15

5.9K 790 126
                                    

Hari berganti, Gulf dan Mew masih sama seperti kemarin, bahkan suasana hari ini sangat dingin antara Gulf dan Mew, Mew dengan kecuekannya dan kebisuannya, Gulf dengan ketidakpeduliannya, Gulf semalaman sudah menanamkan didalam pikirannya kalau ia bukanlah siapa-siapa Mew dan Gulf bahkan tidak berarti apapun untuk hidup Mew, semua ia simpulkan sendiri didalam pikirannya.

Padahal yang kenyataanya adalah Gulf adalah hidup dan mati Mew, memang Gulf tidak ada pekanya.

Mew tidak menjemput, mengirimi pesan atau apapun kepada Gulf, ia ingin melihat apa yang akan Gulf lakukan untuk membujuknya, tetapi sepertinya Mew salah langkah, ia lupa Gulf jika di cuekin malah makin cuek.

Wajah masam dan kesal Mew sangat kentara, sepertinya ice kita tidak bisa menyembunyikan wajah kesalnya, dan itu berepek besar bagi anggota Driva, tidak ada yang berani menegur Mew bahkan Bright sekalipun.

"Ini kayanya si Bos belom nyelesain masalahnya sama Gulf deh." Bisik Off pada Bright. Bright mengangguk setuju, masalahnya atmosfer didalam ruangan ini sangat panas hanya karena melihat kemarahan Mew.

Ini udah jam istirahat, Mew semakin kesal saat melihat Gulf menerima kotak bekal yang Pui berikan saat pagi tadi, berisi pesanan yang Gulf bilang kemarin dan lihat bagaimana respon Gulf, Gulf dengan mata berbinarnya dan senyuman yang sangat indah, Mew rasanya ingin membanting Gulf diatas kasur saja.

Mew melangkah menjauh, niatnya untuk meminta maaf duluan harus ia tahan, kekecewaan lebih mendominasi. Dan lihat mereka membuat jarak, jarak yang dapat memberikan peluang untuk seseorang masuk ketengah-tengah hubungan mereka.
.
.
.
Gulf memakan bekal buatan Pui dengan lahap, tadi ia melewatkan sarapannya karena terburu-buru, Pui yang melihat itu semakin tersenyum lebar, perlahan tapi pasti ia bisa masuk kedalam hati Gulf.

"Cil tumben lo bawa bekel?." Kao datang, meletakan tasnya di sandaran kursi lalu duduk di samping Gulf.

"Ini di kasi sama Pui." Jawab Gulf jujur apa adanya.

Kao menatap Gulf heran, gk biasanya Gulf gk sarapan kalau ke sekolah.

"Mew gk bikinin Lo sarapan apa??." Dapat Kao lihat perubahan wajah Gulf, Gulf mengaduk makanannya, lalu melahap kembali makanan itu tidak memperdulikan pertanyaan Kao.

"Yeeuu orang nanya, kacang-kacang."

"Kalau jualan kacang jangan di sini Kao."

"Yeee dasar bocil!!."

"Iishh enak aja!!." Gulf merengut kesal.

"Singa Lo kayanya lagi ngamuk Cil." Kao menscrool layar ponselnya, di sana banyak siswa-siswi Gerada memposting poto dan video Mew di akun mereka, Mew terlihat sangat menyeramkan bahkan Bright dan Zee tidak dapat menahan kemarahan Mew.

"Singa?? Ngamuk??." Gulf menatap Kao dengan pandangan bingungnya.

"Si Mew Cil!! Astaga, kesel juga gue lama-lama ngomong sama Lo." Kao mengusap dadanya pelan, rasanya ia ingin sekali mengibarkan bendera putih karena sudah lelah berteman dengan Gulf. Canda deng.

"Mew??! Kenapa sama Mew??." Gulf bangkit dari kursinya, merebut ponsel Kao, dan, dammm ia melihat Mew tengah menghajar salah satu anak kelas 2 dengan brutal, Gulf yakin pasti kondisi anak laki-laki itu akan sekarat, Gulf berlari keluar kelas tidak lupa ia meletakan ponsel Kao di meja.

"Woyy Cil, Maen kabur aja Lo!!." Kao ikut menyusul Gulf takut hal yang buruk terjadi pada teman kesayangannya itu.

Sesampainya di tujuan yang tidak lain adalah taman belakang sekolah, Gulf dapat melihat dengan jelas Mew tengah duduk sambil memejamkan matanya, Off dan Tong yang duduk di rumput sedangkan Bright, Zee dan Tay yang duduk di kursi lain, seperti tidak terjadi apapun tadi.

Gulf memilih masa bodo, menghampiri Mew dengan pelan, tetapi tetap saja membuat semua orang yang ada di situ peka akan keberadaan Gulf, mereka memilih beranjak dan pergi meninggalkan Mew dan Gulf berdua dengan Tay yang menarik kerah seragam Kao dengan kasar membuat cowo itu ingin sekali memukul kepala Tay.

"Lo bisa Manusiawi gk si??."

"Bisalah." Jawab Tay santay.

"Tapi kelakuan Lo ini sama sekali gk Manusiawi, Lo pikir gue kucing!!."

"Laahh gue gk ada bilang Lo kucing." Ujar Tay meledek.

"Si anjirrr."

Kembali lagi pada Gulf dan Mew, Gulf mengambil posisi duduk di samping Mew, menatap cowo itu dengan jarak yang lumayan dekat, sebenarnya Gulf rindu, ya walaupun baru sehari mereka marahan, tetap saja Gulf rindu, titik tidak ada koma.

Jangan tanya Mew sadar atau tidak dengan keberadaan Gulf, nyatanya Mew sedari tadi memperhatikan apa saja yang terjadi di sekitarnya bahkan Mew dapat merasakan kehadiran Gulf walau dengan mata terpejam.

"Mew???."

Hening..

"Meewwww???."

Masih hening..

"Miuuu."

Mew membuka matanya, bukan, bukan karena panggilan Gulf tadi tapi apa yang Gulf tengah lakukan saat ini mampu membuat Mew diam membisu, ya walaupun sebenernya emang selalu begitu.

Mew menahan tubuh Gulf yang saat ini ada di pangkuannya, dengan bibir Gulf yang terus-menerus menghisap bibir atas dan bawah Mew. Mew masih mencerna apa yang terjadi, sedangkan Gulf malah semakin menekan bibirnya.

Pikiran Gulf blank, ia tidak tau lagi dengan cara apa agar perhatian Mew teralihkan ke dirinya, ia memilih jalan ini karena menurutnya jalan ini yang terakhir, dan ternyata jalan terakhir inilah yang membuat Mew kembali memusatkan perhatiannya ke Gulf. Ide Gulf benar-benar cemerlang.

"Miu maafin Gupi na." Gulf menatap Mew dengan puppy eyes nya, Mew luluh tentu saja apalagi saat melihat wajah Gulf saat ini, pipi yang memerah dan bibir yang belepotan dengan air liur yang entah milik siapa.

Mew masih diam saja, padahal di dalam hatinya ia telah memaafkan Gulf, sebenarnya tidak semua salah Gulf ia juga bersalah karena mengabaikan Gulf kemarin.

Tetapi tentu saja diamnya Mew malah di salah artikan oleh Gulf, Gulf tentu saja berpikir kalau Mew tidak mau memaafkannya jadilah air bening itu jatuh membasahi pipi chubby nya.

"Hikss... Hikss.. hiisss.."

Mew terkejut bukan main, di tatapnya Gulf yang semakin terisak.

"Kenapa??." Akhrinya, satu kata, tapi sangat berarti buat Gulf.

"Maafin Gupi Miu, hiksss."

Mew mengusap rambut Gulf lembut lalu menganggukan kepalanya. Senyum cerah Gulf langsung terbit, mengabaikan air mata yang terus mengalir.

"Miu seriusan???."

Lagi, lagi, dan lagi, Mew hanya menganggukan kepalanya, Gulf melompat-lompat senang di atas pangkuan Mew membuat aset Mew tertekan.

Mew memilih menahan tubuh Gulf lalu menarik tubuh Gulf kedalam pelukannya membisikan sesuatu ketelinga Gulf, membuat tubuh Gulf seketika menegang.

"Siap-siap nanti malam Gupi."












Ini aku turutin permintaan kalian yaa, dan juga permintaan maaf aku karena lama Up heheheheh, dan juga makasih yang masih stay dan suka cerita aku, sayang kalian banyak-banyak ❤️❤️

See you next chapter....

Mine (ของฉัน)Where stories live. Discover now