K25-Selesai

22.3K 2.9K 237
                                    

Jangan lupa votenya!

Happy Reading

Jhoni meratapi dirinya yang terpisah dari tubuhnya sendiri.
 
Sama seperti Evan yang saat ini menangis pilu melihat Rumi yang sudah tergeletak lemah di rerumputan.
 
Tak terasa jiwa mereka kembali lagi ke tubuh mereka saat ini.

Pistol yang baru saja menembakan isinya itu jatuh begitu tubuh gadis berbaju putih di antara keduanya sudah jatuh bersimbah darah di rerumputan.
  
Tak ada yang bersuara, sampai teriakan salah satu di antara banyaknya penghuni kost itu keluar dan mengejutkan semuanya.
  
"RUMI! ENGGAK! HARUSNYA RUMI GAK JADI TUMBAL!" jeritan penuh kepedihan terdengar dari sela bibir Samudra.
  
Yang lain tak tau jika hari ini adalah hari pengambilan, dan lebih sialnya lagi mereka dikunci di kamar dan rumah masing-masing.
  
Memang biasanya jika hari pengambilan, setiap kamar akan terkunci dan tak akan terbuka jika tumbalnya belum mati.
  
Berarti saat ini, Rumi sudah..mati?
  
Semua langsung terduduk lemas, hujan berhenti seakan menjadi pertanda jika pengambilan hari ini berhasil.
  
Devilo, Seron, Jerri, Davin dan Brandon tak kuasa menahan tangis mereka.
  
Ini aneh, kenapa ada dua perantara, sementara Evan dan Jhoni, mulai linglung.
  
Apalagi Evan, kenapa dia bisa ada di luar sini, pandangannya jatuh pada Rumi yang sudah lemas, kini ada di pangkuan Samudra.
  
"Rumi kenapa!? Siapa yang lakuin ini!?" serunya panik seketika.
  
Jepri dengan cepat mendorong Evan agar menjauh dari mereka.

"Kau yang sudah menembaknya, selamat ya Evan," sarkasnya pedih.
  
Air mata mengalir perlahan turun di kedua matanya.
  
Jhoni sendiri sudah lemas, dia gatau apa-apa, tapi melihat Rumi sudah seperti itu, pikirannya mendadak kosong.
  
TIN TIN!
  
BRAK!
  
Mereka semua tersentak kaget, suara hantaman dan klakson mobil membuat semuanya menoleh ke belakang.
  
Ada lima orang laki-laki berbeda usia berlari menuju mereka, yang terlihat lebih tua nampak sangat kalut.

"Adek!" serunya tak percaya, tanpa menunggu apapun Melvio langsung menggendong tubuh Rumi yang sudah dingin.
  
"Kalian semua, akan membayar mahal untuk semua ini!" perkataan penuh penekanan dari Glen membuat mereka kalut.
  
Dengan cepat, Melvio bersama keempat saudaranya pergi keluar dari kost an itu.
  
Kali ini, mereka tak akan membiarkan permata mereka kabur lagi, Rumi akan kembali ke sangkar emasnya.
  
Sudah cukup dengan acara kabur-kaburan ini, Rumi pikir keluarga besar ga tau dia pergi kemana, semuanya tau.
  
Mereka membiarkan Rumi bebas untuk sekali ini saja, tapi lihatlah?
  
Sekali dibebasin, Rumi langsung sekarat seperti ini.
  
Jadi sudah diputuskan, setelah kejadian mengerikan ini, penjagaan ketat akan mereka berikan pada Rumi.
  
Permata satu-satunya yang ada di keluarga mereka.
  
Permata yang sudah mendapatkan pelajaran hidup, bahwa di luar sana belum tentu orang akan memperlakukannya lembut.
  
Rumi sudah mendapat kebebasan, sudah mendapat teman, sudah mendapat pengalaman naik ke Gunung
  
Dan mendapat pengalaman dengan kematian.
  
Lantas setelah ni? yah tentu saja, Rumi akan dikurung kembali. 

—Selesai—
  

Kost 25 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang