08. Bengkel

1.3K 174 6
                                    

08. BENGKEL

Benar saja, pulang sekolah Garda menunggunya di depan kelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Benar saja, pulang sekolah Garda menunggunya di depan kelas. Laki-laki itu sendirian, bersandar di tembok sambil merunduk memain-mainkan sebelah kakinya yang menendang udara kosong.

Kehebohan Maya dan Nara lah yang membuatnya mendongak dan menyadari Kiandra sudah ada di hadapannya.

"Oh, Ki," celetuknya lalu diikuti dengan basa-basi singkat dengan Maya dan Nara, mengatakan bahwa hari ini ia akan mengantar Kiandra pulang setelah mampir ke bengkel.

Dua perempuan itu tentunya dengan senang hati melambaikan tangan, meninggalkan Kiandra sendiri berjalan bersisian dengan Garda.

Laki-laki itu sempat mengulurkan tangan untuk membantunya, tapi Kiandra menolak karena sudah bisa berjalan sendiri.

Selama berjalan menuju parkiran mobil, Kiandra diam-diam menghela nafas berulang kali karena perhatian yang didapatkannya. Apalagi saat melewati lapangan basket yang menjadi spot teramai sepulang sekolah karena para murid saling menunggu sampai motor mereka bisa keluar.

Andai Maya dan Nara juga ada di sisinya sekarang, Kiandra pasti tidak akan terlalu mengkerut menghadapi perhatian-perhatian itu.

Kiandra seketika merutuk kesal dalam hati, tidak sabar ingin memaki dua orang itu di grup chat karena sudah meninggalkannya sendiri menghadapi situasi ini.

Garda yang berjalan di sisinya membantu Kiandra menyebrang di jalan utama sekolah yang dilewati rentetan motor dari arah parkiran belakang. Ia bergerak satu langkah lebih depan, tangan kanannya terangkat menghentikan motor-motor itu bergerak sedang tangan kirinya mendorong lembut punggung Kiandra untuk melangkah maju.

Kiandra mengekori Garda menghampiri sahabatnya yang berkumpul di bawah kanopi gedung baru. Deka dan Joshua melempar senyum ramah menyapanya, sedangkan Wira yang baru selesai menelpon hanya melirik sekilas.

"Tadi gue nelpon ke bengkel, motornya tinggal dibenerin dikit lagi. Paling sejam-an udah beres," ujar Wira sambil mengantungi ponsel di saku hoodie hitam yang dipakainya.

Garda mengulurkan tangan, menepuk bahu laki-laki itu beberapa kali. "Thanks, Wir." Yang dibalas anggukan kalem Wira.

Deka yang memerhatikan Kiandra sejak perempuan itu muncul di depan gedung induk bersama Garda bersuara. "Trus, sekarang kalian berdua ke bengkelnya Wira?"

Laki-laki itu bertanya sambil menatap lurus Kiandra yang melihat ke arah lain. Kiandra tidak menyadari pertanyaan itu ditujukan padanya sampai Deka memanggil namanya.

"Hah?" Kiandra mengerjap bingung. "Oh, iya," jawabnya singkat sambil menganggukkan kepala.

Deka terkekeh kecil dibuatnya.

"Ya udah, kalau gitu gue duluan."

Garda berpamitan pada ketiga sahabatnya yang juga pergi menuju parkiran motor di belakang gedung baru. Kiandra menganggukkan kepala, ikut berpamitan sebelum melangkah ke sisi Garda.

run to youWhere stories live. Discover now