22

5.8K 692 73
                                    

Pui menatap Joss dengan malas, sedangkan Joss sudah ingin sekali menerkam Pui, mata Joss menyala, bersiap membunuh jalang satu ini.

"Lo gk puas sama penis Daddy gue?? Sampe-sampe Lo ngedeketin Gulf?!!."

"Nggk!! Kenapa emang??." Tanya Pui menantang, di pikir ia akan takut dengan Joss.

"Jalang satu ini pengen banget gue lempar ke kandang buaya!!."

"JOSS!!!!." Teriak Tuan Sangngern tak terima.

"Apa-apaan kamu hah??. Dia ibu kamu juga!!."

"Buta ya mata Lo?? Jalang ini sama sekali gk pantes buat jadi ibu gue!! Bahkan jadi adik gue aja sama aja gk ada cocok-cocoknya!!." Ujar Joss.

"Sudah berani ya kamu sama Daddy?."

"Kata siapa gue takut?? Sorry, semenjak Daddy nikahin jalang satu ini,rasa hormat Joss untuk Daddy sudah hilang!."

Plaakkkk

"Siapa yang mengajarkan kamu jadi seperti ini!!." Tuan Sangngern menampar pipi Joss membuat Joss semakin muak.

"Dengar Daddy,saat mommy kembali nanti Daddy akan rasakan akibat dari semua perbuatan Daddy!!." Joss melenggang keluar dari Mension Tuan Sangngern,Mension yang ia tempati semenjak junior hight school.dan kemarin-kemarin ia tempati bersama dengan Pui. Tetapi sekarang tidak lagi,ia sudah sangat muak dengan daddy-nya dan juga Pui.

"Tenanglah sayang." Pui mengelus pundak Tuan Sangngern, menenangkan pria yang berstatus suaminya itu.

"Aku harap kamu tidak akan mengecewakan aku,dan aku akan pastikan rencana ini berhasil."

"Tentu saja." Ujar Pui dengan smrik mengerikannya.

"Aku akan mendapatkan segalanya,dasar pria bodoh." Batin Pui.
.
.
.
Gulf termenung di depan jendela kamarnya,jendela besar dengan pemandangan yang sangat bagus,Gulf masih memegang ponselnya dengan erat, pesan dari seseorang membuat Gulf ketakutan setengah mati.

Pesan itu mengingatkan kepada Gulf tentang kejadian bertahun-tahun yang lalu, kejadian yang membuat Gulf trauma dan menjadi pribadi yang introvert. Gulf masih saja dengan dunianya sampai-sampai tidak sadar dengan kedatangan Mew.

Mew memandang bahu sempit Gulf,bahu itu sedikit bergetar,bahkan terdengar isakan kecil. Mew segera berjalan kearah Gulf,merengkuh tubuh sang cinta kedalam pelukannya.

"Sshhutttt."

"Hiksss.. hikss..hikss.. Mew."

Mew memejamkan matanya,isakan Gulf terdengar pilu, Mew tidak tahu apa yang membuat Gulf seperti ini saat ini. Beberapa menit kemudian tidak terdengar isakan Gulf lagi, Mew menunduk, melihat wajah imut Gulf dengan mata sembab dan hidung merahnya, merasa gemas,tetapi rasa itu tiba-tiba hilang saat melihat layar ponsel Gulf menyala.

"Sshittt!!."

Mew mengangkat tubuh Gulf, meletakan lelaki manisnya di atas tempat tidur dengan menarik selimut biru kesayangan Gulf,mengecup dahi Gulf dengan sayang lalu membawa ponsel Gulf keluar kamar.

Mew berjalan cepat menuju ruangan Kain, didalam sana sudah ada Yara dan juga Jong yang tidak lain adalah Kakek Mew.

"Ada apa Mew??." Tanya Jong saat melihat ekspresi sang cucu.

Mew menunjukkan layar ponsel Gulf,disana terdapat sebuah pesan dimana ada satu video, Kain segera mengambil ponsel itu dan membuka videonya.

Video itu terputar, terlihat Gulf tengah duduk di sebuah kursi dengan tangan dan kaki terikat, bibir Gulf terus mengeluarkan isakan saat melihat beberapa bodyguardnya tengah di mutilasi, orang itu dengan santainya mengeluarkan usus-usus bodyguard Gulf membuat Gulf semakin ketakutan, bahkan tak ayal orang itu menunjukan enam buah mata kepada Gulf membuat Gulf semakin teriak histeris.

Saat itu usia Gulf 9 tahun, Gulf sedang duduk memakan sosis bakar dan ice cream dengan ketiga bodyguardnya,tidak jauh dari sekolah,karena kebetulan pulang sekolah, Gulf makan dengan riang sesekali bercanda ria dengan ketiga bodyguardnya itu,mereka sudah sangat dekat bahkan Gulf sudah menganggap mereka pamannya sendiri.

Sampai tiba-tiba ada lima orang keluar dari mobil, mengeluarkan bola-bola kecil yang mengeluarkan gas,membuat mereka semua yang ada di tempat itu pingsan seketika,kelima orang itu segera membawa Gulf dan ketiga bodyguardnya masuk kedalam mobil dan membawanya keluar kota.

Di gudang itu ketiga bodyguardnya Gulf di aniaya,di mutilasi bahkan dagingnya di berikan kepada Harimau,di depan mata Gulf sendiri,Gulf kecil tidak henti-hentinya teriak histeris bahkan pingsan beberapa kali.

"Aku benar-benar ingin sekali membunuh badebah sialan itu!!!." Ujar Kain dengan amarahnya.

"Sampai sekarang kamu belum menemukannya Kain??." Tanya Jong.

Yara menganggukkan kepalanya "bahkan sampai saat ini dia selalu lolos dari pengejaran kami, kami ingin sekali mengetahui siapa dia dan juga apa motif dia melakukan semua itu kepada Gulf."

Mata Yara berkaca-kaca, teringat bagaimana ia dan suaminya bersusah payah untuk menyembuhkan trauma yang Gulf derita,juga berbagai mimpi buruk yang selalu menghantui Gulf setiap malam.

"Apa tidak ada petunjuk??." Tanya Jong.

"Dia suka berpindah-pindah tempat,bahkan selalu memalsukan identitasnya membuat kami sangat sulit melacak keberadaannya." Ujar Kain.

"Kita sepertinya harus segera bertindak, kita tidak tahu siapa yang mengirim video itu pada Gulf,apakah dia orangnya atau orang lain,karena bisa saja ada yang memanfaatkan situasi." Kain dan Yara mengangguk setuju,sedangkan Mew masih terus mencerna semuanya.ia harus segera bertindak.

Mew keluar dari ruang kerja Kain,berjalan perlahan menuju kamar Gulf,membuka pintu Mew disuguhkan dengan pemandangan indah Gulf yang tertidur nyenyak tanpa beban,Mew mengelus pelan wajah cantik Gulf hingga tiba-tiba kerutan terlihat di dahi Gulf,Gulf menggelengkan kepalanya, dengan isakan yang tiba-tiba muncul.

"Tii..dakk.. hikss. Tidakk."

"Tidd...aakk. jaa..jangan hikss. Jaa..jangan potong Paman hikss." Gulf terus saja bergumam membuat Mew segera memeluk tubuh Gulf, menepuk-nepuk wajah Gulf agar Gulf segera bangun.

"Baby bangun." Panggil Mew,tetapi tetap saja Gulf masih tetap memejamkan matanya dengan isakan dan gumaman seperti tadi.

Mew mengguncang pelan tubuh Gulf agar Gulf segera sadar.

"Tidakkkk!!!!! Hikss." Gulf bangun dari tidurnya, menubruk tubuh Mew dan menenggelamkan wajahnya kedalam curuk leher Mew.

"Tidakk.. tidak... Mew, Mew mereka menusuk paman, lalu mengeluarkan ususnya hiksss."

" Hiksss Mew mereka memotong tubuh paman hikss."

"Mew.. merr..merree..mmmhhhpppp." Mew segera membungkam bibir Gulf dengan bibirnya, menyesap bibir itu dengan gerakan lembut, Gulf terdiam,otaknya seakan berhenti bekerja, hingga Mew menggigit bibirnya membuatnya tersadar, Mew memasukan lidahnya kedalam mulut Gulf mengajak bermain lidah Gulf, membuat Gulf sedikit melupakan mimpinya tadi dan terhanyut kedalam manisnya ciuman Mew.

Beberapa menit kemudian Gulf memukul dada bidang Mew membuat Mew paham kalau Gulf butuh oksigen, Mew melepaskan tautan bibir mereka lalu mengecup bibir Gulf sekali lagi sebagai penutup. Memandang wajah Gulf yang terlihat lebih lesu dan juga terlihat sedikit ketakutan Dimata indahnya.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti mu Baby."







See youu guyysssss❤️❤️❤️

Mine (ของฉัน)Where stories live. Discover now