Bab 3

8.2K 1K 3
                                    

Bukan tanpa alasan Laura menolak makan malam dengan Ergi setelah selesai operasi. Pasalnya, dia amat sangat lelah. Laura hanya punya sisa tenaga untuk menyetir pulang ke rumah (itupun hanya dengan 50% konsentrasi). Setibanya di rumah, dia hanya punya tenaga untuk cepat-cepat mandi dan mengunyah roti untuk makan malam. Yes, a surgeon's life can be that exhausting. Ini masih mending. Ada kalanya tenaganya langsung habis begitu dia tiba di rumah, sehingga dia hanya sanggup menyeret langkahnya ke sofa dan ketiduran di sana.

Sambil makan roti, Laura membuka aplikasi Instagram. Laura tidak aktif di media sosial, hanya memiliki sebuah akun Instagram tanpa sekali pun memuat foto. Dia mencari sebuah akun dan pelan-pelan jarinya menelusuri foto-foto di sana. Dia berusaha agar berhati-hati setiap kali jarinya mengusap layar ponsel, supaya dia tidak me-like foto-foto itu tanpa sengaja.

Keren banget gambarnya!

Aku selalu suka baca komik ini. Cerita dan gambarnya sederhana tapi bagus.

Kenapa tokohnya selalu dokter? Kamu dokter, ya?

Laura membaca komentar-komentar di foto terakhir. Akun Instagram @aimeetandiono tidak dipenuhi oleh foto-foto Aimee yang sedang selfie, jalan-jalan atau kumpul dengan teman-temannya. Akun itu hanya berisi komik satuan, setiap kali dengan empat panel. Terkadang bertemakan komedi, terkadang bertemakan drama dengan pesan moral tersembunyi. Terkadang bercerita tentang tokoh yang menolong anak yang tersesat di jalan, terkadang tentang tokoh yang pulang ke kampung halamannya, terkadang tentang tokoh yang mencoba untuk memasak tapi hasilnya berantakan.

Pernah dalam komik berjudul "Minggu", si tokoh dikisahkan hanya duduk di tepi jendela dengan secangkir kopi di tangannya. Latar belakang langit di keempat kotak komik itu berubah warna seiring berjalannya hari. Tokoh dalam komik itu pun berbeda-beda, kadang perempuan, kadang laki-laki. Kadang berkulit gelap, kadang berkulit terang. Hanya satu kesamaan dari tokoh-tokoh itu: jas dokter yang dikenakan dan stetoskop yang melingkar di leher. Wajar bila ada komentar-komentar yang menanyakan mengapa tokohnya selalu seorang dokter. Aimee sendiri tidak pernah menjawabnya. Dia terkesan begitu misterius bagi para penikmat karyanya, kecuali Laura.

Laura tahu Aimee bukan seorang dokter. Saat ini Aimee tercatat sebagai mahasiswi jurusan arsitektur di Bandung. IPKnya terakhir 3,9. Dia adalah anak kesayangan banyak dosen, aktif di kegiatan-kegiatan kampus serta menjadi salah satu pengurus organisasi kemahasiswaan. Sedetil itu Laura tahu, sebab Tante Rena sering sekali bercerita tentang Aimee kepada Laura.

"Lau, Aimee dapat beasiswa lagi. IPK-nya tertinggi di antara teman-teman seangkatannya."

"Lau, Aimee nanti pergi ke Singapura selama seminggu. Dia dipilih untuk ikut workshop, dibiayai sama kampusnya."

"Lau, Aimee menang kompetisi AYDA Indonesia dan dapat penghargaan. Nanti karyanya diadu lagi untuk satu Asia."

Laura tak habis pikir, mengapa Tante Rena tidak juga menyadari bahwa dia tidak ingin mendengar berita apapun tentang Aimee. Speaking of the devil, ada notifikasi yang masuk ke ponsel Laura—Tante Rena.

Tante Rena
Lau, kamu beneran nggak bisa datang ke Bandung?

Laura membuka pesan itu dan membalasnya singkat.

Laura
Nggak, Tante. Maaf, aku harus jaga malam.

Tante Rena
Kamu sering banget dapat giliran jaga malam?

Laura
Iya.

Bohong. Faktanya, tidak ada dokter spesialis yang mendapat giliran jaga malam. Laura cuma mengada-ada saja. Tapi, dia memang cukup sering menginap di rumah sakit. Biasanya karena sudah terlalu malam untuk pulang setelah menyelesaikan laporan pasien atau dia sedang sibuk mempelajari kasus. Tak jarang juga Laura 'iseng' pergi 'main' ke IGD dan membantu di sana.

Tante Rena
Oh ya Lau, Senin minggu depan Aimee mulai magang di Jakarta, di perusahaan yang jadi partner saat kompetisi AYDA. Kata Aimee, lokasinya nggak jauh dari rumah sakit kamu.

Kedua mata Laura melebar. Dia membaca ulang pesan Tante Rena. Laura membiarkan kursornya berkedip. Sebelum dia sempat membalas, Tante Rena kembali mengirimkan pesan.

Tante Rena
Tante cuma kasih info aja. Tante tau kamu nggak mau ada urusan apa-apa sama Aimee.

Laura menghela napas. Dia memutuskan untuk tidak membalas Tante Rena. Laura membaringkan diri di atas sofa dan meletakkan tangannya di atas kening. Tiba-tiba kepalanya terasa penat. Dia memejamkan mata. Aimee is everybody's darling. Semua sepupu Laura yang lain suka dengan Aimee. Sekalipun anak tunggal dan yang paling muda di antara sepupu-sepupunya, Aimee memang tidak manja. Dia selalu bersikap sopan, ceria, menebar senyum, dan bisa diajak bercanda.

Sedikit banyak Laura merasa bersalah, sebab dirinya adalah satu-satunya anggota keluarga yang senantiasa bersikap dingin dan berjarak pada Aimee. Itu sebabnya tahun lalu saat Aimee berulang tahun, Laura mulai memberikan ucapan selamat lewat pesan singkat. Tahun ini Laura bahkan mengirimkan kartu ucapan dan kado.

Bzzt! Ponsel Laura kembali bergetar. Tante Rena mengirim pesan lagi untuknya, sekalipun yang sebelumnya tidak dibalas Laura.

Tante Rena
Aimee titip salam buatmu. Sayang banget kamu harus jaga malam, padahal dia berharap kamu bisa datang ke Bandung.

Lagi-lagi Laura tidak membalas Tante Rena.

~

SINCERELY (Completed)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora