Bab 35

6.7K 880 54
                                    

Sudah dua bulan berlalu sejak Aimee berangkat ke Jerman. Laura sama sekali belum kontak dengannya lagi. Laura berusaha untuk tidak terlalu memikirkan Aimee ataupun perpisahan mereka yang begitu kaku dan tidak menyenangkan. Ketika Aimee berangkat dari bandara Soekarno-Hatta, Laura pun tidak ikut mengantar. Tentu saja Tante Rena mengajaknya ikut mengantar Aimee, tapi Laura menolak dengan alasan sibuk.

Sesekali Tante Rena mengirimkan berita tentang Aimee, bagaimana dia beradaptasi di Jerman, mulai dari belanja kebutuhan sehari-hari, memasak, mencuci, dan bersih-bersih yang dilakukannya sendirian di sela-sela kegiatan perkuliahan. Dan juga bagaimana dia berusaha berkomunikasi dengan teman-temannya di kampus dalam bahasa Inggris, mempelajari bahasa Jerman, bernavigasi antara budaya, cuaca dan jenis makanan yang seratus delapan puluh derajat berbeda dari Indonesia.

Tante Rena
Ini Aimee ngirim foto sama teman-temannya di kampus, ternyata beberapa dari mereka juga mahasiswa program pertukaran dari Cina dan Spanyol.

Suatu hari Tante Rena mengirimkan foto Aimee kepada Laura. Dia berdiri bersama beberapa mahasiswa lainnya di depan gedung bertuliskan Fachhochschule Erfurt • University of Applied Sciences. Laura tidak bisa menjelaskan rasa ngilu di dadanya saat melihat wajah Aimee yang tersenyum di layar ponselnya.

Laura sama sekali belum pernah mengirimkan pesan kepada Aimee sejak hari di mana dia bertemu dengan Aimee di Kafe Ofra. Sesekali dia membuka nama Aimee di aplikasi pesan hanya untuk melihat apakah dia sedang online atau tidak. Laura juga tetap rutin memeriksa Instagram Aimee, yang sudah lama tidak memuat komik baru lagi.

Aimee hanya akan berada di Jerman selama enam bulan, tetapi diam-diam Laura begitu mengkhawatirkannya. Maybe she misses her too. Jika Aimee sudah kembali lagi ke Indonesia, Laura tahu dia tidak bisa menghindari Aimee seumur hidupnya, tetapi dia juga tidak tahu bagaimana harus menghadapi Aimee nantinya.

Sore itu hujan turun dengan sangat deras, membuat udara di rumah sakit menjadi lebih dingin dari biasanya. Laura yang baru selesai operasi sedang duduk di kursi kerjanya, kembali membuka foto Aimee yang dikirimkan Tante Rena, menatapnya lama sambil bertanya-tanya sedingin apa di Jerman sekarang. Mudah-mudahan Aimee bisa menjaga dirinya. Mudah-mudahan teman-temannya juga baik padanya. Mudah-mudahan—

Tok! Tok! Tok!

Laura tersentak kaget ketika mendengar pintu ruangannya diketuk. Ponsel Laura hampir terlempar dari tangannya saat pintu dibuka. Ternyata Suster Gita. Laura mendengus. "Ya ampun, ngagetin aja."

"Maaf, Dok. Tadi kan saya udah ketuk pintu." Suster Gita meringis. Dia meletakkan sesuatu di atas meja Laura. "Ini ada paket buat Dokter Laura."

Laura mengerutkan kening. Paket? Dia tidak memesan barang apa-apa.

"Kalau gitu, saya permisi dulu."

"Terima kasih, ya."

Suster Gita tersenyum kecil dan mengangguk, lalu pergi meninggalkan Laura. Laura meraih paket kecil di atas mejanya. Penampilannya sedikit kotor dan kusut, pertanda telah melalui perjalanan jauh dan berpindah-pindah. Nama Dr. Laura Sudibyo dari departemen bedah tertulis di depan, beserta dengan nama dan alamat rumah sakit tempat Laura bekerja. Kerutan di keningnya sontak pudar melihat nama pengirim yang tertera di balik paket itu. Jantung Laura mencelus melihat nama pengirimnya: Aimee Tandiono, Nordhäuser Straße 78, Erfurt 99089, Germany.

Laura menelan ludah. Cepat-cepat dia mengunci pintu ruang kerjanya. Tangannya sedikit gemetar ketika membuka paket tersebut dengan hati-hati. Di dalamnya dia menemukan sepucuk surat dan sebuah buku yang membuat kedua matanya melebar—buku hariannya yang dulu hilang. Laura meraih buku itu dan membukanya. Dia membuka sekilas lembar demi lembar. Dari halamannya yang menguning, tulisan tangan yang tertera, hingga kalimat-kalimat yang mengisinya, Laura sangat yakin buku itu miliknya. Dia berganti mengambil surat yang terlipat di dalam amplop dan membukanya. Ada tulisan tangan yang sangat rapi menjabarkan paragraf-paragraf yang panjang—tulisan tangan Aimee.

SINCERELY (Completed)Where stories live. Discover now