09. Wira yang Menakutkan

1.2K 180 15
                                    

09. WIRA YANG MENAKUTKAN

Kiandra duduk di teras rumah, memerhatikan motornya yang dibawa masuk ke dalam garasi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kiandra duduk di teras rumah, memerhatikan motornya yang dibawa masuk ke dalam garasi. Dua pegawai dari bengkel Wira sudah berpamitan pulang, berboncengan dengan motor yang dibawa salah satunya.

Kiandra mengucapkan banyak terimakasih, sempat menawarkan minum tapi mereka menolak karena harus segera balik ke bengkel menyelesaikan pekerjaan lain.

Setelah mengantar kepergian dua pegawai itu di pagae rumah, Garda beranjak menghampiri Kiandra dengan kunci motor bergantungan semangka yang ia julurkan pada perempuan itu. Kiandra mengambilnya, menyimpan dalam genggaman tangan kanannya.

"Kalau gitu gue pu-"

"Gar."

Yang perempuan menelan ludah sekali, menatap lurus laki-laki di depannya yang baru saja ia sela ucapannya.

"Masuk dulu ya, bentar aja, gue bikinin minum."

⚫⚫⚫

Garda mengiyakan tawaran itu.

Laki-laki itu duduk di ruang tamu selagi Kiandra pergi ke kamarnya sebentar untuk menaruh tas dan men-charge ponselnya yang kehabisan baterai. Kiandra menyempatkan diri pergi kamar mandi untuk membasuh muka, merasa lebih baik setelah menahan rasa tidak nyaman karena wajahnya yang sudah cukup berminyak.

Saat menuruni tangga, Kiandra mendengar suara Mama dan Papa yang membuatnya memacu langkah lebih cepat menuju ruang tamu..

Benar seperti dugaannya.

Garda duduk di bagian tengah sofa, sirup jeruk yang dibuatkan Bik Wati sudah tersaji di atas meja, dan kedua orang tuanya duduk di hadapan laki-laki itu.

Kiandra melirik ke sudut ruang tamu di mana koper-koper yang dibawa orang tuanya selama perjalanan bisnis ke luar kota berjejer di sana.

Iya, Mama dan Papa baru saja pulang dari bandara.

"Kiandra, sini." Mama yang pertama menyadari kehadirannya menggerakkan tangan menyuruhnya mendekat.

Kiandra mengambil duduk di apit kedua orang tuanya. Mama memberi pelukan singkat, menggumamkan betapa dia merindukan anak sulungnya ini, lalu meringis melihat luka-luka Kiandra yang mulai mulai mengering.

Kiandra melirik Garda yang duduk dengan tenang, sebuah senyum tipis muncul di bibir laki-laki itu melihat interaksi Kiandra bersama Mama.

"Garda udah cerita gimana kamu bisa jatuh kemarin," ujar Papa mengalihkan perhatian Kiandra.

"Untung banget ada Garda sama teman-temannya yang bantuin bawa kamu ke rumah sakit, bahkan sampai ngurusin motor kamu, tuh."

Walaupun Papa mengatakannya dengan santai, tapi Kiandra yakin ada omelan yang sebenarnya siap meletus untuknya. Namun, kehadiran Garda di sinj membuat Papa menelan omelannya dulu.

run to youWhere stories live. Discover now