13. Meluruskan Ketiba-tibaan

1.2K 179 70
                                    

13. Meluruskan Ketiba-tibaan

Garda menunduk sebentar, terkekeh kecil, lalu mendongak lagi untuk memberi anggukan pada Sergio

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Garda menunduk sebentar, terkekeh kecil, lalu mendongak lagi untuk memberi anggukan pada Sergio. "Ok."

Kemudian halaman belakang rumah Hugo kembali diisi hiruk-pikuk dan tepuk tangan untuk menyemangati laki-laki itu.

"Nih, Gar, pake bunga biar makin mantep." Hugo melempar bunga mawar palsu yang dicabutnya dari vas di atas meja dan Garda menangkapnya dengan mudah.

Lelaki itu lalu bangkit berdiri dan memindai sekelilingnya. Kiandra sontak mengalihkan netra, yang sayangnya malah bertemu dengan milik Sergio yang membuat laki-laki itu seketika menerbitkan senyum lebar sambil kedua alisnya bergerak naik-turun.

Apa-apaan?

Suara memekik tertahan yang berdengung di sekitarnya memindahkan arah mata Kiandra untuk melihat sosok Garda yang berjalan mendekat.

Tidak.

Garda tidak berjalan ke arahnya.

Tidak mungkin.

"Anjir, Ki, Garda ke sini!"

"Kiandra...."

"Ok, gue minggir dikit."

"Anjir Garda."

"Gar, Gar!"

"Anjing!"

Saat Garda sudah berdiri menjulang di depan Kiandra, di sana gendang telinga perempuan itu dihujani berbagai teriakan histeris. Perlahan, namun berhasil membuat Kiandra menahan nafas dan kewalahan meredam jantungnya yang menggila, Garda berjongkok dengan kaki kirinya tertekuk sebagai tumpuan.

Keduanya belum tepat beradu pandang hingga Garda menyodorkan bunga palsu yang digenggamnya di tangan kanan.

"Ki." Garda bersuara rendah.

Kiandra mengigit pipi bagian dalamnya, mengalihkan mata sebentar pada bunga yang disodorkan sebelum kembali mencari mata Garda yang menatapnya lurus-lurus.

"Can we start over again?"

Tidak hanya pada yang ditujukan, kalimat itu berhasil membungkam seisi halaman belakang Rumah Hugo. Kiandra mematung dalam duduknya. Tiada respon barang sedikit pun yang bisa diberikannya karena kini setiap sendi tubuhnya terasa kaku.

Kiandra merutuk di dalam hati. Sekarang yang ia harapkan adalah semua orang kembali berteriak menggoda daripada membisu dengan mata terpancang rapat-rapat mengawasi. Kiandra menelan ludahnya susah payah.

Menatap nanar Garda di depannya, wajah serius laki-laki itu benar-benar membuat Kiandra kebingungan. Untuk sebuah tantangan dalam permainan, Garda terlalu nyata....

"Ok, Garda udah berhasil ngelaksanain dare-nya!" Hugo yang berseru di tengah-tengah keheneningan mengembalikan kesadaran semua orang.

Semuanya serentak menghembuskan napas, menghilangkan rasa tegang yang sempat ikut menyelimuti. Kiandra menundukkan kepala dan menghela napas panjang ketika Garda akhirnya bangkit dan menjauh darinya.

run to youWhere stories live. Discover now