KC25-Lima

29.8K 4.6K 222
                                    

Met baca, jan lupa vote dan komen💪😾
.
.

JEPRI mengelus punggung Rumi lembut, gadis itu capek marah-marah dan malah ketiduran di sofa rumahnya.

"Gayatri..artinya Ratu..memang benar sih, aura mu sangat mirip seperti seorang Ratu, atau mungkin seorang Putri?" Jepri bergumam.

Dia beralih ke dahi Rumi dan mengelus poni yang jatuh ke dahinya.

Ditatapnya lekat wajah manis Rumi.

"Kamu gak cantik sama sekali, tapi wajah kamu buat siapapun betah memandangnya. Apalagi aura kamu itu seperti magnet.."

Jepri mengulas senyum lembut, dia berhenti mengelus rambut Rumi kemudian bangkit dari duduknya.

"Malam ini, tidur di sofa dulu ya Rum, maaf gabisa angkat kamu ke kamar soalnya gaboleh." Jepri berlari pelan menuju kamarnya.

Dia mengambil selimut serat matras tebal.

Lalu dia berlari lagi ke arah ruang tengah.

Jepri meletakan matras dibawah, jaga-jaga kalau Rumi jatuh nantinya dia akan jatuh ke matras dan tidak ke lantai.

Lalu Jepri memakaikan selimut tebal di tubuh Rumi.

Belanjaannya tadi sudah Jepri selamatkan dan diletakan di meja depan mereka ini.

Jepri berdiri, menghela napas panjang dengan tatapan mata yang berubah drastis.

Dingin dan menyeramkan, dibalik sosoknya yang lembut dan hangat, tak ada yang sadar jika Jepri ini bisa jadi sosok menyeramkan.

Amarahnya orang yang lemah lembut itu mengerikan.

"Siap-siap besok kena eval.." eval yang dimaksud adalah evaluasi yang berarti seluruh anggota kost akan dikumpulkan dan sedikit diberi peringatan.

Ini sudah keterlaluan, sampai menghancurkan kamar anggota kost lain itu sudah kelewatan.

Kalau seperti yang Seron dan Devilo lakukan masih bisa ditoleransi, tapi ini mendobrak kamar anggota lain dan mengacaukannya.

.
.

Memang benar, pagi harinya Jepri mengunci pagar depan supaya tak ada yang bisa pergi.

Semua sudah dikumpulkan di dapur terbuka, Rumi sendiri dibiarkan di kamarnya yang sudah dibereskan oleh seluruh anggota kost.

Rumi masih harus membereskan jajanan yang dia beli semalam, niatnya ingin berbagi malah tak jadi.

Karena stok jajanannya semalam sudah dihabiskan dan dihancurkan 5 biang kerok itu, jadinya Rumi menyimpan jajanan baru untuk dirinya.

Dia tak mau perduli pada eval yang Jepri berikan pada mereka semua.

Bodo amat dengan keinginan yang mau berbaur bersama anggota lain.

Rumi cuma mau hidup di kost ini dengan damai.

"Kalian sudah keterlaluan, Mas gak pernah ngizinin tingkah kalian semalam ya." ucapan Jepri memang tenang dan kalem.

Tapi itu mampu membuat ke 9 cowok yang duduk dikursi makan tertunduk takut.

"Maaf.." bisik Jerri menyesal.

Dia akui mereka semalam keterlaluan pada gadis pendatang itu. "Tapi Mas, bukannya-"

Protesan Samudra terhenti saat tatapan dingin penuh intimidasi milik Jepri tertuju padanya, Samudra menunduk dalam.

"Lupakan yang lewat, Rumi ini bukan gadis sembarangan."

"Baik Mas."

Jepri mengangguk puas. "Belajar menerima kehadirannya, belajar berbaur dengannya. Kalau mau iseng sewajarnya saja, semalam itu udah gak wajar lagi. Kalian kayak maling tau gak."

Ujaran itu semakin membuat mereka tertunduk.

"Baik Mas.." jawab mereka bersamaan.

Jepri selesai dengan eval, dia berlalu pergi dari dapur terbuka dan berjalan menuju kamar Rumi.

Pandangan ke 9 cowok itu masih tertuju pada Jepri.

"Mas Jep mau apa sih.." gerutu Brandon kesal.

"Entahlah." sahut Jhoni malas.

Jepri mengetuk pintu kamar Rumi pelan.

Tok tok tok.

"Rum, ini Mas Jep." ujarnya lembut.

Rumi langsung beranjak dari duduknya dan membuka pintu.

Senyum teduh milik Jepri membuat Rumi adem seketika. "Kenapa Mas?"

Jepri tak menjawab dan malah mengelus rambut Rumi pelan, lalu pergi begitu saja membuat semua yang ada disana tercengang.

Terlebih Jhoni. "Sial..apa Mas Jep suka sama Aya?" btw Jhoni lebih suka memanggil dan menyebut Rumi itu degan sebutan Aya.

Biar beda aja gituloh.

Entahlah, pasti ada maksud lain nih, percaya deh.

Secara kan, tipe ideal Jhoni ada pada Rumi semua, cuma Jhoni masih malas untuk mendekatinya.

Sifat ansos dan pendiamnya tak mendukung.

"Btw...muka Rumi tuh sedikit...unik." celetukan Seron membuat mereka terfokus pada Seron.

"Maksud lo? Rumi tuh gak cantik bray, b aja menurut gue." nyinyir Jerri malas.

"Hati-hati lo Jer, biasanya yang suka nyinyir tuh bakalan jadi bulol." peringat Davin.

Jerri mendelik. "Iuw, ogah banget gue bulol demi si muka b aja itu." gidiknya ngeri.

Yah...siapa yang tau yakan.

Bahkan Evan dan Devilo saja asik memandangi Rumi yang sedang melempar sampah menuju tong yang ada di depan kamarnya.

"Hm..ya juga sih..muka Rumi tuh unik..gak cantik, tapi buat betah.."

"Menurut gue, lebih enak mandangi yang buat betah ketimbang cantik."

Percakapan antara Wahyu dan Evan membuat mereka terdiam, mulai berfikir keras.

Hayoo..mulai-mulai oleng kah kalian?

























Bersambung💪😾

Kost 25 [End]Where stories live. Discover now