K25-Empat Belas

22.7K 3.8K 395
                                    

Ingat yaa, kalian komen dan vote maka aku akan sangat rajin update.

Met baca💪😾
.
.

MALAM hari setelah Rumi pulang kerja, seluruh anggota kost berkumpul di dapur terbuka guna makan malam bersama.

Rumi tak banyak bicara, dia diam dengan tatapan yang sesekali tertuju pada anggota kostnya.

"Rumrum? Kenapa lo diam aja? Tumben." celetukan Brandon mengalihkan perhatian mereka.

Terlebih Jepri dan Devilo langsung menghampiri Rumi. "Mbak gak enak badan? Apa mending istirahat aja mbak, nanti Ilo anter makanannya." bujuk Devilo khawatir.

"Iya Rum, kalau gak enak badan istirahat aja." sahut Davin.

Rumi menggeleng pelan. "Kagak, gue sehat. Cuma lagi laper banget makannya gue diam aja." kilah Rumi meyakinkan.

Mereka masih menatap Rumi, jujur saja Rumi risih karena tatapan mereka itu sedikit mengintimidasi dan mengerikan.

Melihat gelagat Rumi yang tak nyaman karena ditatap terus, mereka mengalihkan tatapan.

Kecuali Jhoni, dia berdiri lalu menarik tangan Rumi pelan.

"Istirahat, gausah ngeyel." ucapnya dingin sembari terus menariknya menuju kamar Rumi.

"Jon, gue-"

"Gue tau lo lagi mikirin sesuatu, saran gue jangan perlihatkan kecurigaan lo Aya. Gue gak masalah tapi yang lain enggak," bisikan itu membuat Rumi terdiam.

Jhoni membuka pintu kamar Rumi dan mendorongnya masuk, sedikitnya Jhoni ikut masuk ke dalam dan menyisakan tubuhnya diluar sedikit.

"Gue tau lo Aya, lo peka sama hal yang mengganjal dihidup lo, berhenti cari tau soal kost an ini Aya, demi keselamatan lo."

"Hah? Maksud lo apasih? Gue gapaham, lo kan tau gue bodoh."

Jhoni mengusap kasar wajahnya, susah ngomong sama orang lemot.

"Lain kali gue kasih tau, pilihan lo cuma 2 Aya. Tetap diam dan selamat, atau bergerak dan lo mati." ujarnya dingin sebelum akhirnya menutup pintu kamar Rumi kuat.

Brak!

"Astagfirullah, gila tuh orang. Untung ganteng." gumam Rumi.

Dia langsung berjalan menuju kursi dimeja belajar, dia meraih buku catatan dan berusaha untuk memakai otak lemotnya bekerja.

Rumi mencatat beberapa hal yang sudah dia dapatkan.

"Setan yang mukanya mirip gue, itu gatau apa. Terus Harum yang mati di kamar gue-"

Tak!

Rumi tersentak dan langsung menoleh kearah lemari di dekat tempat tidurnya.

Sesuatu jatuh dari atasnya.

"Apaan sih-"

Tak!

Rumi berdecak kesal, dia bangun dan berjalan menuju lemari kamarnya.

Sebelum mencapai lemari, Rumi terdiam, perlahan pintu lemari nya yang mode geser terbuka perlahan.

Rumi gak takut, dia malah kepo.

Dari dalam lemari, Rumi bisa melihat sebuah tangan yang sudah gosong dan berbau hangus mulai merambat keluar.

"Eh? Lo setan ya?" ceplos Rumi semangat.

Dan akibat ucapannya tadi, tangan gosong yang baru keluar setengah langsung masuk dan pintu lemari tertutup rapat.

Rumi berdecak kesal, setannya baperan.

"Baru juga mau gue tanya-tanya, woi gue bodoh jadi tolong jangan bebani otak gue lebih berat lagi." kesal Rumi.

Dia meraih kertas yang tadi jatuh dari atas lemari, ternyata itu sebuah foto usang.

Disana terdapat foto Mas Jepri dan penghuni kost lainnya, dan ada 1 gadis ditengah mereka.

"Mukanya gak keliatan." memang iya sih, wajah gadis di foto itu gak kelihatan.

Dan bukan cuma 1 foto, ada 5 foto disana dengan tahun yang berbeda.

"Aaa..jadi kost an ini sudah turun temurun ya." pasalnya foto cowok dan cewek di gambar itu mirip Jepri dan yang lainnya.

Tapi tahun dan suasana di foto berbeda.

"Pasti ini orang tua mereka, wah cakep-cakep—tunggu dulu njir.."

Kenapa di setiap foto, ceweknya hanya 1? Dan wajahnya tak terlihat jelas.

"Aduh, otak lemot gue makin macet dah." Rumi pusing, jadi dia milih untuk nyimpan foto itu dibawah tempat tidurnya.

Rumi laper, baru juga otaknya dipakai sedikit, tapi dia udah kelaperan.

"Laper.."

Pergi sebelum kamu mati seperti kami..

Rumi terdiam, dia melirik singkat di lemari tadi, asal suara itu dari sana.

"Ck, au ah. Biarin gue makan, supaya otak gue gak mampet." keluh Rumi.

Sementara di dapur terbuka.

"Lo ngomongin apa sama Rumi?" tanya Samudra begitu Jhoni kembali dari kamar Rumi.

Jhoni mengedik tak acuh, dia duduk dan makan makanannya. "Gak ada, emang gue bicarain apa?" ujarnya balik bertanya.

Mereka tampak tak yakin, tapi ini yang bicara adalah Jhoni.

Orang paling dingin, paling ansos dan paling tak perduli pada sekitarnya.

Jadi, mereka tak mau menaruh curiga.
































Bersambung💪😾

Kost 25 [End]Where stories live. Discover now