06. Wajah yang Familiar

1.7K 223 20
                                    

06. WAJAH YANG FAMILIAR

Kondisi Kiandra yang cukup parah membuatnya berakhir dibawa ke rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kondisi Kiandra yang cukup parah membuatnya berakhir dibawa ke rumah sakit. Hugo dan Sergio menjadi saksi kepanikan Garda saat melihat Kiandra terduduk lemas di depan ruko dengan tangan dan kaki yang luka-luka juga bibir yang sedikit robek.

Dalam perjalanan menuju rumah sakit, laki-laki itu tak henti-hentinya menyuruh Hugo membawa mobil dengan cepat. Ia bahkan mengumpat hebat ketika lampu merah memaksa mereka berhenti selama beberapa saat.

Kini Garda berdiri bagai patung, tidak bergerak barang sedikit pun memerhatikan Kiandra yang meringis tiap kali dokter menyapukan kapas beralkohol pada lukanya.

Dari tempatnya, Garda bisa melihat air mata sudah terkumpul di pelupuk mata Kiandra. Perempuan itu berusaha agar tidak menangis walau sebenarnya ia ingin meraung-raung kesakitan sambil memanggil Mama.

Masih memerhatikan Kiandra yang sekarang berbaring di ranjang rumah sakit, Garda meraih ponselnya yang bergetar dari saku celana jeans.

Deka: Gar kita udah nyampe. Lo masih di dalem kan?

Gardantara: Iya

Joshua: Kiandra gimana? Lukanya parah gak?

Gardantara: Lumayan Jos. Kaki tangannya luka trus bibirnya robek dikit

Deka: Waduhh

Deka: Btw motornya Kiandra udah kita bawa ke bengkelnya Wira

Gardantara: Sip makasi

Gardantara: Tolong ya pak bos @Wira

Wira: Ok aman

Joshua: Kok gue nggak liat Hugo sama Sergio, Gar?

Gardantara: Udah gue suruh pulang tadi

Gardantara: Kan lo pada juga mau dateng

Joshua: Oo

"Diam sebentar ya, Dik. Bakal nggak sakit kok ini." Suara dokter itu mengalihkan perhatian Garda.

Ia menyimpan ponselnya dan kembali memerhatikan Kiandra yang kini diobati bibirnya. Sepertinya luka robek itu didapatkan saat bibir Kiandra sempat berantukan dengan spion atau kepala motor.

Lima menit setelahnya semua luka Kiandra sudah ditangani. Seperti yang Garda duga, Kiandra hanya mendapat dua jaritan di bibirnya karena luka robeknya yang tidak seberapa. Setelah mengurus pembayaran dan mengambil obat, Garda mendorong kursi roda Kiandra menuju tempat sahabat-sahabatnya sudah menunggu.

Di kursi tunggu yang berjejer dekat pintu keluar rumah sakit ada Wira, Joshua, dan Deka yang segera berdiri dan menghampiri keduanya. Kiandra mengangguk sekilas untuk menyapa ketiganya, hendak tersenyum namun bibirnya terasa sangat kaku untuk ditarik.

run to youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang