16. Garda dan Leo

649 123 35
                                    

16. Garda dan Leo

Gardantara: Ki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gardantara: Ki

Gardantara: Kalau ada yang macem-macem sama lo bilang ke gue

Ujung mata Kiandra melirik pada layar ponselnya yang menyala. Kiandra menarik resleting totebagnya setelah memasukkan tumpukan buku terakhir yang di ambilnya dari kolong meja. Baru saja ia meraih ponselnya, seruan Adit dari pintu kelas menghentikan jari tangannya yang ingin membuka LINE dari Garda.

"Woi! Garda mau gelut anjir!" Seru Adit setelah memukul pintu kelas sekali dan berlari ke mejanya.

Suara laki-laki itu cukup keras untuk membuat seisi XII MIPA 3 seketika menghentikan aktivitas mereka. Bahkan, siswa yang berlalu-lalang di koridor sampai ikut menoleh karenanya.

"Hah?!"

"Serius?!'

"Anjir sama siapa?"

"Ah masa?!"

"Ih mau nonton!"

Devi yang memberi respon paling berbeda langsung mendapat tatapan horor dari teman-teman sekelasnya. Perempuan berambut panjang itu hanya menggumamkan kata maaf pelan, lalu segera mendekati Adit. Beberapa anak juga turut mengerumuni meja laki-laki itu. Posisi meja Kiandra yang tepat berada di sebelah Adit membuatnya hanya perlu memutar tubuh ke samping untuk mendengar apa yang dibicarakan teman-temannya.

"Serius anjir! Gue tadi liat bareng Elio di lap basket rame banget."

"Lawannya siapa, Dit?"

"Leo?" Celetuk Maya tanpa sadar. Sekilas perhatian beralih pada sosoknya yang berdiri sambil menggenggam sampah kertas di kedua tangan.

Adit mengangguk, "Iya, sama Leo. Lo kok bisa tau, May?"

"Nebak aja." Maya menjawab tak acuh dan berlalu ke luar untuk membuang sampahnya.

Baik Kiandra dan Nara yang masih menempelkan bokongnya di kursi hanya melirik kepergian perempuan berambut sebahu itu. 'Nebak aja' adalah jawaban yang keduanya tahu tidaklah benar.

Perasaan panik menyerang Kiandra sejak Adit membawa-bawa nama Garda. Tanpa disadari Kiandra, kaki kanannya sudah bergerak gelisah mengetuk lantai. Perempuan itu memasang telinganya rapat-rapat, berusaha mencuri dengar informasi yang dibawa Adit.

"Gilak dah, gue merinding banget ngeliat Garda ngelabrak Leo. Serem anjir mukanya," ujar Adit dengan muka bergidik ngeri.

"Hahaha... tumbenan ye lo ngeliat Garda yang diem-diem bae kek gitu?" timpal Dodik yang hanya mendengarkan dari jauh. Ia duduk di atas mejanya yang berada di pojok paling kiri.

Adit mengangguk, "Hooh, Dik. Gue nggak mau dah nyari masalah sama Garda."

"Emang ada masalah apa, sih?" tanya Devi kepo.

run to youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang