25

2K 172 26
                                    

Mew menatap Gulf,sesekali Gulf menghela nafasnya lalu pergi berjalan kesana dan kemari,entah melakukan apa. Mew memilih acuh saja,enggan menegur, karena Gulf bebas melakukan apapun di Apartemen miliknya.

"Miu, aku ingin makan." Gulf merengek sambil menarik-narik ujung baju Mew, Mew melirik kearah meja,di atas meja sudah ada berbagai makanan, yang pastinya sudah ia siapkan takut bayi kucingnya merengek seperti ini. Mew mengangkat dagunya menunjukan makanan di atas meja.

"Aku tidak mau, aku ingin dimsum!!." Gulf menghentakkan kakinya, ia tadi tengah berseluncur di medsos miliknya, sampai gambar dimsum mampir membuat perutnya seketika berbunyi, ia juga tahu banyak makanan diatas meja,tetapi ia hanya ingin makan dimsum.

Mew menganggukan kepalanya, mengambil kunci mobilnya lalu menggandeng tangan Gulf,tunggu,kaya ada yang salah, pikir Mew.

Mew memperhatikan Gulf dari ujung kepala sampai kaki, ia menepuk dahinya, tersadar Gulf hanya mengenakan boxser dengan kaos miliknya yang terlihat kebesaran ditubuh Gulf.

"Ayo Miu kenapa berhenti??." Mew menatap wajah manis Gulf,bagaimana bibir manis itu mengerucut.

"Miuuuuu???."

Masih diam.

"Miuu ayyy--- uummmm." Gulf tersentak saat tubuhnya digendong dengan gaya koala dengan bibirnya yang tengah dilumat habis oleh Mew.

"Uummm.. sshhh.. emm.. miuu." Gulf menggelengkan kepalanya, Mew semakin menjadi, tangan Mew tidak tinggal diam, ia membawa tubuh seringan kapas itu menuju meja pantry, mendudukan tubuh Gulf disana dengan lumatan-lumatan yang masih ia lakukan.

Gulf sudah lemas, tidak hanya bibirnya yang menjadi sasaran, telinga juga adik kecilnya dimainkan oleh Mew membuat tubuhnya terus saja merespon setiap sentuhan yang Mew berikan.

Mew membawa tubuh Gulf menuju kamarnya, masih dalam gendongannya Mew memberikan sebuah pil kepada Gulf,tetapi Gulf menggelengkan kepalanya enggan untuk meminum itu. Mew menggeram kesal, ia sudah sangat tegang tetapi Gulf sama sekali tidak dapat diajak kerja sama. Dengan kesal Mew mengambil sebotol wine yang ia simpan, mencampurkan satu butir pil itu dan menunggu hingga pil itu larut.

"Miuuu jangan." Mata Gulf berkaca-kaca, ia tidak ingin, kalaupun ingin melakukannya Gulf ingin melakukan dalam keadaan sadar, tetapi ia tahu Mew sudah lumayan lama tidak menjamah tubuhnya,tentu saja ia ingin sekali melakukan percintaan yang panas dan dengan durasi yang lama. Ucapkan selamat tinggal pada dimsum yang ingin ia makan.

"Nurut!." Mata Mew benar-benar dikabuti nafsu apalagi sebelum mengatakan hal itu ia sudah meminum setengah botol wine itu.

Mew menempelkan ujung botol ke bibir Gulf, menyuruh Gulf untuk membuka mulutnya, Gulf menurut. Bagaimana rasa yang tidak asing itu kembali menyapa tenggorokannya, matanya terpejam,Mew menyeringai, bibirnya ia bawa kearah leher jenjang Gulf merasakan bagian cairan itu masuk kedalam tenggorokan Gulf.

"Cantik,kamu cantik." Gulf menjatuhkan tubuhnya diatas kasur dengan tangannya yang masih menggenggam ujung botol, matanya benar-benar terpejam, Mew membuka satu persatu pakaian yang melekat ditubuh Gulf. Mencumbuinya dengan bibir panasnya.

"Ssshhh.. Miuu.. Sshhh."

"Aaakkhhhhh.. janggaan.jaanggan.. Miu Sshhh."

Bibir tipis itu terus saja menggoda kedua dada Gulf,Terus turun menuju pusat tubuh Gulf, mengelusnya perlahan membuat Gulf merem melek, mulutnya terbuka sedikit menikmati setiap elusan Mew.

"Jangan bilang berhenti karena aku tidak akan pernah berhenti."

Mata Mew menggelap,ia menarik satu bantal lalu memposisikan ya dibawah bokong Gulf, mengelus luar lubang Gulf, dan menjilatinya dengan penuh napsu.

"Ssshh... Hmmmm... Akhh." Lidah Mew melesek masuk kedalam lubang Gulf membuat Gulf meremas rambut Mew, menikmati setiap cumbuan yang Mew lakukan.

Mew tidak berhenti disitu, ia mengocok milik Gulf dengan kekuatan penuh membuat Gulf meremas sprai dengan desahan yang memenuhi kamar Mew.

"Aakkhhhh meee... Mewww akk...akkuu keluar."

"Keluarkan sayang."

"Aakkhhhh." Mew menjilati sperma Gulf dengan penuh membiarkan Gulf menikmati pelepasannya.

Mew mengeluarkan juniornya yang sudah berdiri tegak, mengelus lubang Gulf dengan ujung juniornya membuat tubuh Gulf merinding seketika..

"Jjaaa..jangan masukan."

Jleebbbb

"Aakkkhhhhhhh." Gulf berteriak histeris, merasakan bagaimana junior Mew masuk sekali hentakan tanpa aba-aba dan tanpa persiapan juga pelumas, Gulf terisak tapi Mew sama sekali tidak peduli.

Mew menggerakan juniornya dengan cepat, menghiraukan Gulf yang terhentak-hentak dibawah kukungannya, dadanya tidak luput dari hisapan bibir Mew. Satu tangan Mew mengunci kedua tangan Gulf diatas kepalanya dengan satu tangannya lagi yang menahan tubuh Gulf.

Mew terus menggerakkannya hingga tidak lama ia merasa akan sampai, dan mengeluarkannya didalam Gulf, Mew tidak sadar saat melihat Gulf yang sudah tidak sadarkan diri dengan keringat yang bercampur dengan air mata.

"Kamu tau, aku sangat mencintaimu, sangat, tapi maaf aku belum bisa mengatakannya."








Hayy, mau curhat sedikit, sedikitnya moment Mew Gulf itu lumayan berpengaruh sama ide2 untuk buat cerita ditambah sama RL, menurut kalian harus lanjut atau ganti pemeran didalam cerita ini?, Aku bisa aja ganti pemeran dan di kemas dalam bentuk PDF, itu pun jika kalian setuju, kalau nggak juga nggak PPh.

Thankyou yang udah baca, see youuu!!!

Mine (ของฉัน)Where stories live. Discover now