33

826 102 36
                                    

Hembusan angin menerpa wajah tampannya, dengan tangan yang di masukan ke saku celana dan kacamata hitam yang bertengger manis di hidung mancungnya, pria itu berjalan gagah bak pangeran yang akan menjemput pasangannya.

Matanya melirik sekitar, banyak pasang mata yang memperhatikannya dengan berbagai decakan kagum, mendesis pelan, bukan ini yang dia cari, kakinya terus melangkah masuk hingga sampailah dia di depan fakultas kedokteran.

Di lain tempat Nunew tengah berlari menyamai langkah kaki Gulf, laki-laki itu berjalan tergesa-gesa setelah mendapat kabar kalau lelaki yang ia cintai sakit, Gulf sampai heran, padahal yang kemarin di gempur terus adalah dirinya tapi kenapa kekasihnya yang malah tepar, lemah kali bung.

"Bisa pelan sedikit ngga sih?. "

"Ngga, kalo sampai Bright mati, nanti aku jomblo lagi!!."

Nunew memutar matanya malas, apa-apaan Gulf ini, apa dia ngga sadar kali ya banyak seme yang badannya keker dari berbagai fakultas nunggu jomblonya lelaki manis itu, Nunew sampai bergidik ngeri saat melihat tatapan mesum manusia-manusia itu saat berpapasan dengan Gulf.

"Cari yang baru, gitu aja ko repot." Lain di mulut lain di hati bung, gini-gini Nunew udah klop sama pasangan Gulf, menurutnya Bright itu lelaki yang sempurna buat Gulf yang juga sempurna, pokoknya positif vibes bangetlah mereka berdua tuh.

"Jangan asal ngomong." Gulf mengerucut sebal membuat Nunew semakin gemas.

Tapi saat mereka akan sampai didepan taman yang yang memisahkan kedua fakultas, antara kedokteran dan teknik langkah kakinya terhenti, tubuhnya tertahan saat tangannya di tarik kebelakang, memutar tubuhnya kebelakang seketika Gulf mematung, dunia seakan berhenti, tidak hanya dirinya, di belakangnya sudah ada teman-temannya yang ternyata memilih menyusul Gulf dengan Bright yang di papah oleh Tay.

"Sayang."

Srettt

Brughh

Hanya sekali tarikan kini tubuh dengan balutan jas putih itu sudah berada didalam dekapan orang, memeluk pinggang ramping itu erat, takut, takut orang dalam pelukan ini hilang kembali.

Bright termangu, berlari cepat menarik tangan lelaki manisnya membuat dekapan itu langsung terlepas, Gulf hanya diam, memeluk Bright sambil menenggelamkan kepalanya kedalam dada Bright, enggan untuk melihat orang yang pernah menyakitinya dulu.

"Cih, berani sekali kau memeluk kekasihku."

Pria itu terkekeh "Dia masih milikku."

Bright tertawa kencang sampai sudut matanya berair "Lo adalah laki-laki tertolol yang pernah gue temuin, dan ternyata Lo se-enggak tau diri ini, ninggalin tunangan Lo yang lagi berjuang  buat hidupnya cuma buat nemuin orang yang pernah Lo sakitin."

Tangan pria itu terkepal "terserah Lo mau ngomong apa, yang jelas, Gulf masih milik gue!!."

"Mew, Mew, gue nyesel pernah ketemu sama Lo, dan pernah jadiin Lo sahabat gue, nyesel juga pernah ngasi orang yang berharga buat gue cuma buat di sakitin sama Lo, dan Lo, dengan gampangnya balik lagi setelah Lo lakuin semua ini, mending Lo tanya hati Lo, gue tau Lo diam-diam masih peduli sama tunangan Lo kan, dan gue juga tau di balik Lo nyakitin dia, kalian masih sama-sama cinta, mending sekarang Lo balik lagi kedia, sebelum Lo kehilangan semuanya!!."

Bright adalah orang yang ngga tertebak, dia tentu tau semua yang terjadi pada laki-laki itu, Bright masih berhubungan baik dengan kakek Mew, tentu pria tua itu menceritakan apa yang terjadi dengan hubungan cucunya.

"Bright!! Kasi gue kesempatan buat perbaikin semuanya!."

Bright melirik Gulf yang menyembunyikan wajahnya di dadanya, lelaki manisnya sama sekali enggan untuk mengangkat wajahnya, dan ini memperkuat spekulasi Bright kalau Gulf ngga mau ketemu apalagi berurusan dengan Mew lagi.

"Buat orang yang udah pernah di sakitin sampai depresi dan kehilangan dirinya, Lo ngga pantes buat minta kesempatan lagi Mew, mending sekarang Lo balik ketempat asal Lo dan jangan balik lagi!!."

Mew menatap datar Bright tangannya merogoh kantong celananya, mengeluarkan revolvernya "kalo gue ngga bisa balik sama dia, siapapun ngga boleh ada yang bisa miliki dia."

Semua orang membulatkan matanya, gila, dia secara terang-terangan mengeluarkan senjata di wilayah kampus.

"Mew!! Lo gila??." Tay berteriak, melangkah kakinya ke dekat Bright.

"Lo yang pergi dan ngehancurin semuanya, Dan sekarang Lo ngga terima Gulf bahagia??." Tay menggelengkan kepalanya, ngga habis pikir dengan kegilaan Mew.

"Lo ngga bisa miliki dua orang sekaligus bego!!!" Off berucap, sulit menyadarkan orang gila memang.

"Karena itu, mending Gulf dan Tul matikan biar gue ngga bisa miliki mereka sekaligus." Mew tertawa kencang membuat Gulf menegang ditempat, Gulf bahkan semakin mengeratkan pelukannya.

"Mending Lo balik ke Amerika, rumah sakit jiwa di sana lebih bagus, siapa tau Lo cepet sembuh." Sarkas Tong, Mew benar-benar membuat mereka kesal. 

"Dan membiarkan Gulf bahagia, sedangkan gue menderita? Oh tidak bisa bung, mending kita mati bersama, benarkan sayang?."

Gulf menggelengkan kepalanya, isakannya terdengar, ia sangat takut, bahkan Bright bisa merasakan bagian dadanya yang basah. Bright mengusap rambut Gulf membuat lelakinya sedikit tenang.

"Udah? Lo keterlaluan!." Zee akhirnya mengeluarkan suaranya, tatapnya yang datar berjalan kedepan tubuh Bright dan Gulf melindungi kedua sahabatnya dari pria gila seperti Mew.

Mew berdecih "Zee, gue pikir Lo bakalan terima tawaran gue, ternyata Lo berpihak sama mereka."

Zee mengangkat sebelah alisnya "gue tau siapa yang bener dan salah, dan gue males berurusan sama orang gila."

Mew menggeram kesal "mending Lo mati Zee!!!."

Dorr

"Aakhhhh!!! Sialan!!." revolver Mew jatuh saat ada tembakan dari arah lain.

"Masih mau di sini Mew?." Tay berucap datar, sudah cukup main-mainnya, ia sudah muak melihat drama murahan yang Mew lakukan.

"Lo mending pergi, gue udah muak liat Lo disini." Sinis Off, Mew berdecih menatap Gulf yang sama sekali tidak mau melihat dirinya, tentu itu menyakitinya, Mew mencintai Gulf, sangat, tapi saat ini belum waktunya, ia pasti akan kembali untuk membawa Gulf dan Tul bersamanya, tidak bisa bohongi hati, Mew juga mencintai pria itu.

"Oke gue pergi, tapi ingat baik-baik, gue bakalan balik lagi, dan Sayang ayo hidup bersama dan kembali lagi bersama ku." Gulf menggelengkan kepalanya kencang, mencengkram kuat punggung Bright membuat sang empunya meringis pelan.

"Pergi sekarang sialan!!!." Bright berteriak membuat Mew pergi dengan mobilnya yang terparkir tidak jauh dari sana.

"Tenang sayang, dia udah pergi." Gulf mengangkat wajahnya memandang wajah pria yang ia cintai ini, Bright menatapnya lembut, mengusap air mata dipipi Gulf membuat Gulf nyaman.

"Jangan pernah lepasin aku lagi, aku cuma mau sama kamu, Bright aku mohon."

Bright menarik Gulf kembali kedalam dekapannya "tidak akan sayang, tidak, kamu milikku, selamanya milikku!." 









Part menuju Ending nih????
Udah siap???

Thankyou yang masih nunggu cerita ini, jangan bosen - bosen ya wkwkwkw.

See youu.....

Mine (ของฉัน)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang