10. Traktiran

1.1K 170 13
                                    

10. TRAKTIRAN

"Trus Mama nyuruh gue nraktir mereka," tutur Kiandra di tengah keriuhan kelasnya siang hari itu karena jam Bahasa Indonesia yang berakhir lebih awal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Trus Mama nyuruh gue nraktir mereka," tutur Kiandra di tengah keriuhan kelasnya siang hari itu karena jam Bahasa Indonesia yang berakhir lebih awal. Kedua kakinya bertengger di tumpuan kaki kursi Nara, dengan badan menyamping untuk mengobrol bersama Nara dan Maya.

Sepulangnya Garda kemarin tanpa mengiyakan tawaran makan malam itu, Kiandra sempat berbincang kecil bersama kedua orang tuanya. Mereka memastikan apa Kiandra sudah mengucapkan terimakasih kepada Garda dan teman-teman yang disebutkan sudah membantunya. Kiandra tentunya berkata sudah, kalau bisa ingin menambahkan telah mengucapkannya terlalu banyak sampai Garda mengkritiknya.

Lalu Mama mengusulkan agar Kiandra memberi traktiran teman-teman yang sudah membantunya. Katanya, ucapan terimakasih tidak cukup untuk membalas kebaikkan hati mereka.

Kiandra menyetujui pemikiran itu.

Soal Wira, Kiandra jadi ingin menangis mengingat obrolan singkatnya dengan Wira di LINE setelah mengabaikan panggilan laki-laki itu. Yang ia tahu kemudian kalau Garda mengirim screenshoot obrolannya dengan Kiandra ke Wira, dan itulah yang menjadi alasan lelaki jutek itu menelponnya.

Saat jam istirahat tadi Kiandra berusaha mati-matian menghindari Garda dan Wira. Ia merasa sangat malu dan tidak tahu harus merespon seperti apa jika bertemu dua lelaki itu. Kiandra sempat bernafas lega saat bel jam istirahat berakhir berbunyi, hingga ketika menaiki tangga ia berpapasan dengan Garda dan Wira yang baru saja keluar dari toilet laki-laki di lantai dua.

Kedua lelaki itu yang pertama kali menyapanya dengan senyum, membuat Kiandra tidak bisa berpura-pura tidak melihatnya.

"Trus kapan lo mau nraktir mereka?" tanya Nara, mengembalikan Kiandra yang sibuk merutuki ketidakberuntungannya tadi.

"Hari ini."

Maya dan Nara serentak menaikkan sebelah alis.

"Trus lo gimana?" Maya menarik tangan Nara yang memegang bungkus french fries agar mendekat. Ia mengambil segenggam penuh lalu memindahkannya ke tangan kiri. Tanpa memedulikan Nara yang mendelik kecil, Maya mulai menyuap satu persatu snack kentang itu.

"Ya ikut, kan gue yang nraktir," jawab Kiandra sambil mengedikkan bahu.

"Nggak, maksud gue nggak gitu." Maya menggelengkan kepala dengan jari telunjuk ikut bergerak. "Lo kan cuma bisa makan bubur, Ki. Trus kalian mau makan di warung bubur ayam?"

"Nggak lah."

Kiandra membentuk senyum geli, sedetik kemudian melenguh sakit karena terlalu menarik bibir. "Di Warung Retro. Garda sempat nyari menunya, mereka jual sup krim sama mashed potato gitu."

Lalu, bibir kedua perempuan itu kompak membentuk huruf o.

"Niat juga, ya, si Garda," puji Maya lalu menepuk tangannya yang ditempeli remah micin.

run to youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang