo cewek-cewek, kenapa kalian masih ada di sini?" kedatangan Sergio di antara kebingungan yang melanda dua perempuan itu sontak menimbulkan helaan nafas lega.

"Sergio...." Tika yang memanggil namanya seakan-akan seperti menemukan air di tengah padang sahara membuat dahi Sergio berkerut samar.

Laki-laki itu sudah mengenakan jaket dan helm, hanya tinggal menuju motornya yang terparkir di lapangan basket ketika matanya melihat Kiandra dan Tika masih ada di aula.

"Ada apa nih?"

"Kiandra nggak tahu kalau hari ini kita syuting di rumah Hugo juga," jelas Tika pertama.

"Serius, Ki?" Sergio beralih menatap Kiandra yang menggigiti kuku jarinya.

Kiandra mengangguk. "Gue kemarin ketiduran trus nggak baca chat lo yang bilang ada perubahan lokasi. Gue baru baca chat pagi ini aja."

Membuka helm, Sergio mengatakan hal pertama yang terlintas di kepalanya, "lo bawa motor kan, Ki? pulang bentar ya am-"

"Gue nggak bawa motor hari ini."

"Aduh! Gimana, ya?" laki-laki itu menyisir rambutnya dengan jari. "Lo nebeng aja kali, ya? minta tolong buat anterin ke rumah. Tika udah bareng Vira, ya?"

"Iya."

"Gue juga udah bareng sama Dino. Trus anak-anak udah pada otw ke rumah Hugo lagi." Sergio terdiam sebentar lalu mengambil ponsel yang diletakkannya di saku jaket.

Keheningan sempat tercipta saat Sergio sibuk menghubungi teman-temannya, sedangkan dua perempuan di depannya terlihat menunggu apa yang dilakukannya.

Satu nama itu terlintas di kepalanya. Membuat Sergio seketika mendongak dari layar ponsel dengan mata berbinar.

"Garda!"

Kiandra dan Tika saling melirik saat Sergio menyebut nama laki-laki yang dari kejauhan terlihat berjalan menuju mereka.

"Lo minta anter Garda pulang, ya, Ki. Sekalian dia mau ambil baterai kamera di rumahnya Deta."

⚫⚫⚫

Perjalanan itu begitu awkward, entah Kiandra maupun Garda tidak ada yang berniat memulai percakapan sejak keduanya masuk ke dalam mobil. Garda hanya sempat berkata bahwa mereka akan ke rumah Deta dulu untuk mengambil baterai kamera, baru mengantar Kiandra mengambil baju ganti. Dan Kiandra hanya menjawabnya dengan 'oke'.

Ketika Kiandra sampai di rumah ada Mbak Wati yang sedang menjemur cucian. Ia terheran-heran melihat anak pertama majikannya itu sudah ada di rumah dan berlari tergopoh-gopoh menuju kamarnya di lantai dua.

"Loh, kakak kok udah di rumah?" tanya Mbak Wati ketika Kiandra melintas di depannya yang sedang membawa ember kosong berisi cucian yang baru dijemur.

"Mau ambil barang yang ketinggalan," jawab Kiandra sebelum masuk ke dalam kamar.

Lima menit setelahnya, masih sambil berlari, Kiandra keluar kamar dan segera menuju ke mobil Garda yang terparkir tepat di depan rumahnya. Tak lupa, ia berpamitan pada Mbak Wati yang duduk santai di kursi kayu.

Kiandra sempat terjengkal dan untung saja ia sigap meraih pagar rumahnya sehingga tidak berakhir jatuh. Garda yang memerhatikannya dari dalam mobil menggeleng kecil.

"Hati-hati, Ki. Syutingnya juga belum mulai," kata Garda saat Kiandra sudah duduk di kursi penumpang.

"Iya, gue cuma nggak mau bikin yang lain nunggu," sahut Kiandra sambil memakai seatbelt.

Garda tidak membalasnya. Laki-laki itu menghidupkan mesin mobil lalu melajukannya menuju rumah Hugo, tempat syuting kedua hari ini.

pendek dl ya untuk part ini 😭👌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

pendek dl ya untuk part ini 😭👌

[senin, 30 maret 2020]

run to youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang