K25-Dua Tujuh

20.3K 2.8K 126
                                    

Jangan lupa vote dan komen yaaa.

Happy Reading

Rumi merebahkan dirinya di kasur kamar kost, lelah sebenarnya ditambah luka di tangan yang tadi sudah diobati Jale.
  
"Rumi, gimana? udah tau belum?"

Decakan Rumi berikan, dia sempat kaget saat sosok gadis berwajah hancur dengan bola mata nyaris copot itu muncul di atas wajahnya.
  
Dengan kesal dia menggeplak kepala setan perempuan itu.
  
"Kebiasaan lo, buat gue kaget aja," ketus Rumi kesal.
  
Sosok gadis itu tertawa melengking, khas ketawanya kuntilanak sekali.

"Berisik ah, jangan ketawa-tawa lo."

"Aish, lo gak asik"

"Bacot, setan diam aja."
 
"Dih, sialan lo. "
  
Kenalkan, nama setan itu adalah Marta, sebenarnya masih ada dua lagi yaitu Zara dan Aima.

Ketiga gadis yang pernah mati di kost-kost an ini, sebenarnya Rumi tau mereka mati karena apa.
  
Ketiganya gantung diri karena skripsi mereka ditolak, dan untuk itu Rumi gak perlu cari-cari tau lagi.

"Gue liat-liat disini banyak cogan, tapi rasanya gue gak demen ngeliat mereka." cetus Marta.

"Bener ih, gue juga rada gak suka ngeliat mereka." sahut Zara.

Rumi tak menggubris ucapan hantu-hantu itu, capek, Rumi cuma mau hidup damai aja, elah.
  
Jam sudah nenunjukan pukul sembilan malam, sebentar lagi anggota kost akan berkumpul di dapur terbuka guna makan malam bersama.
 
Tok tok tok
  
Rumi menoleh saat pintu kamarnya diketuk seseorang, perlahan Rumi bangkit dan berjalan menuju pintu.
  
Tanpa menanyakan siapa yang mengetuk, Rumi langsung membukanya.
  
"Aya.."
  
"PERGI!"
  
Jantung Rumi berdegup amat cepat, Wajahnya pucat, matanya yang memandang takut Jhoni di depannya.

Jhoni menatap miris Rumi, sekarang Rumi sudah menjaga Jarak darinya, bahkan sekedar membalas sapaan Jhoni saja Rumi enggan.

"Aya, gue minta maaf.. lirihnya pilu.
  
Kaki Rumi lemas, tubuhnya sudah dingin ditambah gemetar yang semakin menjadi.

Hal yang membuat Rumi seperti ini adalah sesosok Genderuwo bermata merah di belakang Jhoni.
  
Dia tak takut apapun, tapi jangan berikan dia Genderuwo jelek, itu mengerikan dan Rumi benci itu.
  
"Aya-"

"Hiks.. pergi.. PERGI!! JANGAN GANGGU GUE! PERGI LO DARI SINI! PERGI!" Rumi menjerit histeris sampai membuat anggota lainnya lari ke kamar Rumi.

Samudra yang duluan sampai, mendorong tubuh Jhoni kasar, lalu menenangkan Rumi.

"Rum, lo kenapa?!" tanya nya panik.
  
Rumi memejamkan matanya sembari menyembunyikan wajahnya di dada Samudra, tubuhnya gemetar hebat.

"Sam... hiks... gue takut... hiks... usir dia... hiks... suruh dia pergi... hiks." tangisnya kacau.
  
Semua heran, kecuali Jepri, perlahan Jepri mendekati Samudra dan Rumi lalu mengelus rambut Rumi, dia membisikan kata-kata penenang untuk gadis manisnya.
  
"Gak papa dek, jangan takut, ada Mas di sini..." bisiknya lembut sembari menggenggam tangan Rumi erat.
  
Rumi membalas genggaman Jepri dan masih menangis.

Sementara Jhoni hanya mampu terdiam dengan tatapan kosong, Rumi takut padanya, Rumi menjauhinya, Rumi enggan dekat dengannya.

Keterpurukan Jhoni justru menjadi kebahagiaan bagi Anggota yang lain, setidaknya kalau Jhoni dijauhi berarti saingan mereka berkurang.
 
"Jhoni otw RSJ," ceplos Seron.

Bersambung

Kost 25 [End]Where stories live. Discover now