02. Jas Hujan Biru Tua

2.7K 321 5
                                    

02. Jas Hujan Biru Tua

 Jas Hujan Biru Tua

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Serius, Ki?"


"Trus gimana? Lo terima tawarannya Sergio?"

Nara dan Maya secara bergantian melempar pertanyaan setelah mendengar cerita Kiandra selagi mereka dalam perjalanan menuju kantin.

"Nggak tahu."

"Kok nggak tahu?" sambar Nara cepat.

Kiandra menahan jawabannya sampai mereka masuk ke dalam warung Buk John. Nara dan Maya seperti biasa memesan nasi campur ayam, lalu keduanya memandang Kiandra menyuruh perempuan itu menjawab 'ketidaktahuan' yang dimaksudnya beberapa saat lalu.

"Gue masih bingung kenapa dia milih gue. Kaya kenapa gue gitu, loh? Yang punya muka judes kan bukan cuma gue doang."

"Aduh Ki, lo jangan kebanyakan mikir deh."

"Gini Ki," Maya menjauh sebentar untuk mengambil air mineral dingin di kulkas. "Kamis lalu Sergio dapet nanya-nanya lo waktu di GO. Kiandra bisa akting ngga? Trus kata dia muka lo cocok banget dapet peran antagonis."

"Kayanya anak-anak CIPS tuh udah rencana banget buat milih lo, Ki. Udah terima aja tawarannya Sergio," lanjut Maya sambil menyodorkan uang ke Buk John untuk membayar nasi campurnya. Di sisi lain, Nara mengangguk setuju dengan ucapannya.

Kiandra menatap bergantian pada kedua sahabatnya sebelum menghela nafas pelan. "Terima nih?"

"Terserah lo aja, sih, Ki. Cuma kalau menurut gue, terima aja. Kan lumayan nyari pengalaman akting gitu," jawab Nara berusaha meyakinkan Kiandra.

"Ok deh. Nanti anterin gue nyari Sergio, ya?"

"Sip," Nara mengacungkan jempol tangannya. "Gue ke warung sebelah ya, mau beli gorengan."

"Gue ngikut."

Sesaat setelah Maya dan Nara keluar, gerombolan siswa laki-laki masuk ke dalam warung Buk John yang sempit. Keadaan warung yang tadinya cukup sepi menjadi penuh sesak. Kiandra terhimpit di posisinya yang berdiri tepat di depan kulkas hendak mengambil air mineral. Perempuan itu kesusahan membuka pintu kulkas karena tubuhnya tersenggol ke sana-sini.

Saat Kiandra hampir menyerah, sebuah tangan tiba-tiba terjulur di depan wajahnya dan membukakan pintu kulkas itu. Kiandra refleks mendongak dan mendapati Garda yang tengah mengobrol dengan orang di depannya. Dengan cepat diambilnya satu botol air lalu didorongnya pintu kulkas itu, membuat Garda yang masih memegangi gagangnya menoleh.

Laki-laki itu memerhatikan Kiandra yang kini berusaha menyelinap untuk membayar belanjaannya. Tentu saja, lagi-lagi kiandra kesusahan. Ia seakan-akan tenggelam di antara kerumunan siswa laki-laki yang berjejer untuk memesan nasi. Mendecakkan lidah, Garda meraih uang sepuluh ribuan di tangan Kiandra. Gerakannya yang terlampau cepat membuat Kiandra tidak sempat bereaksi apapun sampai laki-laki yang sudah menyelinap mendekati kasir itu bersuara.

run to youWhere stories live. Discover now