K25-Lima Belas

21.8K 3.8K 369
                                    

Maaf ya, votenya jimplang jadi besok aku gak update🖐
.
.


RUMI berusaha melupakan kejadian semalam, karena bukti belum terkumpul banyak dan Rumi tak mau mengambil resiko.

Dia juga teringat pada perkataan Jhoni untuk berusaha tidak kelihatan curiga atau dia akan celaka, jadi Rumi tak mau ambil langkah lebih jauh.

Namun Rumi lagi kerja sama dengan Jake untuk menemukan jalan keluar dari permasalahan yang mengusik Rumi.

Pagi ini Rumi lagi asik jemur pakaian, yang ada di kost hanya Jerri. Karena Jerri lumayan gak enak badan beberapa hari ini.

Cklek.

Rumi menoleh ke kamar nomor 2 yang tak lain adalah kamar Jerri, cowok itu berjalan lunglai menuju kamar mandi dengan handuk melilit dilehernya.

"Jerri, mau makan gak?" Jerri menoleh dengan mata sayu memerah efek demamnya.

Dia mendekati Rumi dan berdiri linglung di depan Rumi.

Senyum lirih terulas diwajahnya seketika, dia menyentuh pipi Rumi pelan.

"Ah? Kak Harum? Kakak masih hidup?" bisikan itu terdengar jelas dari sela bibir Jerri, Rumi terdiam sejenak.

Dia memegangi bahu Jerri yang terasa panas, perlahan Rumi merogoh ponsel mokianya dan menghidupkan rekaman.

Tanpa disangka, Jerri memeluk Rumi erat dan menangis dileher Rumi.

"Kak Harum hiks..Jerri kangen sama kakak..hiks..huaaaaa maafin Jerri yang gabisa nolongin kakak..hiks..Mas Jepri sama Bang..hiks..Evan ngelarang Jerri..hiks..huhuu..hiks..maafin Jerri.."

Waw, tanpa harus berpikir keras Rumi sudah mendapat secercah petunjuk.

"Apa yang sebenarnya terjadi Jer.." bisik Rumi lembut sembari mengelus punggung bergetar Jerri.

Jerri sesenggukan.

"Gatau kak..hiks..Jerri gak dikasih tau sama mereka..hiks..yang tau cuma Mas Jepri, Bang Evan sama Bang Jhoni..hiks..Sam, Davin dan..hiks..Brandon Wahyu juga tau..hiks.." racaunya terus.

"Waktu itu..hiks..Seron disuruh gunting sesuatu didekat kamar mandi..hiks..Jerri gatau itu..hiks..terus malamnya kamar..hiks..Kak Harum terbakar..hiks..pintunya macet dan Kak Harum hangus di dalam lemari..hiks.."

"Gak ada yang nolongin?"

Jerri menggeleng. "Semua kamar kedap suara..hiks..bahkan kami tau kamar itu kebakar..hiks..waktu asap udah banyak..hiks.."

"Jadi? Ini pembunuhan berencana?"

"Gatauuu..hiks..Jerri gatau!! JERRI GATAU!!"

Rumi makin deg-deg an jadinya. "Apa mereka suka pada Harum?" tanya Rumi hati-hati.

Jerri sontak menggeleng.

"Enggak..hiks..sebenarnya Kak Harum dijahili sama mereka..hiks..soalnya memang begitu ritual yang harus dijalani..hiks..siapapun yang..hiks..jadi perempuan disini..hiks..harus dibully sampai mati.."

Oh Tuhan...Rumi dalam masalah besar sekarang. Sialan, mengerikan sekali sih.

Tapi Rumi masih belum percaya, ayolah otaknya lambat mencerna semuanya, jadi Rumi memilih mengabaikan racauan Jerri.

Mungkin efek demam, dia meracau tak jelas.

Semoga saja memang racauan Jerri, Rumi mulai merasa parno sekarang, walau otaknya lemot dan belum mencapai 5G.

Setidaknya dia paham akan inti ucapan Jerri.

"Makannya..hiks..Teh Rumi..hiks..dibully disini..hiks..Jerri dipaksa Mas Jepri..hiks..biar Teh Rumi bernasib sama..hiks.."

Cukup woi! Kepala Rumi sakit dengerin semuanya, ini sih namanya bermain dengan nyawa.

Tapi Rumi gabisa ambil kesimpulan begitu saja, bukti konkrit belum terkumpul.

"Udah ya Jer, masuk ke kamar lo lagi."

Jerri sesenggukan. "Jerri mau pipis..hiks.." mendadak jantung Rumi terhenti saat sesuatu yang hangat membasahi kaki Rumi.

Dia menunduk perlahan, ada genangan air berwarna kuning di lantai. "Ah..Jer..lo ngompol." gumam Rumi pasrah.

Jerri terdiam, matanya membulat shock seketika. Dia menunduk dan melihat celana pendek putihnya sudah basah, wajahnya memerah malu.

Tanpa berkata apa-apa lagi, Jerri langsung lari ke kamar mandi.

Rumi masih shock, apa-apaan ini.

"Rumi? Air apa ini?" jantung Rumi yang tadinya baru tenang kini malah kembali berdebar.

Di depannya ada Jepri dan Evan, raut wajah mereka ramah dan teduh seperti biasanya, tapi bagi Rumi itu sedikit mengerikan.

"Jerri ngompol disitu." celetuk Rumi tak acuh kemudian memilih berjalan menuju jemurannya tadi.

Evan dan Jepri ber oh ria. "Biar nanti dia aja yang bersihkan Rum." ujar Evan lembut.

Rumi mengangguk cuek. "Rum? Gue ada salah?" Evan gak biasa ngeliat Rumi mulai cuek lagi padanya.

Rumi menggeleng. "Gak ada kok, udah ya gue mau masuk dulu. Mau tidur siang." ujarnya santai kemudian masuk ke dalam kamar.

Mengabaikan Jepri dan Evan yang terdiam ditempat, merasa tak suka dengan keabaian Rumi barusan.

"Kita ada buat salah kah?" gerutu Jepri kesal.

Evan mengedikan bahunya "Entahlah Mas, gue juga gatau."

"Aneh, apa Rumi lagi pms?"

"Mungkin aja sih."

Entahlah, mereka pusing memikirkannya.


















Bersambung🖐

Kost 25 [End]Where stories live. Discover now