KC25-Empat

30.4K 5K 328
                                    

Haii met baca💪😾
.
.

RUMI memandang puas gedung yang akan dia beli untuk dijadikan Cafe, sangat pas dan cocok. Apalagi lokasinya dekat dengan kampus dan SMA.

"Saya percayakan pada kalian, untuk biaya akan saya siapkan." ujarnya pada 2 orang yang sudah dia percayakan untuk menjalankan Cafenya dan pembangunannya.

Setelah selesai bernegosiasi dan memilih dekor serta tema Cafe, Rumi pamit pulang.

Dia mau belanja jajanan untuk stok kamarnya, sebenarnya masih banyak tapi Rumi hanya mau membeli saja.

"Apa aku coba masuk Kampus saja ya? Ah tapi aku kan bodoh, mana mungkin sanggup. Dahlah belanja aja." Rumi memang susah dalam pelajaran.

Tapi dia sangat jenius dalam mengelola sesuatu agar bisa menjadi ladang bisnis.

Rumi berjalan menuju tempat pangkalan delman, dia tak mau menggunakan gojek.

Setidaknya naik Delman itu menyenangkan. Setelah mendapat 1 delman untuk dinaiki, Rumi merogoh ponselnya.

Dia harus menelepon Mas Jepri, ini sudah jam 4 sore, nampaknya Rumi akan pulang lewat jam 7 dan artinya pagar akan dikunci.

"Assalamualaikum, ada apa Rum?"

Rumi selalu meleleh jika mendengar suara Mas Jepri yang sangat suamiable hehehe.

"Waalaikum sallam, Mas Jep, nanti Rumi pulang malam soalnya mau belanja kebutuhan dapur. Pagar jangan dikunci ya Mas."

"Eum, okey. Hati-hati dijalan Rumi."

"Siap Mass."

Dan sambungan mereka terhenti sampai disana.

Rumi senyum-senyum sendiri, dia memandang jalanan yang terlewati, begini ya rasanya hidup bebas tak terkekang.

Hidup sederhana, tak naik mobil, panas-panasan dan pergi ke pasar yang becek.

"Hidup sederhana menyenangkan juga, asal itu disyukuri." gumam Rumi tenang.

Benar, bagaimana pun kehidupan yang dijalani, pasti akan terasa menyenangkan jika kita mensyukuri apa yang sudah Tuhan berikan.

...

Jam sudah menunjukan pukul 9 lewat 20 menit malam, dan Rumi baru saja turun dari gojek yang dia jumpai di simpanh depan sana.

"Makasih ya Pak, ini ongkosnya." Rumi memberikan uang 100 ribu 3 lembar.

Tanpa menunggu jawaban si bapak Gojek, Rumi langsung masuk ke dalam dan menutup pagar.

"Mbak! Uangnya lebih ini!" seru Bapak itu.

"GAK PAPA PAK, REJEKI BAPAK HARI INI." teriak Rumi membalas.

Dia berlari menelusuri gang gelap yang terhubung ke belakang rumah utama, dikedua tangannya sudah ada plastik besar.

Dia membelikan banyak jajanan untuk dibagikan pada anggota lainnya, kata Mas Jepri nanti 5 anggota lainnya akan pulang.

"Assalamualaikum-"

Deg!

Jantung Rumi berdegup amat cepat, pakaiannya, semua barang-barangnya sudah berhamburan diluar kamarnya.

Kost 25 [End]Место, где живут истории. Откройте их для себя