17. Meet again

303 12 1
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.









Kamelia dan Divya Sedang berjalan di koridor menuju perpustakaan sekolah. Mereka berjalan tanpa ada gangguan dari trio kampret, karena mereka bertiga anti sama namanya buku apalagi harus ke perpus.

Disisi lain, dari arah yang berlawanan ada Claretta, Davina, dan Zelmira berjalan dengan angkuhnya. Mereka yang melihat Kamelia menatap sinis gadis tersebut.

"Akhirnya kita ketemu juga cewek jala*ng!" Gumam Davina.

"Ayo, kita hadang dia." Ucap Claretta.

Kamelia dan Divya menghentikan langkahnya saat Claretta geng menghalangi jalannya. Davina berjalan mendekati Kamelia sembari tersenyum.

"Hay, nggak nyangka ya kita ketemu lagi, Lia!" Sapa Davina.

Sedangkan Kamelia yang tahu maksud sapaan itu hanya menatap datar Davina kalau dirinya tidak takut lagi dengan gadis itu.

"Oh, gue kira siapa. Ternyata itu elo ya," ucap Kamelia sembari tersenyum miring.

Davina bingung dengan reaksi Kamelia. Biasanya kamelia akan gemetar ketakutan saat melihat dirinya.

"Cih, ternyata apa yang dibilang Claretta benar Lo udah berubah Lia. Hahaha.. walaupun begitu lo tetap gadis pengecut yang gue kenal!" Ucap Davina dalam hati.

Di sisi lain, Zelmira menatap sinis Divya dan Divya pun membalasnya tak kalah sinis.

"Udah lama ya kita nggak main, Divya!" Ujar Zelmira menatap rendah Divya.

Divya tahu maksud kata main yang di ucapkan zelmira. Kalau mereka telah lama tidak menggangu atau membuli dirinya lagi.

Kemudian, Claretta mendekati Kamelia. Menatapi Kamelia dari ujung rambut sampai ke ujung kaki.

"Cih, Lo memang cewek jal*ng Kamelia! Gue bakal buat Lo hidup sengsara, ingat itu!" Ancam Claretta.

Davina menyeringai, lalu berbisik pada Kamelia. "Lo tunggu aja permainannya!"

Setelah itu, Claretta, Davina dan Zelmira melangkah pergi. Begitu pun Kamelia dan Divya ikut melangkah pergi tapi Berlawanan arah dengan Claretta geng.

Kamelia menundukkan kepalanya. Divya khawatir melihat Kamelia.

Divya pun bertanya pada Kamelia, "lia? Lo nggak-"

"Pfffff Hahaha!..." Kamelia pun tertawa. Divya kaget dan menatap bingung Kamelia.

"Hahaha!... mereka benar-benar lucu ya," Ujar Kamelia sembari tertawa. Lalu berhenti dan menoleh ke belakang menatap geng Claretta.

"Hidup sengsara? Tunggu permainannya? Cih! kehidupan sengsara kalian udah dimulai tuh, dan permainannya juga telah gue MULAI!!!" ucap kamelia sembari menyeringai dengan tatapan mata melotot tajam melihat mereka.

Divya yang melihat tatapan Kamelia bergidik ngeri. Kamelia benar-benar menakutkan tapi ia menyukainya." pikir Divya.

Divya pun membulatkan tekadnya. "Gue juga nggak bakal nyerah! Gue juga harus membalas kembali perbuatan mereka!"

Setelah itu, Kamelia dan Divya melangkah pergi menuju ke perpustakaan.

...
Keesokan harinya, Ansel datang bersama kedua temannya. Mereka melangkah menuju ke kelas bersama. Mereka bertiga menjadi pusat perhatian semua orang.

"Kyaaa...Ansel setiap harinya tetap ganteng banget,"

"Ian setiap paginya juga selalu ceria!"

"Putra juga setiap harinya tetap ramah nambah suka deh gue jadinya,"

"Semua most wanted sekolah kita ini memang terbaik!"

"Kyaa...mereka jodoh gue semua!"

Ansel menatap datar semua orang, sedangkan Ian tersenyum senang melihat mereka. Lalu, putra hanya tersenyum simpul .

Kemudian, Ansel tidak sengaja melihat Kamelia sedang berjalan di depannya. Dia pun tersenyum, lalu memanggilnya.

"Kamelia!" Seru Ansel.

Kamelia yang namanya disebut pun menoleh ke belakang. "Ansel? Ada apa?" tanyanya bingung.

Kemudian Ansel berlari kecil ke arah Kamelia, tanpa peduli dengan tatapan Ian dan putra yang menatap dirinya bingung.

"Gue nggak salah liat kan? Sejak kapan mereka jadi begitu dekat?" tanya putra.

"Entahlah, gue juga baru tahu kalau mereka dekat." Balas Ian.

Ian dan putra memperhatikan Ansel dan Kamelia yang nampak begitu akrab. Mereka berdua dibuat penasaran dengan sahabat mereka itu.

Pasalnya, Ansel itu anti dengan namanya cewek. Tapi, kali ini berbeda. Ansel tidak seperti biasanya di mata mereka.

Kemudian, Ansel dan kamelia memasuki koridor sekolah yang dibelakangnya Ian dan putra mengiringi dari belakang. Mereka berencana untuk mengintrogasi Ansel di kelas nanti mengenai hal yang mereka lihat barusan.

Ian dan putra pun terlebih dahulu menuju ke kelas mereka, sedangkan Ansel masih berbicara dengan Kamelia di depan kelas Kamelia. Tak lama, Ansel pun masuk ke kelas dengan tas yang tersampir di bahu kanannya.

Ansel melangkah santai menuju ke arah mejanya berada. Ian dan putra yang melihat itu langsung bergegas menghampirinya.

"Hey, sejak kapan Lo deket sama Kamelia?" tanya putra.

"Kalian berdua kok bisa deket gitu?" tanya Ian heran.

"Tega bener lu nggak cerita ke kita berdua," ucap Ian lagi.

"Kalian berdua ada hubungan apa?" tanya putra.

"Apakah kalian ada hubungan spesial?" Tanya Ian.

Ansel mendudukkan dirinya dibangkunya dan menatap kedua sahabatnya datar. Dia berusaha mengabaikan mereka akan tetapi kedua sahabatnya tidak menyerah dan terus melontarkan pertanyaan.

"Hey kok Lo diem aja sih? Ayo dong cerita," bujuk putra.

"Iya dong sel, Lo tau kan gue kepo banget," timpal Ian.

"Kalian kok bisa deket gitu gimana ceritanya?" tanya putra.

Ansel jengah melihat mereka terus memaksanya pun menyerah. Lalu, menghela nafasnya kasar.

"Gue dan Kamelia pacaran! Puas Lo berdua!" Tegas Ansel.

Ian dan putra terdiam sejenak, lalu-

"APA?!!!" Teriak mereka berdua barengan.

Mereka sangat terkejut dengan pernyataan Ansel. Mereka benar-benar tidak percaya dengan apa yang didengarnya ini.

"Bagaimana ceritanya kalian bisa pacaran?" tanya Ian.

Ansel tersenyum, lalu berkata "karena gue suka."


🍂🍂🍂

Revenge the sweet [ Finish ]Where stories live. Discover now