K25-Dua Lima

20.8K 3.7K 380
                                    

Met baca, kalau mau up banyak tolong vote dan ramaikan kolom komentar🖐

💪😾
.
.

2 MINGGU setelah kejadian itu, Rumi menjalani hidupnya seperti biasa, bangun tidur, masak untuk anak kost, lalu nyuci baju baru setelahnya dia mandi dan berangkat kerja.

Rumi mendengus pelan saat melewati kamar Jhoni dan melihat pemandangan yang membuat Rumi sedikit terpukau.

Jhoni yang memang hobinya nge dance, nampak tengah meliak-liukan tubuhnya dengan iringan musik memenuhi kamarnya.

"You got me feeling like a sycho~sycho~" nyanyinya dengan gerak tubuh yang sesuai irama.

Rumi bersidekap dada sembari memandang Jhoni lembut.

"Bagus banget badan lo Jon, kalah gue." Jhoni tersentak dan langsung berbalik.

Apalagi...dia cuma pakai singlet hitam dan hotpans biru.

Rumi baru tau kalau badan Jhoni tuh ideal plus bagus, pinggangnya bahkan agak ramping.

Pantatnya memang tak montok, namun..sedikit bulat.

Jhoni menunduk sembari memilin ujung singletnya, sejak kejadian Rumi tau bahwa Jhoni mantan Femboy.

Dia selalu merasa malu saat Rumi ada di dekatnya, Jhoni akan menunduk dan pergi saat Rumi ada.

"Lo ngapain kesini!?" sewotnya berusaha terlihat galak.

Walau matanya melotot lebar, tapi pipinya sudah merona merah dengan bibir yang bergetar pelan.

Rumi mengedik. "Gue cuma lewat, lagipula di kost ini cuma ada kita berdua doang. Yang lain lagi pergi." celetuk Rumi santai.

Tanpa sadar, Jhoni mengerucutkan bibirnya.

"Keluar! Gue mau ganti baju!" usir Jhoni kesal.

"Ganti aja, biar gue liatin." cetus Rumi santai.

Jhoni menghentakan kakinya kesal, tanpa menunggu Rumi keluar dia langsung membuka singlet menunjukan bentuk tubuh rampingnya.

Rumi menyunggingkan senyum miringnya. "Nantangin ya?" perlahan Rumi berjalan mendekati Jhoni yang terdiam di tempat.

Perlahan Rumi merengkuh dua sisi pinggang ramping Jhoni

"Jujur Jhon, lo ganteng tapi gue akui lo cantik saat lo malu." bisiknya lembut.

Jantung Jhoni berdegub kencang, dia menatap Rumi dengan manik hitamnya yang bergetar.

Begitu Rumi melepas rengkuhannya, Jhoni langsung jatuh terduduk lemas.

Kepalanya tertunduk, wajahnya sudah merah gak karuan.

Rumi menggeleng pelan, dia berjalan keluar kamar Jhoni sembari menutup pintu kamar Jhoni.

Bahu Jhoni gemetar, air mata menetes dari mata Jhoni.

"Hiks..sial..gue gamau balik kayak dulu lagi..hiks..gue gamau dicampakin lagi..hiks..gue gamau dibuang sehabis dipakai..hiks..gue benci..hiks..gue gamau!"

Rumi denger racauan itu, dia cukup tau kenapa Jhoni ansos dan suka bersikap dingin pada siapapun.

Dia trauma, pernah diperkosa pacar yang sangat dia percayai dan berakhir dibuang seperti sampah.

Jhoni menutup diri, trauma pemerkosaan bukan hanya dialami wanita tapi Pria juga bisa menerimanya.

Dalam kasus Jhoni, dia diperkosa pacar pertamanya lalu ditinggal begitu saja dalam keadaan tubuh penuh luka dan bagian lubang anal yang robek.

Kekasih pertama Jhoni adalah seorang female dominant, dan yah, begitulah yang dia rasakan.

....

Makan malam mereka hari ini terasa tak ada bedanya, cuma..malam ini Jhoni lebih sering mandangi Rumi dengan tatapan yang sedikit aneh.

Dia masih teringat dengan perlakuan lembut Rumi tadi pagi.

Jepri melihat tatapan Jhoni pada Rumi sontak mendesis lirih. "Jhon, kamu suka sama Rumi ya?" ceplos Jepri tak tanggung-tanggung.

Jhoni tersentak dan atensi di meja makan langsung tertuju pada Jhoni.

"Hah? Gue suka sama si Aya?" tanya nya sedikit sarkas.

Jepri mengangguk. "Iya, kamu mandangi Rumi mulu." jawab Jepri.

Jhoni menahan debar dijantungnya saat melihat tatapan Rumi padanya.

"Ha, hahaha ya enggak lah! Gue mana sudi suka sama cewek bodoh otak lemot kayak dia. Selera gue gak serendah itu, apa sih yang bisa gue pandang dari dia? Cantik enggak, anggun enggak, pinter enggak, tinggi enggak. Gak ada alasan gue buat suka sama dia."

Hening, semua yang ada disana tak percaya mendengar ucapan Jhoni yang sangat menyakitkan.

"Jhon! Lo kalau gak suka, gak perlu jelekin Rumi!" bentak Samudra marah.

Jhoni diam saja. "Itu kenyataan, dia gak punya hal yang pantas dijadikan alasan untuk disukai orang lain." sinis Jhoni makin menjadi.

Mereka tak percaya Jhoni sejahat itu.

"Jhoni, gue harap lo bakalan nyesel karena ucapan lo." desis Brandon geram.

Ingin sekali mereka menghantam wajah Jhoni tapi peraturan kostan melarang mereka melakukan itu.

"Gak bakal." jawabnya tak acuh.

Kini, fokus mereka tertuju pada Rumi yang masih memakan makan malamnya.

"Rum-"

"Gue denger, gue gak bantah karena gue tau itu kenyataan. Gue emang bodoh, gue lemot, gue gak cantik, badan gue gak ideal. Gue sadar semuanya, gak perlu diperjelas lagi." ujarnya tenang.

Hati mereka nyeri mendengar ucapan Rumi.

"Teteh jangan gitu.." lirih Jerri.

"Mbak Rum sempurna dimata Ilo mbak."

Rumi terkekeh pelan, walau air mata turun dikedua pipinya.

"Gue selesai makan, gue masuk ke kamar duluan." tanpa menatap Jhoni, Rumi pergi dari sana.

Dia sakit hati untuk yang kesekian kalinya.

"Lo keterlaluan Jhon, gue mati-matian deketin Rumi supaya dia gak jauhin gue lagi, lo yang udah deket sama dia malah ngomong kayak gitu. Gila lo Jhon." Evan tak percaya saja.

Jika Jhoni berani mengatakan hal itu sampai Rumi menangis, dipastikan setelah ini Rumi tak akan lagi perduli pada Jhoni.

Sementara Jhoni hanya menunduk dalam, kedua tangannya ada diatas pahanya sendiri.

Dia gak bermaksud, dia hanya malu karena perasaannya ketahuan sekarang.









































Bersambung💪😾

Kost 25 [End]Where stories live. Discover now