K25-Tiga Belas

23.7K 4.2K 254
                                    

Lihatkan? Kalian rajin komen dan kasih vote, aku terus update. Aku senang baca komenan kalian senang aku update terus mutualisme kan?

Met baca💪😾
.
.

RUMI masih belum sembuh, tapi tak apa juga karena dia hanya bersantai di kamar.

Rumi tak diizinkan pergi keluar dari kamarnya, dia dirawat dengan baik, teman-teman kost nya benar-benar treat Rumi like a Queen.

Apa ini pertanda jika mereka mulai menerima kehadiran Rumi di Kost an ini? Syukurlah kalau begitu.

Pintu kamar di depannya terbuka perlahan, ke 8 teman kost minus Mas Jepri dan Evan masuk secara perlahan, nampaknya mereka mau laporan nih.

Rumi menyunggingkan sedikit senyuman.

Lihatlah sekarang bagaimana ke 9 cowok yang awalnya selalu membullynya kini malah baik dan mau bermanja padanya.

Padahal ya, Rumi tuh hanya melakukan 1 pekerjaan kecil dan lihatlah, mereka memperlakukan Rumi layaknya seorang Ratu.

Sebenarnya Rumi gatau apa yang dia perbuat, seingatnya Rumi hanya membuat martabak indomie sebagai sarapan mereka hari minggu kemarin.

Apa karena itu?

Wajar sih, diantara ke 10 cowok itu hanya Rumi sajalah perempuan dan katanya juga mereka selalu mesen makanan.

Baru kali ini ada yang membuatkan mereka sarapan, mungkin saja?

"Rum, jemuran lo udah gue angkat ya." lapor Seron, semalam kan jadwalnya Devilo.

Terus hari ini jadwalnya Seron. Cuciannya gak banyak sih, hanya baju, sprei, sarung bantal dan celana panjang.

Underwear Rumi cuci sendiri.

Seron duduk disebelah Rumi dan memajukan wajahnya. Gadis 20 tahun itu mengangguk puas, dia mengelus dagu Seron dengan gemasnya.

"Mi, kamar lo udah gue beresin ya." lapor Wahyu.

Btw Rumi lagi di kamarnya Evan, tadi kamar Rumi lagi dibongkar dan dibereskan Wahyu, Sam dan Davin.

Kekehan puas Rumi berikan, begini ya rasanya diperlakukan layaknya ratu, padahal awalnya Rumi diperlakukan layaknya babu hahaha.

"Mbak Rumi, aku udah nyetrika baju mbak tadi." lapor Devilo Rumi, bucin paling mudanya sih kalau mau dibilang.

Jerri masih ragu dan malu untuk mendekati Rumi, mungkin dia masih merasa bersalah.

Sebenarnya Rumi tak minta diperlakukan seolah dia adalah ratu, Rumi hanya mau akrab dan berbaur dengan anggota kost lainnya.

Tapi, hanya karena Rumi memasakan mereka sarapan sekali saja, mereka langsung memandang Rumi bagaikan memandang seorang Ratu.

Atau lebih tepatnya, Rumi seakan dijadikan ibu oleh mereka semua, ah tidak semua juga sih.

Karena ada 1 yang masih mempertahankan sifat dingin dan ketusnya.

Siapa lagi kalau bukan Jhoni, anggota kost kamar nomor 4.

Dia hanya memicing tak suka melihat kedekatan Rumi pada Seron

Bodo amat juga sih kalau dia gak suka, bukan urusan Rumi hahaha.

"Rum, makan siang dulu." nah ini dia Mas Jeprinya, baru masuk dengan tangan yang menenteng banyak bungkusan makanan.

"Sekalian, kita makan siang bareng." cetus Evan yang juga baru masuk dengan 11 bungkus nasi ayam geprek.

"Jojon, ambilkan rice cooker ya. Biar nasinya bisa ditambah." pinta Rumi lembut.

Jhoni mendengus, tapi tak ayal dia tersenyum tipis lalu beranjak pergi dari kamar itu.

Tak apalah, yang penting Rumi masih menggunakan nama panggilan itu padanya.

...

2 hari setelahnya, Rumi sehat dan kembali kerja di Cafenya sendiri.

Dia harus menanyakan beberapa pertanyaan pada karyawannya, pasalnya kemarin itu yang memberikan beritanya pada Rumi adalah karyawannya.

"Jake, mbak mau ngomong." celetuk Rumi saat jam istirahat mereka tiba.

Jake, cowok 18 tahun itu langsung mengangguk dan mengikuti Rumi menuju gudang, disana gudang tempat penyimpanan makanan.

"Jadi, bisa ceritakan detailnya?" tanya Rumi tenang.

Jake merogoh kantung celananya dan memberikan beberapa foto. Foto seorang gadis yang sangat cantik dengan senyum manis diwajahnya.

Rumi tak kenal gadis itu, ya wajar saja kan dulunya dia gak punya teman sama sekali.

"Ini mbak saya, namanya Harum. Dulu dia tinggal di kost 25 tempat mbak tinggal. Tapi dia udah meninggal dan udah habis kebakar." terang Jake tenang.

Rumi tersentak. Kebakar!?.

"Hah!? Semengerikan itu? Memangnya apa yang terjadi?" tanya nya beruntun.

Jake menggeleng. "Pemilik kost mengatakan kamar mbak Harum terbakar dan pintunya terkunci, sehingga mbak Harum gabisa kabur dan tewas disana."

"Astaga, jadi tak ada tersangka atau barang bukti?"

"Gak ada mbak."

Rumi berpikir keras, sialan.

Niat mau hidup damai kok malah nambah kerjaan, apa lagi nih, kasus yang harus dia selidiki?

Tapi Rumi kan bodoh, duh pusing kepalanya.

"Dan kamar mbak Rum, itu bekas kamar mbak Harum."

Deg!

Double sialan.


































Bersambung😾

Kost 25 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang