Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Ada yang ikut kantin nggak? Gue mau beli air."
Kiandra mendorong kembali tupperware-nya ke dalam kolong meja saat melihat air yang tersisa hanya tinggal seteguk saja. Sambil merogoh uang dari dompetnya, perempuan itu bergantian melirik Nara dan Maya yang sibuk dengan ponsel masing-masing. Satunya menonton drama korea, satunya lagi menonton tutorialmakeup.
"Nggak."
"Gue enggak."
"Oke."
Kiandra berhasil menarik selembar uang sepuluh ribuan bersamaan dengan Nara yang bersuara kembali. "Mau ditemenin, nggak?" Nara yang awalnya tiduran di atas meja dengan tangan kiri terlipat sebagai bantal mengangkat sedikit kepala.
Kiandra hampir membuka mulut saat detik selanjutnya Nara menyambung omongannya lagi. "Nggak usah, lah, ya? Berani kok lo sendirian," kata Nara, kembali menjatuhkan kepalanya.
Kiandra mendengus kecil, menolehkan kepalanya ke Nara yang sudah cekikikan menonton Ji Chang-wook, aktor Korea Selatan yang diklaim perempuan bergigi kelinci itu sebagai salah satu pacarnya.
Sambil menarik beberapa lembar tissue dan melipatnya kecil untuk dimasukkan ke saku rok, Kiandra balas mencibir, "Gimana sih, nawarin tapi bilang enggak."
"Tiati ya, Ki, di jalan banyak kejahatan," gurau Maya, tanpa mengalihkan matanya dari Tasya Farasya yang berbicara di layar ponsel.
"Ke toilet doang astaga...."
Kiandra menyusuri koridor lantai tiga yang sepi karena jam istirahat kedua sudah berakhir sejak tiga puluh menit yang lalu. Kelas Kiandra, XII MIPA 3 yang berada di ujung paling barat koridor, menjadi satu-satunya kelas yang tidak diisi guru. Guru PKN, Buk Ayu, yang seharusnya mengisi jam pelajaran hari ini tidak bisa hadir karena dirawat di rumah sakit sejak dua hari yang lalu akibat kecelakaan lalu-lintas. Buk Ayu hanya menitipkan tugas lewat pesan Whatsapp yang diterima Maya untuk membaca materi bab yang baru dan menjawab soal uji kompetisi yang ada. Tanpa ditambah embel-embel 'tugas dikumpul hari ini' melainkan hanya suruhan untuk tidak ribut dan keluar kelas, maka seisi kelas XII MIPA 3 pun sudah berpencar ke sana-kemari.
Arumi, Dhea, Devi, Risma, dan beberapa anak perempuan di deret bangku depan pergi ke perpustakaan mencari AC dan mengerjakan tugas. Anak laki-laki sebagian ada di kantin dan sebagian lagi nekat bolos ke kos Yudha yang ada di depan sekolah untuk tidur. Dan sisanya, seperti Kiandra, Maya, dan Nara yang terlalu malas keluar memilih diam di kelas.
Selain anak-anak yang pergi ke perpustakaan, tidak ada yang mengerjakan tugas PKN. Kalau kata Elio beberapa detik sebelum melenggang pergi ke kos Yudha, "Santaiii. Ntar minta pap sama yang udah buat aja atau anak kelas lain, mereka pasti dikasi tugas yang sama," yang disetujui hampir seisi XII MIPA 3.
